“Ketika Perang Korea berlangsung, tentara Turki yang datang membantu Korea Selatan adalah kontingen terbesar kedua setelah tentara Amerika Serikat. Dari mereka lah pondasi awal penyebaran Islam pada era modern di Korea Selatan terbangun.”
–O–
Pada tanggal 25 Juni 1950, Perang Korea dimulai ketika sekitar 75.000 Tentara Rakyat Korea Utara berbondong-bondong melintasi paralel ke-38, batas antara Republik Rakyat Demokratik yang didukung Uni Soviet di Utara, dan Republik Korea yang didukung Negara-negara Barat di Selatan. Invasi ini merupakan aksi militer pertama dalam Perang Dingin.[1]
Pada bulan berikutnya, tentara Amerika Serikat mulai diterjunkan ke medan perang untuk membela Korea Selatan. Pernyataan resmi dari pejabat AS, perang ini adalah sebuah perang perlawanan terhadap Komunisme Internasional. Setelah sekian lama baku hantam di daerah perbatasan, perang terhenti dengan jumlah korban yang tidak terhitung.[2]
Sementara itu, para pejabat AS berusaha keras mencoba berkomunikasi dengan Korea Utara untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata. Mereka khawatir perang ini akan meluas sehingga melibatkan Rusia dan China—atau bahkan, seperti yang beberapa orang peringatkan, terjadinya Perang Dunia III. Akhirnya, pada bulan Juli 1953, Perang Korea berakhir. Secara keseluruhan, sekitar 5 juta tentara dan warga sipil kehilangan nyawa mereka selama perang. Sampai hari ini, Semenanjung Korea masih terbagi dua, yakni menjadi negara Korea Utara dan Korea Selatan.[3]
Kedatangan Tentara Turki
Dalam situasi seperti itu, ketika perang masih berlangsung sebanyak 15.000 tentara Turki datang sebagai pasukan sukarela untuk Korea Selatan.[4] Tentara Turki adalah kontingen tentara terbesar kedua setelah AS.[5] Ketika perang berlangsung, Turki mendirikan banyak “masjid tenda” (masjid temporer yang terbuat dari tenda-tenda) yang pada awalnya dimaksudkan untuk dijadikan tempat ibadah bagi tentara Turki.[6]
Namun dalam perkembangannya, ternyata banyak juga orang-orang Korea Selatan yang masuk Islam karena terpengaruh oleh para tentara Turki tersebut. Tenda masjid tersebut seringkali digunakan untuk proses syahadat orang-orang Korea Selatan. Peristiwa tersebut menjadi dasar bagi penyebaran Islam di Korea Selatan pada abad ke-20.[7]
Di tahun pertama kedatangan tentara Turki, orang Korea Selatan yang masuk Islam sudah mencapai sebanyak 200 orang.[8] Setelah perang usai, banyak dari tentara Turki tersebut yang lebih memilih untuk tetap tinggal di Korea Selatan dengan misi untuk mengenalkan Islam kembali ke Korea Selatan setelah sekian lama terputus dari sejak era Dinasti Joseon. Keterlibatan dan upaya bantuan Turki di Korea Selatan meninggalkan kesan yang begitu dalam bagi orang-orang Korea Selatan. Sehingga bukan hal yang aneh bagi orang Korea Selatan untuk menggambarkan orang-orang Turki sebagai “saudara laki-laki” mereka.[9]
Masjid Pertama
Tahun demi tahun terus bejalan, dan penyebaran agama Islam di Korea Selatan terus berlanjut. Pada tahun 1960-an, penduduk Muslim Korea Selatan sudah mencapai 3.000 orang.[10] Masuk tahun 1965, agama Islam sudah mulai dikenal luas, dan di tahun itu juga Federasi Muslim Korea (KMF) didirikan di Seoul. Berdirinya KMF bukan hanya membawa kesempatan bagi umat Islam untuk menyebarkan firman Allah dan Nabi Muhammad SAW di Korea Selatan melalui kitab suci Al-Quran saja, namun juga sebagai jalan untuk mendirikan masjid resmi pertama negara tersebut untuk Muslim dan orang-orang Korea.[11]
