Masjid as-Sahaba: Masjid Tertua Ketiga di Muka Bumi (2)

in Monumental

Last updated on August 2nd, 2019 09:56 am

Pada tahun awal dakwah Rasulullah Saw, kaum Muslimin mengalami perlakukan buruk dari kaum Quraisy Makkah. Melihat ini, Rasulullah Saw akhirnya memerintahkan mereka untuk hijrah. Rasul Saw pun menyebutkan lokasi kemana mereka harus hijrah, yiatu ke Habasya.

Gambar ilustrasi. Sumber: santossalam.blogspot.com

Masjid as-Sahaba saat ini menjadi bagian dari wilayah administratif Kota Massawa, Republik Eritrea.  Negara ini terletak di benua Afrika, tepatnya di tepi Laut Merah. Di sebalah barat, Eritrea berbatasan dengan Sudan; di sebelah tenggara berbatasan dengan Djibouti; dan di sebelah selatannya berbatasan dengan Ethiopia. Adapun di sebelah timurnya, negara ini langsung berbatasan dengan Laut Merah, yang sekaligus memisahkan negara tersebut dari kawasan Timur Tengah. (Lihat Peta)

Letak geografis negara Eritrea. Sumber gambar: wikimedia.org

Republik Eritrea baru merdeka dan resmi menjadi sebuah negara pada tahun 1993. Sebelum itu, mereka menjadi bagian dari negara Ethiopia. Mungkin ini sebabnya ketika kita membaca literatur sejarah Islam yang dibuat sebelum tahun 1993, para sejarawan kerap menyebut bahwa hijrah pertama yang dilakukan umat Islam adalah ke Ethiopia, bukan ke Eritrea.

Melihat dari lokasinya, tidak diragukan bahwa wilayah yang sekarang menjadi Eritrea tersebut telah melalui relung sejarah selama ribuan tahun. Sebelum berada di dalam yurisdiksi Ethiopia, Eritrea adalah wilayah koloni Italia.

Adapun sebelum itu, wilayah ini besar kemungkinan menjadi bagian dari wilayah kekuasaan dinasti-dinasti Islam – secara berturut-turut – mulai dari yang terakhir adalah kekhalifahan Utsmani, Mamluk, Ayyubiyah, Fatimiyah, Abbasiyah, dan Umayyah. Ini terlihat dari sisa konstruksi masjid yang masih ada, yang mencerminkan evolusi model arsitektur Islam dari masa ke masa.

Satu-satunya fitur yang menunjukkan bahwa masjid ini berasal dari zaman sebelum Rasulullah Saw hijrah adalah posisi masjid yang menghadap ke arah Yerusalem, bukan Makkah. Sebagaimana kita ketahui, bahwa perubahan kiblat umat Umat Islam terjadi baru ketika Rasulullah berada di Madinah. Adapun sebelum itu, kiblat umat Islam mengarah ke Al-Aqsa di Yerusalem, atau dalam Islam dikenal dengan istilah Qibla Awwal (kiblat pertama).[1]

Masjid As-Sahaba baru mengalami renovasi lagi pada abad 20 M. Sebelum itu, situs ini terbengkalai, sehingga tinggal menyisakan sedikit dari konstruksi awalnya. Beberapa yang tersisa itu antara lain, Mihrab dengan model atap melengkung, menara, dan kubah kecil yang di atasnya terdapat simbol bintang dan bulan sabit. Selebihnya, situs ini hanya berupa areal terbuka seluas sekitar 3.100 meter persegi.[2]

Mihrab dan menara kecil dengan kubah di atasnya. Tampak di puncak kubah, simbol bulan sabit dan bintang. Sumber gambar: madainproject.com
Kondisi Masjid as-Sahaba sekarang. Tampak di kejauhan Mihrab dan menara kecil yang terletak di Utara. Pintu masuk ke masjid ini berada di sebelah selatan. Sumber gambar: madainproject.com

Meski begitu, sisa fitur yang ada, sebenar sudah cukup untuk menjelaskan periodesasi waktu rekonstruksi masjid tersebut. Sebagaimana kita ketahui, mihrab dengan model melengkung pertama kali dibuat pada era Umar bin Abdul Aziz yang menjadi sebagai khalifah ke delapan Dinasti Umayyah. Lalu menara, baru mewarnai gaya arsitektur Islam ketika masa Dinasti Abbasiyah.[3] Dan bentuk desain kubah dengan simbol bintang dan bulan sabit di atasnya, adalah ciri khas dari gaya arsitektu kekhalifahan Utsmaniyah.[4]

Terkait dengan benar tidaknya Masjid As-Sahaba dibangun pada tahun 614 M, atau ketika para sahabat melakukan hijrah pertama ke Habasha, belum ada bukti sejarah – seperti catatan atau prasasti – yang cukup otentik untuk membuktikan hal tersebut. Tapi kisah ini hidup dan menjadi tuturan masyarakat setempat.

