Kehidupan Muslim di Korea Selatan (4): Mereka yang Muda yang Berdakwah (1)

in Lifestyle

Last updated on March 12th, 2018 02:11 pm

“Awalnya Muna merasa dikucilkan setelah masuk Islam. ‘Tapi ketika saya belajar lebih banyak tentang Sunnah dan Hadist, saya kadang menemukan kebiasaan dalam Islam yang Ibu saya juga ajarkan kepadaku,’ katanya.”

–O–

Di tengah gelombang citra negatif Islam di Korea Selatan setelah peristiwa 9/11 di Amerika Serikat dan penyanderaan warga Korea di Afghanistan tahun 2007, nyatanya masih ada pemuda-pemudi Korea Selatan yang memutuskan untuk masuk Islam. Demi sebuah kebenaran yang mereka yakini, mereka rela menerima berbagai “kesulitan”  yang mereka alami setelah memeluk agama Islam, mulai dari persoalan sederhana seperti makanan sampai dengan persoalan yang cukup berat seperti pertentangan dengan keluarga.

Artikel kali ini akan membahas beberapa icon anak muda Korea yang memutuskan untuk menjadi Islam, dan kemudian, dengan cara masing-masing mereka berusaha mempromosikan Islam di Korea Selatan.

 

Muna Hyunmin Bae

Muna Hyunmin Bae, lahir di Korea Selatan, saat ini tinggal di Uni Emirat Arab untuk melanjutkan studinya. Dia mengambil jurusan Desain Scenography and Stage di Kaywon School of Art and Design di Korea Selatan. Dia masuk Islam pada tahun 2009 dan memulai karya pribadinya untuk wanita Muslim Korea yang mengenakan ‘Han-bok’, sebuah kostum tradisional Korea. Tujuan utama dari karyanya adalah untuk mempromosikan tradisi Korea yang menurutnya tidak jauh berbeda dari praktik kepercayaan Islam. Dia mengatakan bahwa ajaran Islam mirip dengan gaya hidup dan penampilan tradisional wanita Korea.[1]

Muna Hyunmin Bae, menurutnya ajaran Islam mirip dengan gaya hidup dan penampilan tradisional wanita Korea. Photo: Instagram Muna Hyunmin Bae (@mhmbae)

Awalnya dia merasa dikucilkan setelah masuk Islam. “Tapi ketika saya belajar lebih banyak tentang Sunnah dan Hadist, saya kadang menemukan kebiasaan dalam Islam yang Ibu saya juga ajarkan kepadaku,” katanya. Koneksi dan persamaan ini dia tuangkan melalui karya-karyanya, banyak di antara karyanya yang menunjukkan wanita Korea mengenakan pakaian Hanbok tradisional yang dikombinasikan dengan Hijab khas Islam.[2]

Muna Hyunmin Bae terisnpirasi oleh pakaian tradisional yang dikenakan oleh wanita di masa Dinasti Joseon (1392-1910)  yang disebut Jang-ot. Ketika wanita-wanita di masa Dinasti Joseon keluar rumah, mereka akan menutupi seluruh tubuh mereka dari kepala sampai kaki, kadang-kadang termasuk wajah mereka. Mereka berpikir bahwa wanita harus melindungi kehormatan dan kebajikan untuk keluarganya dan dirinya sendiri dengan menutupi tubuhnya. Menurut Muna, hal tersebut sangat mirip dengan ajaran Islam yang mewajibkan para wanitanya untuk berhijab.[3]

“Saya ingin mencoba mengeksplorasi kultur Korea dan mencari kemiripannya dengan ajaran Islam melalui gambar-gambarku. Dan ingin menunjukkan bahwa orang Korea pun bisa menjadi Muslim,” ujar Muna.[4] Berikut ini beberapa karya Muna di Instagram:

Bersama Federasi Muslim Korea (KMF), Muna juga pernah mempublikasikan buku hadist bergambar untuk anak-anak Muslim Korea. Buku tersebut merupakan adaptasi dari buku karya Mehmet Yasar Kandemir yang berjudul Hikayelerle Çocuklara 40 Hadis terbitan Istanbul, Turki. Muna menggelar pameran pertamanya yang bertajuk The Dignity di Sikka Art fair, Dubai, UAE pada tahun 2014 lalu.[5]

