Liga Islamica de Cuba adalah salah satu organisasi Suni yang menaungi Muslim Kuba. Presiden mereka, Pedro Lazo Torres, berbicara banyak tentang situasi masyarakat Islam Kuba di dalam artikel ini.
Pedro Lazo Torres, atau yang sekarang telah bernama Yahya setelah masuk Islam, adalah Presiden La Liga Islamica de Cuba (Liga Islam Kuba). Pria yang berusia 68 tahun ini mengatakan bahwa dia pertama kali belajar tentang Islam dari pelajar Muslim Afrika Barat yang datang untuk belajar di Kuba setelah revolusi tahun 1959.
Dia menceritakan, para pelajar ini, yang kebanyakan belajar ilmu kedokteran, pada waktu itu dengan senang hati akan membagikan Alquran dan tulisan-tulisan tentang Islam kepada orang-orang Kuba. Melalui mereka, Imam Yahya muda akhirnya memeluk Islam. Dengan akses yang sangat terbatas terhadap literatur dan sekolah Islam, dia sangat haus belajar ilmu-ilmu Islam, dan karena tidak ada yang mengajar, dia mempelajarinya sendiri.[1]
Kini Imam Yahya sudah tidak sendirian lagi, di Kuba sekarang diperkirakan terdapat 10.000 Muslim, dan dia merupakan salah satu pemimpin bagi mereka.[2] Berikut ini adalah kutipan wawancara Imam Yahya yang dilansir dari Havana Times[3] pada tahun 2014:
Kegiatan apa yang dilakukan oleh Liga Islam Kuba (LIC)?
LIC dididirikan untuk membuat agama ini diketahui orang. Ia mengumpulkan sebagian besar anggota komunitas Islam di negara ini. Kami juga mewakili komunitas-komunitas ini di semua forum nasional dan internasional.
Apakah LIC diakui oleh otoritas negara?
LIC adalah lembaga keagamaan yang terdaftar secara hukum. Ia terdaftar di asosiasi kantor pendafataran di bawah Surat Keputusan No. 89 tahun 2007, meskipun kami telah beroperasi sejak tahun 2002.
Tentang Islamofobia
Bagaimana reaksi masyarakat Kuba terhadap Islam?
Kita dapat mengatakan ada Islamofobia di seluruh dunia dan tidak terkecuali di Kuba. Reaksi orang-orang sangat subyektif dan jelas didasarkan pada kurangnya pengetahuan tentang dunia Muslim.
Berapa banyak rumah ibadah di negeri ini?
Saat ini ada 10 rumah ibadah yang tersebar di Kuba.
Apakah wanita dikecualikan dari keyakinan (Islam)?
Kami tidak mengecualikan wanita, beberapa (di antara mereka) malahan telah mengajak yang lainnya untuk meyakini (Islam). Kami memiliki sekitar 70 wanita di komunitas kami di sini, kebanyakan wanita muda mualaf. Mayoritas berasal dari keluarga mualaf.
Apa yang Anda lakukan untuk membuka pengetahuan tentang Islam di Kuba?
Kami tidak memiliki akses ke media informasi resmi apa pun untuk mempromosikan Islam, meskipun kami berhak secara hukum untuk melakukannya.
Tentang Suni dan Syiah
Mempertimbangkan perbedaan yang ada antara faksi Suni dan Syiah di dunia Muslim, bagaimana Anda bisa hidup berdampingan secara harmonis di sini?
Ada Syiah dan Suni dalam komunitas Islam kami, dan kami berdiri dalam satu titik untuk menghormati semua yang memiliki pemikiran berbeda, tidak peduli apapun keyakinan mereka, atau bahkan jika mereka Kristen atau Yahudi.
Apakah setiap orang memiliki akses ke Alquran, kitab suci umat Islam?
Ada sangat sedikit tempat di mana seseorang dapat membeli atau mendapatkan satu jilid Alquran, tetapi kami telah menerima banyak salinan dari saudara-saudara kita di luar negeri. Pada Pameran Buku Internasional terakhir yang diadakan di Havana, salinan dibagikan di paviliun Arab Saudi.
Delegasi dari Turki baru-baru ini mengunjungi pulau ini, yang diduga untuk menegosiasikan pembangunan sebuah masjid di Havana. Apakah Anda pikir ini akan menjadi kenyataan?
Akan luar biasa jika sebuah masjid dapat dibangun di sini, tetapi saya tidak percaya itu akan terjadi, meskipun tempat ibadah lain, seperti Gereja Ortodoks Yunani dan Rusia, telah dibangun di sini.[4]
Apakah Anda menerima semacam dukungan dari otoritas Kuba?
Tidak, kami belum pernah menerima bantuan apa pun. Pemerintah Kuba adalah sekuler dan saya tidak percaya agama lain pun menerima bantuan seperti itu. Apa yang kita miliki adalah kesetaraan di antara semua agama. (PH)
Bersambung ke:
Sebelumnya:
Catatan Kaki:
[1] Ahmed Mitiche, “Visiting a Mosque Abroad: “Islam Has Always Been Part of Cuba’s History”, dari laman https://mvslim.com/visiting-a-mosque-abroad-islam-has-always-been-part-of-cubas-history/, diakses 7 Juni 2019.
[2] Kamilia Lahrichi, “Islam thrives in communist Cuba”, dari laman https://www.usatoday.com/story/news/world/2016/07/01/cuba-islam-religion/86564292/, diakses 1 Mei 2019.
[3] Manuel Guerra Pérez, “Islam in Cuba, an Unknown World”, dari laman https://havanatimes.org/interviews/islam-in-cuba-an-unknown-world/, diakses 13 Juni 2019.
[4] Pada akhirnya Muslim Kuba memiliki masjid pertamanya yang bernama Masjid Abdallah, meskipun tidak sesuai dengan yang direncanakan oleh pemerintah Turki. Pembahasan lebih lengkap tentang masjid ini pernah diulas dalam seri artikel sebelumnya: Islam di Kuba (6): Mezquita Abdallah, Masjid Pertama Kuba, dalam laman https://ganaislamika.com/islam-di-kuba-5-mezquita-abdallah-masjid-pertama-kuba/