Mozaik Peradaban Islam

Beberapa Sosok Penting Tanpa Nama di Dalam Al Quran (7): Orang yang Bersama Nabi SAW di Dalam Gua Tsur (1)

in Studi Islam

Last updated on June 18th, 2018 05:01 am

Al Quran menyebutkan dalam Surat At Taubah ayat 40, bahwa Rasulullah SAW tidak sendirian di dalam Gua Tsur. Terdapat sosok lain yang menemaninya. Siapa sosok tersebut? yang oleh karenanya Allah SWT mengabadikan keberadaannya di dalam Al Quran?

—Ο—

 

Mekah, 11 September 622 Masehi, atau 29 Safar 1 Hijriah, langkah suci Sang Nabi dengan tenang meninggalkan rumah yang sudah dikepung oleh kaum kafir Quraisy. Beliau berjalan keluar kota Mekah pada malam hari menuju Madinah.

Beberapa hari sebelumnya, orang-orang kafir Mekah panik. Secara tiba-tiba lembah atau sya’ib Abu Thalib kosong.[1] Lembah yang selama beberapa tahun terakhir menjadi tempat isolasi bagi Muhammad SAW dan pengikutnya. Satu persatu kaum muslimin meninggalkan Mekah menuju Madinah. Mereka mengendap keluar dari kota pada waktu malam atau siang hari secara berkelompok maupun sendiri-sendiri. Hingga kaum muslimin yang tersisa di kota itu sekarang tinggal Muhammad SAW, Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, serta putri-putri Nabi SAW, Ummu Kultsum dan Fatimah Az Zahra.

Kegentingan ini membuat kaum kafir Quraisy melakukan rapat darurat di Darun Nadwah.[2] Semua pemuka klan di Mekah hadir termasuk dari klan Bani Hasyim yang diwakili oleh Abu Lahab. Menurut Thabari, tokoh-tokoh Quraisy yang hadir pada waktu itu 40 orang. Mereka mencari strategi pamungkas untuk mengakhiri dakwah Muhammad SAW selamanya. Beragam usulan muncul, mulai dari hukuman seumur hidup, pengusiran dari kota Mekah, hingga usulan untuk membunuh Nabi SAW. Khusus untuk usulan terakhir ini, beberapa dari mereka tidak sepakat, karena apabila Nabi SAW di bunuh, maka otomatis klan Bani Hasyim akan menuntut membalas, dan ini akan mengakibatkan perang saudara. Sampai akhirnya, dari semua usulan yang muncul, mereka sepakat untuk memakai usulan Abu Jahal.[3]

Dalam sejarah suku Quraisy, usulan Abu Jahal ini tidak pernah digunakan pada siapapun. Dan mungkin juga tidak pernah terpikirkan oleh siapapun di masa itu. Ia mengusulkan agar setiap klan mengutus perwakilannya untuk bersama-sama membunuh Muhammad SAW. Setiap perwakilan klan harus menebaskan pedangnya ke tubuh Muhammad SAW hingga tewas. Dengan demikian, tidak ada satupun dari kalangan Bani Hasyim yang akan menuntut balas atas kematiannya. Usulan ini akhirnya disepakati secara aklamasi oleh semua yang hadir.

Sebagaimana yang sudah direncanakan, semua pemuda dari setiap suku berkumpul dan melakukan pengepungan pada rumah Nabi SAW. Tidak main-main, yang melakukan pengepungan ini adalah orang-orang terbaik dari setiap klan yang ada di Mekah. Sejak sore hari mereka sudah mengunci pekarangan rumah Muhammad SAW dengan pagar betis. Semua skenario sudah diperhitungkan, dan mereka bersepakat untuk membunuh Sang Nabi. Begitu malam menjelang, mereka mulai melakukan provokasi dengan melempari rumah Nabi SAW dengan batu. Ini dilakukan untuk memancing Nabi SAW keluar, sebab bagi bangsa Arab, adalah aib bila mendobrak pintu rumah yang di dalamnya ada wanita.[4]

Sepajang malam, mereka mengintip dari celah-celah, dan memastikan bahwa di tempat tidur Nabi SAW masih ada orang, yang dengan demikian, Muhammad SAW masih di dalam. Sampai di pagi hari, ada yang menyampaikan berita pada mereka bahwa Muhammad sudah meninggalkan Mekah sejak semalam. Berita ini sangat mengguncang bagi mereka. Sehingga mereka mendobrak pintu rumah Muhammad, dan mendapati yang tidur di ranjang Nabi sejak semalam adalah Ali bin Abi Thalib ra. Menyaksikan ini mereka segera lari mengejar Rasulullah SAW, dan meninggalkan Ali bin Abi Thalib begitu saja.

