Mozaik Peradaban Islam

Sa’di Shirazi (4): Pengakuan Dunia dan Beberapa Karyanya

in Tokoh

“Dunia menghormati Sa’di hari ini, di pintu masuk gedung PBB, puisinya yang berjudul ‘Anak-anak Adam’ terpampang. Bahkan Presiden Amerika Serikat Barack Obama pernah mengutipnya.”

–O–

Gaya prosa Sa’di, digambarkan sebagai “sederhana tetapi tidak mungkin untuk ditiru” mengalir secara alami dan mudah. Kesederhanaannya, bagaimanapun, didasarkan pada jaringan semantik yang terdiri dari sinonim, homofoni, dan oxymoron yang ditopang oleh irama internal dan rima eksternal. Para penulis Persia selama bertahun-tahun telah gagal meniru gayanya, bahkan dalam bahasa mereka sendiri.

Setelah selesai menuliskan Gulistan, pada tahun 1258, Sa’di undur diri dan berita tentang karyanya tidak terdengar lagi. Dia adalah seorang humanis Muslim klasik, meskipun setelahnya ada lagi penulis-penulis Persia lainnya seperti Omar Khayyam dan Khwāja Shams-ud-Dīn Muḥammad Ḥāfeẓ-e Shīrāzī (atau lebih dikenal dengan nama Hafiz), namun Sa’di adalah orang bijak pertama dari Persia yang diakui di dunia Barat.[1]

Di Shiraz sendiri, setelah kematiannya, Sa’di tetap dihormati oleh penduduk setempat, dan makamnya masih sering diziarahi, bahkan oleh orang-orang dari jauh. Ibnu Bathuthah, seorang penjelajah Muslim ternama dari abad ke-14, bahkan secara sengaja menyempatkan dirinya untuk berziarah ke makam Sa’di. Dalam bukunya yang berjudul Rihlah, diterbitkan tahun 1356, Ibnu Bathuthah menuliskan pengalamannya ketika mengunjungi makam Sa’di:

“Di antara tempat-tempat suci di luar Shiraz (maksudnya adalah di luar batas kota-pen) terdapat makam syekh yang saleh yang dikenal sebagai as-Sa’di, dia merupakan penyair terbesar pada zamannya dalam bahasa Persia, dan kadang-kadang memperkenalkan bait-bait berbahasa Arab ke dalam komposisinya. Di sana ada rumah sederhana yang bagus yang dia bangun di tempat ini, memiliki taman yang indah di dalamnya, dekat dengan sumber sungai besar yang disebut Rukn Abad. Syekh (Sa’di) telah membangun beberapa bak air kecil marmer di sana untuk mencuci pakaian. Penduduk Shiraz pergi mengunjungi makamnya, dan mereka makan dari mejanya (makan makanan yang telah disiapkan oleh pengurus setempat), dan mencuci pakaian mereka di sungai. Aku melakukan hal yang sama di sana – semoga Allah SWT merahmatinya!”[2]

Komplek pemakaman Sa’di hari ini di Shiraz, Iran. Photo: Iran Traveling Center

Dunia menghormati Sa’di hari ini dengan menghiasi pintu masuk ke aula di gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat, dengan puisi Sa’di yang menyerukan untuk memecahkan semua rintangan. Puisi yang berjudul “Anak-anak Adam” tersebut sempat dikutip oleh Barack Obama, Presiden Amerika Serikat ke-44, ketika mengucapkan selamat tahun baru Persia (Nowruz) kepada pemimpin dan masyarakat Iran pada tahun 2009, “Anak-anak Adam adalah bagian tubuh satu sama lain, yang telah diciptakan dari satu esensi,” kata Obama.[3] Berikut ini adalah bunyi lengkap puisi Sa’di yang terpampang di gedung PBB:

“Anak-anak Adam adalah bagian tubuh satu sama lain,
yang telah diciptakan dari satu esensi.
Ketika malapetaka menimpa satu bagian tubuh,
bagian tubuh yang lain turut merasakannya.
Jika engkau tidak bersimpati dengan penderitaan orang lain,
engkau tidak layak disebut manusia.”

