“Inilah rumah keluarga Muslim pertama di dunia. Dan lebih dari itu, menurut Ibn Abbas, sekitar 85% wahyu, surat-surat Makkiyah, turun di rumah ini.”
—Ο—
Bila kita perkirakan, dari semua tempat yang ada di dunia, Rumah Khadijah besar kemungkinan adalah tempat yang paling lama disinggahi oleh jasad suci Sang Nabi. Selama lebih dari seperempat abad (28 tahun), beliau menghabiskan waktu hidupnya di tempat ini. Di tempat inilah beliau menyiapkan diri untuk kemudian di usia ke 40 tahun mengemban risalah. Dan yang paling istimewa, menurut Ibn Abbas tak kurang dari 85% wahyu, ayat-ayat Makkiyah turun di rumah Khadijah. Maka tidak berlebihan bila selain dikenal masyarakat sebagai Rumah Khadijah, tempat ini juga di kenal dengan sebutan Darul Wahyi atau rumah wahyu.[1]
Perkiraan lokasi rumah ini sekitar 200 meter sebelah timur laut Ka’bah. Nabi Muhammad SAW mulai tinggal di tempat ini sejak usia 25 tahun, atau sejak beliau menikah dengan Khadijah yang merupakan saudagar kaya Mekkah kala itu. Nama lengkapnya adalah Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushay. Menurut riwayat Zubair bin Awwam, di zaman jahiliyah Khadijah dijuluki Ath-Thahirah atau Yang Suci. Adapun ibu wanita mulia ini bernama Fathimah binti Za’idah bin Ashm.[2]
Sejak menikah, rumah tangga pasangan ini adalah role model paling ideal rumah tangga harmonis dan berbahagia di kota Mekkah. Kemuliaan dan kedermawanan pasangan ini sangat masyhur ke seluruh negeri. Mereka demikian dicintai dan dihormati masyarakat mulai dari kalangan ningrat hingga rakyat jelata. Di rumah ini semua putra dan putri Rasulullah SAW dilahirkan. Sejarawan mencatat, bahwa ada enam orang putra dan putri Nabi dan Khadijah;[3]
- Qasim, putra tertua. Karena itulah Rasulullah juga dikenal dengan panggilan Abu’l Qasim, atau ayah dari Qasim. Tapi dia meninggal ketika masih kecil.
- Zainab, putri, anak kedua; sulit dipastikan tahun kelahirannya, tapi riwayat banyak menyebutkan bahwa ketika Nabi diutus pada usia 40 tahun, Zainab sudah menikah dengan sepupunya Abu’l Ash dan ikut suaminya. Ibu dari Abu’l Ash bernama Halah bersaudara dengan Khadijah. Kelak, pada Perang Badr, Abu’l Ash ditawan oleh kaum Muslimin.
- Anak ketiga pasangan Muhammad dan Khadijah bernama Abdullah. Tapi Abdullah juga meninggal ketika masih kecil. Ia sering dipanggil dengan Al Thayyib dan Ath-Thahir.
- Anak keempat beliau adalah perempuan, bernama Ruqayyah. Sama seperti Zainab, sulit dipastikan waktu kelahirannya. Tapi pada waktu Rasulullah SAW mulai berdakwah, Ruqayyah sudah menikah dengan putra Abu Lahab, bernama ‘Uthbah bin Abi Lahab. Tapi ketika Abu Lahab tidak setuju dengan risalah yang disampaikan oleh Rasulullah, ia dan istrinya Ummu Jamil memaksa putranya untuk menceraikan Ruqqayyah. Setelah bercerai dengan Uthbah, Ruqayyah menikah dengan Utsman bin Affan. Dari pernikahan ini beliau dikaruniai satu orang putra bernama Abdullah. Tapi Abdullah meninggal ketika masih usia dini. Sejarawan tidak lagi mencatat adanya anak Ruqayyah yang lain. Ruqayyah meninggal pada bulan ramadhan 2 H.
