Mozaik Peradaban Islam

Kisah Nabi Yunus (7): Telaah Saintifik, Adakah Ikan yang Mampu Menelan Manusia Secara Utuh?

in Sejarah

Seekor Paus Sperma bisa memiliki panjang 20,5 meter. Tulang rahangnya kira-kira 25% dari panjang tubuhnya, jadi mulutnya cukup besar untuk dapat memasukkan tubuh manusia.

Ilustrasi perbandingan ukuran antara Paus Sperma, Gajah, dan Manusia. Foto: Encyclopaedia Britannica

Kisah tentang Nabi Yunus as bukan hanya terdapat di dalam Alquran dan hadis-hadis, tetapi ada juga di dalam Alkitab. Berikut ini adalah beberapa ayatnya:

“Kemudian mereka mengangkat Yunus, lalu mencampakkannya ke dalam laut, dan laut berhenti mengamuk. Orang-orang itu menjadi sangat takut kepada Tuhan, lalu mempersembahkan korban sembelihan bagi Tuhan serta mengikrarkan nazar. Maka atas penentuan Tuhan datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya.” (Yunus [Jonah] 1: 15-47)[1]

Meskipun ada beberapa perbedaan kronologis dengan versi Islam, namun secara umum mereka memiliki banyak kesamaan daam hal ditelannya Nabi Yunus as di dalam perut ikan besar.

Beberapa sarjana Kristen Barat mencoba mengkritisi kisah ini dari sudut pandang saintifik. Mark Tier dan George Forrai adalah salah satu contohnya, dalam buku mereka yang berjudul When God Speaks for Himself mereka mencoba mengurai kisah tentang Yunus.

Mereka memulai dari dua pertanyaan mendasar:

1. Jenis ikan apa, jika ada, yang dapat menelan manusia secara utuh?

2. Jika ada ikan seperti itu, dapatkah manusia hidup di dalam perutnya selama tiga hari?

Mereka kemudian menjelaskan, bahwa paus berpotensi cukup besar untuk menjadi kandidat (dan, tentu saja, paus bukanlah ikan, mereka adalah mamalia).

Ada dua jenis utama paus: Paus Balin (paus besar) dan Paus Narwhal (paus bertanduk). Paus Balin memiliki mulut yang sangat besar dan memakan krill (sejenis udang kecil), tetapi diameter tenggorokannya hanya beberapa inci.

Paus Narwhal (odontocetous) memiliki gigi pengiris dan tenggorokan yang cukup besar untuk menelan potongan ikan dan cumi-cumi besar. Namun, sebagian besar mulut mereka terlalu kecil untuk dapat menelan manusia secara utuh, kecuali Paus Sperma dan Paus Berardius (paus raksasa berparuh).

Namun karena Paus Berardius hanya hidup di wilayah kutub, dan sementara Paus Sperma dapat ditemukan di mana saja di tujuh lautan termasuk Mediterania timur, maka mereka menjadi kandidat utama.

Seekor Paus Sperma bisa memiliki panjang 20,5 meter – 11 kali tinggi manusia. Tulang rahangnya kira-kira 25% dari panjang tubuhnya – hingga lima meter, jadi mulutnya cukup besar untuk dapat memasukkan tubuh Yunus tanpa memotong kaki atau kepalanya. Tenggorokannya juga cukup besar bagi Yunus untuk dilewati, selama tubuhnya tidak terlalu besar.

Makanan kesukaan Paus Sperma adalah cumi-cumi raksasa dan cumi-cumi kolosal, yang hidupnya hingga tiga kilometer di bawah permukaan laut. Makhluk-makhluk ini dapat memiliki panjang hingga 13 meter, tetapi karena sebagian besar panjang tubuhnya berasal dari tentakel, tubuh mereka paling-paling hanya memiliki panjang 4 meter dan berdiameter 1,5 meter. Dengan fakta seperti ini, jadi sepertinya Paus Sperma bisa menelan manusia secara utuh.

Kandidat lainnya yang memungkinkan adalah Hiu Putih Besar, namun siapa pun itu, baik hiu mau pun paus, di dalam perut keduanya tidak ditemukan oksigen. Bagaimana bisa manusia bertahan di dalamnya tanpa oksigen?

Hal lainnya adalah, (seandainya ada oksigen di dalam perut ikan) bagaimana bisa Yunus bertahan tanpa tercerna oleh asam lambung dan proses pencernaan?

Pada akhirnya, kedua sarjana ini juga mengembalikan kisah tentang Yunus ke dalam keimanan mereka, yaitu keajaiban dari mukjizat Tuhan. Bahwa menurut mereka mungkin saja Tuhan sengaja mempersiapkan ikan ajaib yang mampu menyediakan kehidupan bagi Yunus di dalam perutnya.[2]

Sekarang mari kita lihat hal ini dari sudut pandang cendekiawan Muslim, mufasir Quraish Shihab menjelaskan bahwa apa yang dialami Nabi Yunus as itu merupakan mukjizat. Atau dapat juga berarti bahwa peristiwa itu secara hukum alam tidak mustahil terjadi, walaupun hampir tidak pernah terjadi.

Quraish Shihab menambahkan, bahwa mustahil itu ada dua macam. Ada yang mustahil menurut akal, seperti jika Anda berkata: “Anak lahir sebelum bapaknya”, atau 2+2=7, dan ada juga yang mustahil menurut kebiasaan, seperti peristiwa yang dialami oleh Nabi Yunus as ini.

Menurut tim Penyusun Tafsir al-Muntakhab, ada dua kemungkinan mengapa peristiwa itu dapat terjadi. Pertama, bisa jadi ikan hiu itu termasuk jenis hiu besar bersirip tak bergigi seperti yang terdapat di Laut Tengah. Panjangnya bisa mencapai sekitar 20 meter.

Nabi Yunus berada di antara langit-langit mulutnya yang besar sampai akhirnya dia dilemparkan ke sebuah daerah tandus karena hiu itu merasakan sesak pada tenggorokannya akibat menelan manusia.

Kedua, bisa jadi pula hiu itu termasuk jenis hiu besar yang bergigi dan panjangnya pun dapat mencapai sekitar 20 meter, serta ditemukan juga di Laut Tengah. Ia memangsa hewan-hewan besar yang panjangnya mencapai 3 meter.[3] (PH)

Seri Kisah Nabi Yunus selesai.

Sebelumnya:

Catatan kaki:


[1] “Jonah 1 – Alkitab Terjemahan Baru”, dari laman https://www.sabda.org/sabdaweb/bible/chapter/?b=32&lang=english, diakses 2 Februari 2021.

[2] Mark Tier, “The Science of the Bible: The Story of Jonah”, dari laman http://churchandstate.org.uk/2018/01/the-science-of-the-bible-the-story-of-jonah/, diakses 2 Februari 2021.

[3] Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Vol 12 (Jakarta : Lentera Hati, 2002), hlm 82-83.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*