Mozaik Peradaban Islam

Perjalanan Intelektual Imam Bukhari (17): Kritik terhadap Sahih al-Bukhari (5): Abu Rayyah, Sang Penggugat Abu Hurairah (3)

in Tokoh

Menurut Abu Rayyah, orang-orang yang paling bertanggungjawab atas tersebarnya riwayat-riwayat Israiliyyat adalah Ka‘ab al-Akhbar, Wahab bin Munabbih, Abdullah bin Salam, Tamim bin Aus al-Dari, dan Abu Hurairah.

Hadis, Bukhari, Riwayat, Perawi, Kritik, Asli, Sahih, Abu Rayyah, Abu Hurairah, Sahabat, Adil, Israilliyat,

Keadilan para Sahabat (2)

Selain menyebutkan bahwa ada di antara para sahabat yang melakukan kebohongan tentang hadis, sebagaimana telah disinggung dalam artikel sebelumnya, Abu Rayyah juga mengkritik dengan tajam kaidah al-Shahabah Kulluhum Udul (semua sahabat adil).

Menurut Abu Rayyah, para sahabat hanya manusia biasa yang tak luput dari kekurangan sebagaimana manusia lainnya. Yang membuat mereka berbeda dengan yang lain adalah hanya karena mereka dianugerahi kesempatan untuk melihat dan bergaul dengan Rasulullah, tak lebih.

Selain itu, masih menurut Abu Rayyah, pada kenyataannya ada juga sahabat yang munafik. Dasar pemikiran tentang kemunafikan ini diambil dari ayat di bawah ini:

“Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang amat suka mendengarkan perkataan mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim.” (QS at-Taubah [9]: 47)

Masih dalam surat yang sama, keberadaan orang-orang munafik itu diungkapkan di dalam Alquran Surat at-Taubah ayat 42, 44, 46, 47, 49, 61-81, 83, 86, 87, 90, dan 93-96. Lalu ada juga penjelasan sifat-sifat orang munafik dalam Surat al-Jumu’ah.

Kemudian Abu Rayyah juga menyinggung hadis yang diriwayatkan oleh Hudzaifah bin al-Yaman tentang kemunafikan para sahabat pada zaman Rasulullah dan setelahnya:

Hudzaifah bin al-Yaman berkata, “Orang-orang munafik zaman sekarang lebih buruk dibanding mereka yang semasa hidupnya dengan Nabi, karena pada masa itu mereka melakukan perbuatan jahat secara sembunyi-sembunyi. Tetapi hari ini mereka melakukan perbuatan seperti itu secara terang-terangan.” (HR Bukhari, Vol 9, Buku 88, No. 229)

Menurut Abu Rayyah, kaidah al-Shahabah Kulluhum Udul merupakan sikap percaya dan penghormatan yang berlebihan dan bertentangan dengan Alquran, sunnah, bukti-bukti kuat, dan tak sesuai dengan tabiat manusia.

Bagi Abu Rayyah, kaidah sahabat adil itu hanya berlaku untuk sebagian besar dari mereka saja, bukan untuk semuanya. Dan lagi pula, standar keadilan bukanlah ishmah (dijaga dari salah dan dosa).[1]

Riwayat Israiliyyat

Israiliyyat adalah seluruh riwayat yang bersumber dari orang-orang Yahudi dan Nasrani serta selain dari keduanya yang masuk dalam tafsir maupun hadis. Ada pula ulama tafsir dan hadis yang memberi makna Israiliyyat sebagai cerita yang bersumber dari musuh-musuh Islam, baik Yahudi, Nasrani, ataupun yang lainnya.

Muhammad Husein adz-Dzahabi menyatakan bahwa Israiliyyat adalah pengaruh kebudayaan Yahudi dan Nasrani terhadap tafsir, sehingga menurutnya, Israiliyyat mengandung dua pengertian yaitu: a) Kisah dan dongeng kuno yang disusupkan dalam tafsir dan hadis yang asal periwayatannya kembali kepada sumbernya, yaitu Yahudi, Nasrani, atau yang lainnya; dan b) Cerita-cerita yang sengaja diselundupkan oleh musuh-musuh Islam ke dalam tafsir dan hadis yang sama sekali tidak dijumpai dasarnya dalam sumber-sumber lama.[2]

Menurut Abu Rayyah, adalah Ka‘ab al-Akhbar, Wahab bin Munabbih, Abdullah bin Salam, Tamim bin Aus al-Dari, dan Abu Hurairah yang paling bertanggungjawab atas tersebarnya riwayat-riwayat Israiliyyat dalam Islam, terutama dalam ranah tafsir.

Dengan riwayat-riwayat Israiliyyat ini, menurutnya, mereka ingin menghancurkan Islam dari dalam. Bahkan dia menuduh Ka‘ab al-Ahbar sebagai tokoh zionis pertama. Menurut Abu Rayyah, Ka‘ab al-Ahbar berhasil mempengaruhi para sahabat dan tabiin untuk mendengarkan kisah-kisahnya yang dinukil dari Taurat dan bersekongkol dengan Muawiyah bin Abu Sufyan.

Selain itu, Abu Rayyah juga menyebutkan bahwa Abdullah bin Umar, Abdullah bin Amr bin Ash, dan Abu Hurairah adalah murid-murid dari Ka‘ab al-Ahbar yang turut membantu misi liciknya.

Sebenarnya, Abu Rayyah bukan satu-satunya orang yang mengkritik riwayat dari Ka‘ab al-Akhbar dan Wahab bin Munabbih, karena sebelumnya Rashid Ridha juga sempat mengkritik riwayat mereka meski tidak sekeras Abu Rayyah.[3] (PH)

Bersambung….

Sebelumnya:

Catatan kaki:


[1] Badri Khaeruman, Kontroversi Sahabat Nabi: Studi Kritis Pemikiran Abu Rayyah Mengenai Abu Hurairah dan Peranannya dalam Periwayatan Hadis (LP2M UIN Bandung: Bandung, 2021), hlm 107.

[2] Raihanah, Israiliyyat dan Pengaruhnya Terhadap Tafsir Alquran (Jurnal Tarbiyah Islamiyah, Volume 5, Nomor 1, Januari-Juni 2015), hlm 97-98.

[3] Badri Khaeruman, Op.Cit., hlm 107-108.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*