“Terkadang saya mendapatkan tanggapan negatif dari orang-orang di Korea tentang konsep saya”, dia melanjutkan. Islam masih merupakan agama yang sangat muda di Korea. “Oleh karena itu, saya selalu mencari lebih banyak sumber-sumber (referensi) yang memiliki koneksi antara timur jauh dan timur tengah,” ujarnya.[6]

 

Ola Bora Song

Ola Bora Song, adalah seorang Muslim Korea yang masuk Islam pada tahun 2007, yakni tahun di mana terjadinya krisis penyanderaan warga Korea di Afghanistan. Dia bercerita mengenai beberapa pengalamannya setelah masuk Islam,  “beberapa orang akan berteriak kepada saya dan mengatai saya agar kembali ke negara saya (padahal Bora adalah orang asli Korea), sementara yang lain mengatakan bahwa saya memiliki bom di jaket saya,” katanya.[7]


“Bagi mereka (orang-orang Korea), orang asing Muslim dapat diterima, tapi bukan seorang Muslim Korea. Sebagian besar orang Korea memiliki citra buruk tentang Islam yang salah digambarkan oleh media Korea,” kata Bora, yang berjuang untuk menemukan informasi di internet yang akurat tentang Islam di Korea sebelum dia masuk Islam. Dia sekarang bekerja di masjid Seoul dan memberikan ceramah setiap hari kepada banyak orang Kristen Korea Selatan dan yang lainnya yang ingin tahu lebih banyak tentang Islam.[8]

Dia mencoba menjawab semua pertanyaan mereka untuk menghindari kesalahpahaman. “Saya pernah menjadi non-Muslim dan saya mengerti kesalahpahaman mereka, oleh karena itu saya ingin memberi mereka semua informasi yang mereka butuhkan untuk memahami apa sebenarnya Islam, yaitu agama yang damai dan terhormat.” Ceramahnya terbukti cukup berhasil. “Beberapa orang yang telah berprasangka tentang agama (Islam) akan mendatangi saya setelah ceramah dan mengatakan betapa menyesalnya mereka karena tidak tahu,” katanya.[9]

Dalam setiap ceramahnya Lebih dari 1.000 sampai 2.000 orang hadir, Bora menyadari bahwa rata-rata dari sekitar 10 %-nya ingin tahu lebih banyak tentang Islam dan mempertimbangkan untuk berkonversi. Dengan lebih dari 140.000 pengikut Instagram, Bora telah menjadi sensasi di dunia maya, dan dia telah menjadi sosok inspirasional bagi banyak umat Islam di seluruh Asia. Di Korea Selatan, di mana kecantikan telah menjadi budaya integral masyarakatnya, Bora seringkali tampil modis dengan jilbabnya yang berwarna-warni, dia berusaha memainkan peran ganda sebagai seorang Muslim dan juga seorang Korea.[10] (PH)

Bersambung ke:

Kehidupan Muslim di Korea Selatan (5): Mereka yang Muda yang Berdakwah (2)

Sebelumnya:

Kehidupan Muslim di Korea Selatan (3): Pasang Surut Citra Islam

Catatan Kaki:

[1] “Muna Hyunmin Bae”, dari laman https://www.mhmbae.com/biography, diakses 11 Maret 2018.

[2] Karim Jordan, “Being Muslim and Korean – A Combination That Surprises Many”, dari laman http://mvslim.com/being-muslim-and-korean-a-combination-that-surprises-many-2/, diakses 11 Maret 2018.

[3] Andi Nur Aminah, “Muna Hyunmin Bae, Mualaf Korea yang Bercerita Islam Melalui Gambar”, dari laman http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/16/03/02/o3dy8h384-muna-hyunmin-bae-mualaf-korea-yang-bercerita-islam-melalui-gambar, diakses 11 Maret 2018.

[4] Ibid.

[5] Ibid.

[6] Karim Jordan, Ibid.

[7] Radu Diaconu  & Athena Tacet, “The Muslims of South Korea”, dari laman https://www.aljazeera.com/indepth/inpictures/2017/11/muslims-south-korea-171114104611451.html, diakses 11 Maret 2018.

[8] Ibid.

[9] Ibid.

[10] Ibid.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*