Mozaik Peradaban Islam

Muhammad Ridwan Kamil (3): Masjid Jamie Darussalam

in Arsitektur

 

Oleh Mi’raj Dodi Kurniawan[1]

“Arsitektur Masjid Jamie Darussalam yang dirancang Muhammad Ridwan Kamil bukan hanya mungil dan indah serta tidak biasa, melainkan juga menjadi oase di tengah kebisingan Ibu Kota. Keindahan arsitektur masjid tanpa kubah dan berbentuk geometri segitiga sama sisi ini menonjol jika dipandangi di malam hari dan menjadi ciri khas masjid tersebut.”

                                                                                               –O–

Masjid Jamie Darussalam atau sering disebut Masjid Segitiga. Photo: @ubayonoskaciw/Instagram

Masjid Jamie Darussalam berdiri kokoh di atas sebuah lahan di Jalan Kotabumi Ujung, Kebon Melati, Jakarta Pusat. Daerah ini terbilang berpenduduk padat dan ramai dilalui kendaraan bermotor. Oleh karena itu, keberadaan masjid ini cukup menarik perhatian orang-orang di sekitar. Sebab, bukan hanya berbentuk unik dengan geometri segitiga sama sisinya, tetapi juga eksteriornya terlihat modern dengan ornamen-ornamen kaca yang tampak ‘menyala’ di antara rumah-rumah yang ada di sekitarnya.[2]

Masjid yang dirancang oleh Kang Emil – sapaan Muhammad Ridwan Kamil – bersama timnya di Urbane Indonesia pada tahun 2012 ini resmi dibuka 25 Juni 2015. Jika dilihat dari luar bangunan, bagian depan masjid ini terlihat berbentuk segitiga. Kaligrafinya yang indah tertera di dinding luar bangunan yang berbentuk persegi dan bulat di bagian atas pintu depan. Oleh karena itu – sebagaimana dikemukakan tadi , Masjid Jamie Darussalam tampak unik dan mencolok.

Masjid ini tidak berkubah, alasannya karena kurang cocok untuk negara tropid. Photo: Urbane Indonesia

Bukan hanya tidak berkubah karena – menurut Kang Emil – bangunan yang berkubah kurang cocok di kawasan beriklim tropis, tetapi juga masjid ini berbentuk segitiga yang berlandaskan teori geometri segitiga sama sisi yang lebih cocok bagi iklim tropis. Apabila dilihat dari segi tinggi bangunan, Masjid Jamie Darussalam merupakan masjid dengan postur bangunan yang terbilang tinggi. Dengan kata lain, masjid ini tidak kalah tinggi dengan beberapa bangunan lain di sekitar kawasan tersebut.

Soal tinggi bangunan, hal itu memang keharusan belaka manakala ia ingin mudah dilihat orang-orang sekitar, sebab masjid ini berdiri kokoh di antara himpitan gedung-gedung bertingkat dan pemukiman padat.[3] Selain itu, di samping masjid tersebut terdapat menara yang terlihat lebih tinggi dengan kaligrafi lafadz Allah di atasnya, yang menjadi penanda bahwa bangunan di sampingnya merupakan masjid.

Menara Masjid Segitiga. Photo: @munadi14/Instagram

Kemudian, apabila dimasuki, maka suasana tenang di dalamnya menjadikan Masjid Jamie Darussalam ibarat oase di tengah kebisingan Ibu Kota. Kaum Muslim perkotaan yang dibisingi suara kendaraan memang memerlukan masjid yang membuat khusyuk dan syahdu seperti ini. Kendati terbilang mungil, namun Masjid Jamie Darussalam dapat menampung sebanyak 1.500 jamaah. Sampai saat ini, masjid tersebut lebih banyak digunakan oleh para pekerja alih-alih warga setempat.[4]

Selain mempunyai dua lantai, masjid ini pun terdiri atas banyak sekat dan ruangan. Begitu memasuki terasnya di lantai satu yang didominasi cat putih, maka pengunjung dapat melihat ruangan aula yang ditutup kaca bening dengan karpetnya yang terhampar di sebelah kanan. Pihak pengurus masjid menjadikan aula tersebut untuk kegiatan koperasi dan ruangan pengurus. Selain itu, di lantai satu juga tampak ruangan untuk berwudhu dan toilet. Kemudian tepat di depan ruangan wudhu, tampak tangga untuk mencapai lantai dua, yakni ruangan utama masjid tersebut.