Pada tahun 1976 Masjid Sentral Korea didirikan di Itaewon, Seoul. Pada tahun pertama masjid tersebut didirikan, jumlah Muslim di Korea sudah mencapai 15.000 orang, kemudian pada tahun-tahun berikutnya jumlah tersebut terus bertambah hingga mencapai 35.000 orang, hingga pada tahun 1990 jumlah masjid di Korea sudah bertambah hingga mencapai lima tempat.[12]
Hubungan Ekonomi dengan Timur Tengah
Faktor lain yang membuat semakin bertambahnya orang-orang Korea Selatan yang masuk agama Islam adalah hubungan Ekonomi antara Timur Tengah dan Korea Selatan yang berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir ini. Pada tahun 1970-an dan 1980-an, sejumlah pekerja Korea pergi ke wilayah tersebut untuk membangun infrastruktur seperti jalan dan jembatan. Pertumbuhan pembangunan konstruksi di Timur Tengah yang sangat cepat membantu memacu pertumbuhan ekonomi Korea Selatan.[13] Banyak di antara para pekerja tersebut, sekembalinya ke Korea Selatan sudah memeluk agama Islam.[14]
Selama 40 tahun terakhir, sekitar 70 % proyek konstruksi dan infrastruktur luar negeri Korea berada di Timur Tengah. Juga, hampir 90 persen sumber energi impor Korea Selatan, seperti minyak mentah, berasal dari Timur Tengah. “Kedua belah pihak ditakdirkan untuk menjadi mitra,” kata Lee Hee-soo, pakar budaya Islam terkemuka di Korea, dan profesor di Departemen Antropologi Budaya Universitas Hanyang. “Timur Tengah adalah pasar yang sangat penting bagi Korea, yang sekarang mewarisi model pembangunan ekonomi kita ke wilayah, seperti yang dilakukan orang Arab (terhadap Korea, pada awal Dinasti Joseon),” lanjutnya.[15] (PH)
Bersambung ke:
Kehidupan Muslim di Korea Selatan (3): Pasang Surut Citra Islam
Sebelumnya:
Kehidupan Muslim di Korea Selatan (1): Sejarah Masuknya Islam (1)
Catatan Kaki:
[1] “Korean War”, dari laman https://www.history.com/topics/korean-war, diakses 9 Maret 2018.
[2] Ibid.
[3] Ibid.
[4] Radu Diaconu & Athena Tacet, “The Muslims of South Korea”, dari laman https://www.aljazeera.com/indepth/inpictures/2017/11/muslims-south-korea-171114104611451.html, diakses 8 Maret 2018.
[5] Park Hyong-ki, “History of Islam in Korea”, dari laman http://www.islamkorea.com/english/koreahistoryislam-kh.html, diakses 9 Maret 2018.
[6] Radu Diaconu & Athena Tacet, Ibid.
[7] Ibid.
[8] Sumaya El-Zaher, “This is How Korean and Islamic Traditions Are Connected, in History and Today”, dari laman http://mvslim.com/the-history-of-islam-in-the-korean-peninsula/, diakses 8 Maret 2018.
[9] Radu Diaconu & Athena Tacet, Ibid.
[10] Sumaya El-Zaher, Ibid.
[11] Park Hyong-ki, Ibid.
[12] Sumaya El-Zaher, Ibid.
[13] Park Hyong-ki, Ibid.
[14] Radu Diaconu & Athena Tacet, Ibid.
[15] Park Hyong-ki, Ibid.
Lailahaillah Muhammadur Rosulullah Tiada Tuhan Selain Allah dan Nabi Muhammad Adalah Utusan Allah begitulah walaupun sekafir kafirnya manusia kalau Allah memberikan RahmadNya kepada siapa yang dikehendaki pasti akan terwujud, dan terima kasih juga saya ucapkan kepada wali yang menyebarkan Agama Islam kepada rakyat Korea Selatan semoga cepat berkembang Islam di Negeri sana.