- Anak kelima pasangan Muhammad dan Khadijah, adalah seorang putri, bernama Ummu Kultsum. Bila diartikan secara harfiah, Ummu Kulstum berarti “ibu dari Kulstum”. Tapi nama ini memang nama sebenarnya, bukan berarti bahwa beliau benar-benar memiliki anak bernama Kultsum. Seperti Ruqayyah, dia juga menikah dengan putra Abu Lahab, bernama ‘Utaibah bin Abi Lahab. Tapi ketika Nabi diutus, Ummu Kultsum belum tinggal bersama dengan suaminya. Seperti juga kakaknya, ia diceraikan oleh suaminya atas desakan Abu Lahab dan Ummu Jamil. Kelak, setelah Ruqayyah meninggal, Ummu Kultsum dinikahi oleh Utsman bin Affan. Beliau meninggal pada bulan Sya’ban 9 H.
- Dan anak keenam pasangan Muhammad dan Khadijah, adalah seorang putri, bernama Fathimah. Inilah anak bungsu, dan sekaligus anak kesayangan Nabi Muhammad SAW. Di antara semua anak-anak Rasulullah SAW, informasi tentang Fathimah adalah yang paling lengkap. Beliaulah satu-satunya anak Rasulullah yang tumbuh di bawah asuhan cahaya kenabian. Kelak, ketika Khadijah wafat pada tahun 620 M, Fathimah adalah satu-satunya orang, yang dengan telaten merawat dan mengurusi segala keperluan ayahnya. Hingga Rasulullah menjulukinya “Ummu Abiha” yang berarti ibu dari ayahnya. Dan ketika nanti Rasulullah SAW wafat, hanya Fathimah Az Zahra satu-satunya anak Beliau SAW yang masih hidup dan berada di sisi Rasulullah SAW.
Ketika Rasulullah SAW mendapat wahyu pertama kali di Gua Hira, tempat yang pertama-tama beliau kunjungi adalah rumah Khadijah, dan tentu saja orang yang pertama kali beliau kabarkan tentang berita gembira ini adalah Khadijah. Sebagaimana pula sejarah mencatat, bahwa istri yang mulia ini langsung menyambut gembira berita tersebut, dan langsung menjadi pengikut pertama risalah Sang Nabi. Demikian juga dengan seluruh penghuni rumah Khadijah, mereka semua adalah Muslim pertama di dunia.
Menurut O. Hashem, pada waktu Rasulullah SAW menerima wahyu di Gua Hira, Rumah ini di huni oleh 5 orang, yaitu:[4]
- Khadijah, istri Nabi SAW yang berusia 55 tahun;
- Fathimah Az Zahra, putri bungsu Rasulullah SAW yang berusia sekitar 5 tahun;
- Ummu Kultsum, kakak Fathimah Az Zahra yang pada waktu datangnya wahyu diperkirakan berusia 15 tahun. Beliau sudah menikah dengan putra Abu Lahab yang bernama Utbah bin Abi Lahab, namun pada waktu itu belum berkumpul sengan suaminya. Adapun dua putri Nabi SAW yang lain, Zainab dan Ruqayyah, sudah menikah dan tinggal bersama suami mereka.
- Ali bin Abi Thalib, sepupu Nabi SAW yang beliau rawat sejak bayi seperti anak sendiri. Saat Rasulullah SAW menerima waktu di Gua Hira, Ali bin Abi Thalib masih berusia 11 tahun.
- Ummu Aiman, istri dari pembantu rumah Khadijah yang bernama Zaid bin Haritsah yang pada waktu datangnya wahyu sedang melakukan perjalana ke Yaman membawa dagangan manjikannya. Adapun Ummu Aiman pada waktu itu berusia 58 tahun.
Dengan demikian, rumah ini juga merupakan rumah pertama di muka bumi, yang penghuninya semua adalah Muslim. Dengan kata lain, di rumah inilah, keluarga muslim pertama tinggal. (AL)
Bersambung…
Situs-situs Bersejarah Islam di Kota Mekkah (4); Rumah Khadijah (Darul Wahyi/Rumah Wahyu) (2)
Sebelumnya:
Situs-situs Bersejarah Islam di Kota Mekkah (3); Rumah Tempat Rasulullah dilahirkan
Catatan kaki:
[1] Lihat, O. Hashem, Muhammad Sang Nabi; Penelusuran Sejarah Nabi secara Detail, Jakarta, Ufuk Press, 2004, hal.62
[2] Lihat, http://mediaummat.co.id/gelar-sayyidah-khadijah-ra/, diakses 16 Juli 2018
[3] Lihat, O. Hashem, Op Cit, hal. 63-65
[4] Ibid, Hal. 69