Mozaik Peradaban Islam

Penaklukan Persia (12): Pembunuhan Kisra

in Sejarah

Last updated on September 5th, 2020 02:45 pm

Prajurit penjaga malam di Madain yang biasanya menyerukan nama raja yang berkuasa ketika melewati jalan-jalan, malah menyebutkan nama Shiruyah sebagai raja ketimbang Kisra, sebuah tanda kudeta telah dimulai.

Foto ilustrasi: The Economic Times

Sekarang kita kembali kepada kisah Kisra yang merobek-robek surat dari Nabi Muhammad saw. Waktu itu Kisra lalu meminta Badhan, gubernurnya di Yaman, untuk membawa Rasulullah ke hadapannya. Beginilah kelanjutan kisahnya….

Badhan menunjuk dua orang bawahannya untuk menemui Rasulullah sambil membawa surat untuknya. Ketika dua utusan tersebut tiba di Madinah dan menghadap Rasulullah, salah seorang di antara mereka dengan nada mengancam berkata, “Sesungguhnya Syahinsyah (Rajanya para raja) Kisra telah mengirim surat kepada Raja Badhan, agar dia mengirim utusan untuk menemui Tuan, lalu membawa Tuan ke hadapannya.”

Rasulullah kemudian meminta mereka untuk menemuinya lagi pada keesokan harinya.[1]

Maka melanjutkan riwayat sebelumnya dari Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf tentang malaikat yang memberi peringatan kepada Kisra namun dia mengabaikannya, “Saat itu, malaikat itu mematahkan tongkatnya dan pergi. Hanya beberapa saat kemudian, kekuasaan kerajaannya hancur, dan putranya serta orang-orang Persia bangkit memberontak dan akhirnya membunuhnya.”[2]

Setelah Rasulullah meminta kedua utusan itu untuk menemuinya lagi pada keesokan harinya, pada saat yang sama di Persia terjadi pemberontakan besar-besaran yang diprakarsai oleh putra Kisra sendiri. Putra Kisra yang dimaksud adalah Shiruyah, atau yang memiliki nama monarki Qubadh II (di Barat dikenal dengan nama Kavadh II).[3]

Saat itu, pada malam hari, para prajurit penjaga malam (hurras) di Madain yang biasanya menyerukan nama raja yang berkuasa ketika melewati jalan-jalan, malah menyebutkan nama Shiruyah sebagai Syahinsyah (Shahshanah) ketimbang Kisra II (Abarwiz), sebuah tanda kudeta telah dimulai.[4]

Karena telah mengalami kekalahan dari Kaisar Heraklius dari Bizantium dalam perang selama enam tahun, dan karena telah kehilangan rasa cinta dan hormat dari rakyatnya, Kisra akhirnya digulingkan dan dipenjarakan oleh putranya sendiri.[5]

Rasulullah, melalui wahyu yang diterimanya mengetahui kejadian ini meskipun berada di tempat yang jauh. Maka pada keesokan harinya beliau memberitahukan peristiwa pemberontakan di Persia kepada kedua utusan Badhan.

Mereka lalu bertanya, “Apakah Tuan betul-betul yakin dengan apa yang Tuan katakan ini? Sebenarnya kami tidak seberapa membenci Tuan. Maka apakah kami harus mencatat apa yang Tuan katakan ini dan menyampaikannya kepada Raja (Badhan)?”

Beliau menjawab, “Benar. Sampaikan hal ini kepadanya. Sampaikan pula pesanku kepadanya bahwa agama dan kekuasaanku akan merambah seperti yang dicapai Kisra, menguasai yang kaya maupun yang miskin.

“Sampaikan pula kepadanya, ‘Apabila Tuan mau masuk Islam, kuberikan apa yang menjadi milik Tuan dan mengangkat Tuan sebagai pemimpin bagi kaum Tuan.’.”

Maka kedua utusan itu segera kembali menemui Badhan dan menyampaikan pesan Rasulullah. Tak seberapa lama kemudian datang sebuah surat kepada Badhan yang memberitakan bahwa Kisra telah tewas.

Dalam surat itu Shiruyah lalu berkata kepada Badhan, “Awasilah orang yang sudah dikirimi surat oleh ayahku itu (Rasulullah) dan janganlah engkau menyerangnya sebelum ada perintah dariku.”

Hal inilah yang kemudian mendorong Badhan beserta rakyatnya di Yaman untuk masuk Islam.[6]

Sebelum Shiruyah membunuh Kisra, telah disebutkan bahwa salah seorang tokoh negarawan Persia datang kepada Shiruyah setelah dia memenjarakan ayahnya, dan berkata kepadanya, “Tidaklah pantas bagi kita memiliki dua orang raja: Apakah engkau membunuh Kisra, dan kami akan menjadi hambamu yang setia dan patuh, atau kami akan menggulingkanmu dan memberikan kesetiaan kami kepadanya seperti yang selalu kami lakukan sebelum engkau mendapatkan takhta kerajaan.”

Kata-kata ini mendatangkan ketakutan di hati Shiruyah. Dia lalu memerintahkan Kisra untuk dipindahkan dari istana pemerintah ke rumah seorang pria yang bernama Marasfand.

Shiruyah kemudian membuat berbagai tuduhan atas kejahatan-kejahatan Kisra dan memerintahkan Mihr Hurmuz, salah seorang putra pejabat Persia, untuk membunuhnya. Yang mana kemudian Shiruyah malah mengeksekusi Mihr Hurmuz juga atas tuduhan pembunuhan ayahnya.[7]

Tidak berhenti sampai di sana Shiruyah juga membunuh seluruh anggota keluarganya yang laki-laki, terkecuali putranya sendiri, Ardashir. Para anak keturunan Anushirwan yang dibunuh oleh Shiruyah diperkirakan mencapai 15 hingga 18 orang, baik dewasa maupun anak-anak.[8]

Meski demikian, ketika dia membunuh saudara-saudaranya, dia menunjukkan kesedihan yang luar biasa.

Dikatakan bahwa, pada hari setelah dia membunuh mereka, dua saudara perempuannya Buran dan Azarmidukht datang ke hadapannya dan mencaci serta menghina dia dengan kasar, dengan mengatakan, “Keserakahan akan takhta kerajaan yang masih belum kokoh telah mendorongmu untuk membunuh ayahmu dan semua saudara laki-lakimu, dan engkau telah melakukan tindakan yang tidak terhormat.”[9] (PH)

Bersambung ke:

Sebelumnya:

Catatan Kaki:


[1] Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, terjemahan ke bahasa Indonesia oleh Kathur Suhardi (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), hlm 462.

[2] Al-Tabari, Tarikh al-Rusul wa al-Muluk: Volume 5, diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh C. E. Bosworth (State University of New York Press: New York, 1999), hlm 335-336.

[3] Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury, Op.Cit., hlm 463.

[4] Michael G. Morony, Iraq After the Muslim Conquest (Princeton University Press: New Jersey, 1984), hlm 92.

[5] Agha Ibrahim Akram, The Muslim Conquest of Persia (Maktabah: Birmingham, 1975), hlm 7.

[6] Al-Khadry, Muhadharat Tarikhul-Umam al-Islamiyah (Vol 1, hlm 147) dan Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Bari (Vol 8, hlm 127-128), dalam Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury, Loc.Cit.

[7] Al-Tabari, Op.Cit., hlm 395, 398.

[8] Agha Ibrahim Akram, Loc.Cit.

[9] Al-Tabari, Op.Cit., hlm 399.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*