Mozaik Peradaban Islam

Situs-situs Bersejarah Islam di Kota Mekkah (1)

in Monumental

Last updated on May 29th, 2019 04:42 pm

Sebagian besar dari situs-situs di Kota Mekkah sudah banyak hilang seiring berjalannya waktu , dan berganti menjadi tempat yang baru sama sekali.  Tapi dari semua kurun waktu sejarah, fase memusnahan situs-situs bersejarah tersebut paling masif terjadi sejak berdirinya Kerajaan Arab Saudi. Dengan semangat pemurnian agama yang diyakininya, Kerajaan Saud telah menghilangkan nyaris seluruh (kecuali Ka’bah dan Masjidil Haram) situs-situs bersejarah di Kota Mekkah. Sebut saja, Rumah Tempat Rasulullah dilahirkan, Rumah Khadijah (Darul Wahyi/Rumah Wahyu), dan Darul Arqam (majelis taklim pertama dalam sejarah Islam).”

 —Ο—

 

Kota Mekkah, siapa kaum Muslimin yang tak mengenal kota ini? Secara georgrafis, kota suci ini terletak di kawasan Hijaz (sekarang masuk dalam yurisdiksi Kerajaan Saudi Arabia), dengan posisi 21°27´ lintang utara dan 39°49` bujur timur.

Di tempat ini, terdapat bangunan bernama Ka’bah, kiblat setiap Muslimin. Tak kurang dari lima kali setiap harinya kaum Muslimin menghadap ke tempat ini. Sangat sulit memastikan kapan tepatnya bangunan Ka’bah didirikan. Sebagian besar pendapat mengatakan bahwa bangunan ini adalah bangunan pertama di muka bumi. Namun yang pasti, inilah rumah ibadah pertama yang dibangun untuk manusia. Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya rumah ibadah pertama yang dibangun untuk manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam. Disana terdapat tanda-tanda yang jelas, diantaranya Maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah) maka dia akan aman (Al-Imran [3]: 96-97)

Dengan demikian, kota ini memeram kisah yang sangat panjang tentang sejarah umat manusia. Hanya saja, tidak banyak data yang memuat informasi tentang kota ini sejak masa Nabi Adam. Tapi manusia mulai mengenal baik kota ini sejak Nabi Ibrahim as, bersama dengan istrinya Hajar dan putranya Ismail as, datang ke tempat ini dari Babilonia, (Irak sekarang), sekitar 1800 tahun sebelum Masehi. Oleh sebab itu, kisah tentang Ibrahim as dan keluarganya bisa dikatakan sebagai titik Nol peradaban di tempat ini.

Nabi Ibrahim as, sebagaimana disebut dalam Al Quran, secara khusus berdoa agar hati manusia terpaut dengan kota ini dan penduduknya (QS. Ibrahim [14]: 37). Allah SWT mengijabah doa beliau. Dan sejak itu, jutaan manusia berdatangan dari segala penjuru dunia ke tempat ini untuk menunaikan ibadah haji.

Tapi yang tak kalah penting dari itu, di tempat inilah Nabi Muhammad SAW, mahluk paling agung dalam jagad penciptaan, dilahirkan. Beliau datang dengan membawa risalah paripuna – agama Islam, satu-satunya agama di sisi Tuhan alam semesta – yang menyempurnakan semua risalah-risalah para Nabi sebelumnya. Kehadiran beliau SAW di kota inilah yang membuat segala yang ada di Mekkah tak bisa dimaknai sebatas ruang geografis semata. Melainkan harus dimaknai sebagai teater raksasa, yang mementaskan lakon paling utama.

Dalam Al Quran Surat Al Balad, ayat 1-2, Allah SWT berfirman:

Aku benar-benar bersumpah dengan kota Ini (Mekah), dan engkau (Muhammad) bertempat di kota ini.”

Ketika menafsirkan ayat ini. M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbah berpendapat bahwa “Pada awal surah ini Allah bersumpah dengan kota yang termulia yakni Mekkah dan jiwa yang termulia yakni Nabi Muhammad saw.”[1] Atau bisa dikatakan, Allah bersumpah dengan kota Mekah yang mulia itu, dan Allah bersumpah juga dengan kehadiran Nabi Muhammad di sana. Dengan demikian, keberadaan Nabi Muhammad di kota itu merupakan salah satu keistimewaan tersendiri, yang membuat Kota Mekkah menjadi berbeda dengan setiap kota lainnya di muka bumi.