Puisi Sa’di di pintu masuk gedung PBB. Photo: ifpnews

Berikut ini beberapa puisi terkenal lainnya yang diciptakan oleh Sa’di:

Tentang Pendidikan:

“Seorang Padshah mempercayakan putranya kepada seorang guru, dia mengatakan, ‘Ini adalah putraku. Didiklah dia, anggap dia seolah-olah salah seorang putramu.’ Dia mengurus sang Pangeran selama beberapa tahun dan berusaha untuk mengajarinya namun tidak menghasilkan apapun, sementara anak-anak guru itu membuat kemajuan terbesar dalam pencapaian dan kefasihan. Raja mencela dan mengancam pria terpelajar itu dengan hukuman, mengatakan kepadanya bahwa dia telah bertindak bertentangan dengan janjinya dan tidak setia. Dia menjawab: ‘Wahai Raja, pelajarannya sama tetapi pembawaannya berbeda.’

“Meskipun perak dan emas berasal dari batu,
Semua batu tidak mengandung perak dan emas.
Canopus (salah satu bintang yang paling terang-pen) bersinar di seluruh dunia,
Tetapi di beberapa tempat menghasilkan permukaan bumi yang redup dan di tempat lain berkilau.”
[4]

Tentang Kesederhanaan dan Kematian:

“Aku memperhatikan putra seorang lelaki kaya, duduk di kuburan ayahnya dan berselisih dengan seorang putra Darwish, mengatakan, ‘Properti makam ayahku terbuat dari batu, dan batu nisannya elegan. Trotoarnya terbuat dari marmer, dilapisi dengan batu-batu seperti pirus. Tapi apa yang menyerupai makam ayahmu? Hanya terdiri dari dua batu bata berderet dengan dua genggam lumpur yang dilemparkan di atasnya.’ Anak dari Darwish mendengarkan itu semua dan kemudian berkata, ‘Pada saat ayahmu dapat melepaskan batu-batu berat yang membebani dirinya, milikku (ayahnya) telah mencapai surga.’

“Tubuh dengan beban ringan,
Tidak diragukan dapat berjalan dengan mudah.
Seorang Darwish yang hanya membawa kemiskinan,
Juga akan tiba dengan beban ringan di gerbang kematian,
Sedangkan dia yang hidup dalam kebahagiaan, kekayaan, dan kemudahan
Tidak diragukan lagi semua pertanggungjawabannya akan berat.
Dari semua peristiwa, seorang tahanan yang telah bebas dari semua ikatannya,
Harusnya lebih berbahagia ketimbang seorang Amir yang menjadi tahanan.”[5]
(PH)

Seri Sa’di Shirazi selesai.

Sebelumnya:

Sa’di Shirazi (3): Seorang yang Merdeka

Catatan Kaki:

[1] Iraj Bashiri, Shaikh Muslih al-Din Sa’di Shirazi (Bashiri: University of Minnesota, 2003), hlm 8.

[2] Ibn Battuta, Travels In Asia And Africa 1325-1354, (London: Routledge & Kegan Paul Ltd, Broadway House, Carter Lane; 1929), diterjemahkan dari bahasa Arab ke Inggris oleh H.A.R Gibb, hlm 96-97.

[3] Helene Cooper dan David E. Sanger, “Obama’s Message to Iran Is Opening Bid in Diplomatic Drive”, dari laman https://www.nytimes.com/2009/03/21/world/middleeast/21iran.html, diakses 27 Agustus 2018.

[4] Sa’di, Gulistan Sa’di (Ditulis tahun 1258), hlm 100, e-book dapat diunduh dari: https://archive.org/details/GulistanSaadiShirziPersianTextEnglishTranslation.

[5] Ibid., hlm 105.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*