Bagian interior. Photo: Harian Nasional / Bayu Indra Kahuripan

Ruangan utama Masjid Jamie Darussalam memang terletak di lantai dua. Interior ruangan utamanya dilengkapi mimbar yang teronggok di sebelah barat, sedangkan dinding dalamnya, baik di sisi kanan maupun di sisi kiri merupakan kaki segitiga yang dipenuhi kaligrafi bermakna dan indah. Dalam segi pencahayaan, interior ruangan ini tampak leluasa disorot cahaya matahari kala siang hari, sedangkan pada malam harinya, lampu listrik di langit-langit tampak menerangi seisi ruangan tanpa membuat silau jamaah yang tengah beribadah.[5]

Dinding dalamnya, baik di sisi kanan maupun di sisi kiri merupakan kaki segitiga yang dipenuhi kaligrafi bermakna dan indah. Photo: Munzir/Aktual

Nuansa modern kental terasa dari penggunaan kaca serta motif geometris di ruangan utama masjid ini. Kaligrafi bertuliskan kalimat tauhid Laailaaha illallah memenuhi langit-langit ruangan dan terlihat ‘bercahaya’ pada malam hari. Sebab, 80 persen bahan kaca atapnya menggunakan kaca riben. Dengan demikian, manakala malam hari tiba atau ketika sudah mulai gelap, maka ruangan tersebut akan terlihat seperti lorong.[6]

Interior masjid di malam hari, tampak Ridwan Kamil sedang berpose di dalamnya. Photo: @ridwankamil/Twitter

Sekali lagi, masjid Jamie Darussalam memang tidak terlalu luas alias terbilang mungil. Sebab, luasnya sekitar 320 meter persegi.[7] Akan tetapi arsitektur eksterior dan interiornya yang berbentuk segitiga membuat masjid ini terkesan mewah. Apalagi jika lampu listrik interiornya dinyalakan.[8] Bukan semata-mata menampilkan kesan artistik, melainkan juga memberikan kenyamanan untuk beribadah.

Selesai.

Sebelumnya:     

Muhammad Ridwan Kamil (2): Masjid Al-Irsyad Satya

Catatan Kaki:

[1]     Ketua Bidang Litbang KAHMI Cianjur, Sejarawan UPI Bandung, dan Penulis essay-essay tentang Keislaman di berbagai media Nasional.

[2]     Lihat “Masjid Segitiga, Buah Karya Ridwan Kamil” dalam http://m.harnas.co/2016/06/29/masjid-segitiga-buah-karya-ridwan-kamil. Diakses di Bandung 16 Oktober 2018.

[3]     Johan Fatzry. “Ini Masjid Jamie Darussalam Karya Arsitek Ridwan Kamil” dalam https://www.google.com/amp/s/m.liputan6.com/amp/2972627/ini-masjid-jamie-darussalam-karya-arsitek-ridwan-kamil. Diakses di Bandung 15 Oktober 2018.

[4]     Sakinah Ummu Haniy. “Masjid Jami’e Darussalam, oase di tengah kebisingan Jakarta” dalam https://www.google.com/amp/s/amp.rappler.com/indonesia/136617-masjid-jamie-darussalam-ridwan-kamil. Diakses di Bandung 15 Oktober 2018.

[5]     Lihat “Mesjid Jami’e Darussalam, Jakarta” dalam https://dolandolen.com/travel-directory/mesjid-jamie-darussalam-jakarta/. Diakses di Bandung 15 Oktober 2018.

[6]     Loc.Cit., “Masjid Segitiga, Buah Karya Ridwan Kamil”…

[7]     Lihat “Masjid Jami’e Darussalam, Masjid Segitiga Mungil Karya Kang Emil” dalam https://googleweblight.com/i?u=https://www.inibaru.id/islampedia/mengintip-masjid-segitiga-nan-unik-di-jakarta-pusat&hl=id-ID. Diakses di Bandung 16 Oktober 2018.

[8]     Lihat “5 Masjid Karya Ridwan Kamil dengan Arsitektur Memukau” dalam https://www.google.com/amp/hargo.co.id/berita/5-masjid-karya-ridwan-kamil-dengan-arsitektur-memukau-html/%3Famp. Diakses di Bandung 16 Oktober 2018.

1 Comment

  1. Segitiga,, bukankah bentuk ini bersinggungan dengan simbol gerakan illuminati,, jadi alangkah lebih baik.jika dihindari utk diterapkan pada rumaj ibadah, khususnya masjid

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*