Setiap sudutnya, setiap jengkal tanahnya, dan setiap lekuk topografisnya terancang sempurna, untuk skenario paling sempurna. Demikian juga tokoh-tokoh yang ada di dalamnya, ribuan tahun sejarahnya, dan juga kebudayaannya. Semuanya teracik apik menjadi satu rangkaian latar panggung, yang melahirkan peristiwa-peristiwa monumental dengan kedalaman makna tiada tara. Sebagian besar peristiwa tersebut bahkan direkam oleh Al Quran, masuk ke relung keabadian dan terkunci dalam universalitas pemaknaan.

Dari 114 surat dalam Al Quran, 85 di antaranya turun di Mekkah, atau biasa disebut sebagai Surat Makkiyah. Kota ini, dengan segenap atribut di dalamnya, menyumbangkan banyak latar peristiwa yang menjadi ashbabunuzul turunnya 85 surat tersebut. Al Quran setidaknya menyebut kota ini dengan 5 bentuk penamaan, antara lain: Makkah,[2] Bakkah,[3] Al-Balad,[4] Al-Qaryah and Ummul-Qura (induk desa-desa)[5].

Selain tokoh-tokohnya, salah satu bagian penting dari atribut kota tersebut adalah tempat atau lokasi-lokasi di dalamnya. Kita tidak bisa membayangkan betapa setiap jengkal dari kota ini pernah di lalui oleh tapak kaki suci Sang Nabi. Seperti hidup dan bernyawa, setiap tempat tersebut memeram begitu banyak kisah, hikmah dan pengetahuan yang tentu saja akan terus berkembang detail pemahamannya dari generasi ke generasi seiring dengan kemajuan peradaban manusia.

Sayangnya, sebagian besar dari situs-situs tersebut sudah banyak hilang seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, dan berganti menjadi tempat yang baru sama sekali.  Tapi dari semua kurun waktu sejarah, fase memusnahan situs-situs bersejarah tersebut paling masif terjadi sejak berdirinya Kerajaan Arab Saudi. Dengan semangat pemurnian agama yang diyakininya, Kerajaan Saud telah menghilangkan nyaris seluruh (kecuali Ka’bah dan Masjidil Haram) situs-situs bersejarah di Kota Mekkah. Sebut saja, Rumah Tempat Rasulullah dilahirkan, Rumah Khadijah (Darul Wahyi/Rumah Wahyu), dan Darul Arqam (majelis taklim pertama dalam sejarah Islam).

Karena keterbatasan pengetahuan, tulisan sederhana ini tidak mungkin memotret secara paripurna semua dimensi dari Kota yang megah ini. Melainkan hanya akan meng-highlight beberapa situs penting yang sangat monumental dalam sejarah Islam awal di kota ini, berikut kisah-kisah penting yang terjadi di tempat tersebut. (AL)

Bersambung…

 

Catatan kaki:

[1] Lihat, M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran, Volume 15, Jakarta, Lentera Hati, 2005, hal. 263

[2]Dan Dialah yang menahan tangan mereka dari (membinasakan) kamu dan (menahan) tangan kamu dari (membinasakan) mereka di tengah kota Mekah sesudah Allah memenangkan kamu atas mereka, dan adalah Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Fath [48]: 24).

[3] Sesungguhnya rumah ibadah pertama yang dibangun untuk manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam. Disana terdapat tanda-tanda yang jelas, diantaranya Maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah) maka dia akan aman (Al-Imran [3]: 96-97)

[4]Aku benar-benar bersumpah dengan kota (al-balad) Ini (Mekah)” (QS. al-Balad [90]: 1). Umumnya muffasir sependapat bahwa balad atau kota yang dimaksud dalam ayat ini tidak lain adalah kota Mekkah. Lihat, M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran, Volume 15, Jakarta, Lentera Hati, 2005, hal. 264. Pada ayat yang lain, Allah SWt menyebut kota ini sebagai al-Balad al Amin (QS. at-Tin [95]: 3), atau kota yang aman/tentram/damai.

[5]Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya.” (QS. Al An’am [6]: 92)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*