Meski begitu, bila kita merekonstruksi sejarah yang terjadi pada awal dakwah Rasulullah Saw, sebenarnya kisah tersebut bisa jadi benar. Mengingat lokasi Masjid As-Sahaba ini terletak di tepi timur pelabuhan Kota Massawa, Eritrea. Posisinya tepat berada di tepi Laut Merah, sebuah jalur laut paling purba yang menghubungkan konstaliasi perdagangan dari Samudera Hindia ke peradaban Romawi di Utara. Ketika masa awal Islam, wilayah ini dikenal dengan nama Habasyah, yang dipimpin seorang raja bernama An-Najasyi.

Menurut Tabari, Habasyah atau Abbyssinia, adalah wilayah yang sudah sangat dikenal oleh orang-orang Quraisy Makkah. Karena tempat ini adalah sebuah pasar yang bagus. Ke sinilah mereka biasa berdagang, mendapat keuntungan yang banyak, dan kondisi perjalanannya relatif aman.[5]

Mengacu pada riwayat sejarah Islam, pada tahun awal dakwah Rasulullah Saw, kaum Muslimin mengalami perlakukan buruk dari kaum Quraisy Makkah. Melihat ini, Rasulullah Saw akhirnya memerintahkan mereka untuk hijrah. Rasul Saw pun menyebutkan lokasi kemana mereka harus hijrah, yiatu ke Habasyah. Sebagaimana dikisahkan oleh Ibnu Hisyam dalam Sirah Nabawiyah sebagai berikut:

Ibnu Ishaq berkata bahwa Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam berkata bahwa Ziyad bin Abdullah Al-Bakkai berkata dari Muhammad bin Ishaq Al-Muththalibi yang berkata, “Ketika Rasulullah Saw melihat penderitaan yang dialami sahabatsahabatnya, sedang beliau dalam keadaan segar bugar karena kedudukan beliau di sisi Allah dan di sisi pamannya, Abu Thalib; sementara beliau tidak mampu melindungi mereka terhadap penderitaan yang dialami, maka beliau bersabda kepada mereka, ‘Bagaimana kalau kalian berangkat ke negeri Habasyah, karena rajanya tidak mengizinkan seorang pun dizalimi di dalamnya, dan negeri tersebut adalah negeri yang benar, hingga Allah memberi jalan keluar bagi penderitaan yang kalian alami?‘ Kemudian kaum Muslimin dari sahabat-sahabat Rasulullah Saw berangkat ke Habasyah, karena takut mendapatkan penderitaan yang lebih berat, dan lari kepada Allah dengan membawa agama mereka. Itulah hijrah pertama yang terjadi dalam Islam.”[6] Sebelum hijrah yang dilakukan oleh Nabi SAW ke Madinah pada tahun 622 M. (AL)

Bersambung…

Sebelumnya:

Catatan kaki:


[1] Lihat, as-Sahaba Mosque, https://madainproject.com/as_sahaba_mosque_(massawa), diakses 24 Juli 2019

[2] Ibid

[3] Ibid

[4] Uraian lebih jauh mengenai sejarah munculnya simbol bulan sabit dan bintang ini bisa merujuk pada link berikut: https://ganaislamika.com/simbol-bulan-sabit-dan-bintang-dalam-islam-3-masa-dinasti-ustmaniyah/

[5] Lihat, The History of al-Tabari (Ta’rikh al-rusul wa’l-muluk), VOLUME VI, Muhammad at Mecca, translated and annotated by W. Montgomery Watt, (USA: State University of New York Press, 1988, hal. 98

[6] Lihat, Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, (Danjl Fikr: Beirut 1415 H./1994 M), hal. 243

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*