Mendapati rencananya gagal total. Para pemimpin Mekah naik pitam. Perburuan besar-besaran di lakukan, dan sayembarapun digelar. Hadiah luar biasa besar dari para pemimpin Mekah akan di dapatkan oleh orang yang berhasil menemukan Muhammad SAW hidup atau mati. Seluruh pemburu dan pencari jejak dari semua penjuru datang menyambut tawaran ini. Tidak ada batu yang tidak dibalik, dan tidak ada gua yang tidak ditelusuri. Setiap jalan yang bisa dilalui manusia, terutama yang menuju ke Madinah, dilacak hingga jalur-jalur terkecil. Setiap petunjuk diperiksa secara teliti, termasuk kotoran unta untuk mengetahui serat dari 30 jenis tanaman yang tumbuh di padang pasir,[5] serta 134 macam biji kurma yang ada disana, untuk mengetahui asal usul unta. Inilah perburuan terbesar dalam sejarah bangsa Arab Mekah.

Beberapa riwayat menyatakan bahwa dari Mekah, Rasulullah SAW mengambil jalan ke Selatan menuju Yaman, bukan ke Madinah di Utara. Setelah berjalan lebih dari 5 jam, beliau bersembunyi di Gua Tsaur yang letaknya berada di sebuah bukit, bernama Jabal Tsaur, di selatan Mekah. Al Quran menyebutkan dalam Surat At Taubah ayat 40, bahwa Rasulullah SAW tidak sendirian di dalam gua tersebut. Terdapat sosok lain yang menemaninya. Siapa sosok tersebut? yang oleh karenanya Allah SWT mengabadikan keberadaannya di dalam Al Quran? (AL)

Bersambung:

Beberapa Sosok Penting Tanpa Nama di Dalam Al Quran (7): Orang yang Bersama Nabi SAW di Dalam Gua Tsur (2)

Sebelumnya:

Beberapa Sosok Penting Tanpa Nama di Dalam Al Quran (6): Ashāba Al-Kahfi (8)

Catatan kaki:

[1] Lembah atau sya’ib Abu Thalib, adalah tempat “dikurungnya” klan Bani Hasyim yang dipimpin oleh Abu Thalib oleh Kafir Quraisy Mekah. Hukuman ini merupakan respon atas dakwah Nabi SAW yang tidak kunjung henti setelah diperingatkan berkali-kali oleh para pemimpin Kafir Quraisy. Tekanan yang dilakukan kaum kafir Mekah terhadap diri Nabi dan pengikutnya, dilakukan dengan berbagai cara, berupa boikot, pelecehan, penghinaan, penyiksaan, penganiayaan, pemenjaraan, isolasi, dan embargo. Kaum Jahiliyah tersebut membuat selebaran ke masyarakat yang berisi : 1) tidak boleh kawin dengan anggota keluarga Bani Hasyim; 2) tidak boleh melakukan jual beli dengan keluarga Bani Hasyim; 3) anggota keluarga Bani Hasyim tidak boleh keluar dari sya’ib Abu Thalib kecuali untuk melakukan umrah pada bulan syawal dan berhaji pada bulan suci. Aksi boikot ini berlangsung selama 3 tahun, atau sampai Rasulullah hijrah ke Madinah. Lihat, O. Hashem, Muhammad Sang Nabi; Penelusuran Sejarah Nabi secara Detail, Jakarta, Ufuk Press, 2004, Hal Hal. 97-98

[2] Darun Nadwah adalah balai pertemuan adat masyarakat Mekah waktu itu. Balai ini dibuat oleh leluhur Nabi Muhammad SAW yang bernama Qusay bin Qilab. Ia adalah orang pertama yang berhasil mempersatukan klan-klan yang ada disekitar Ka’bah. Mereka berdiskusi dan memecahkan berbagai persoalan di dalam balai pertemuan ini. sebagian masyarakat mempercayai bahwa Darun Nadwah, adalah bangunan tertua kedua setelah Ka’bah di kota Mekah.

[3] Menurut Ibn Hisham, nama sebenarnya Abu Jahal adalah ‘Amr, dan karena kecerdikannya, oleh orang-orang kafir Quraisy dia dinamakan Abu’l Hikam (Bapak yang Bijak). Tapi dihadapan wajah kenabian, dia tak bisa menyembunyikan diri. Kepicikannya, kebodohannya dan perilakukan yang begitu kejam kepada Nabi Muhammad SAW, tidak bisa melestarikan julukan Abu’l Hikam. Hingga hari ini, julukan Abu’l Hikam tak pernah lagi diingat orang. Sejarah hingga kini mengenalnya dengan sebutan Abu Jahl (Bapak Kebodohan). Lihat, Syed Ameer Ali, The Spirit Of Islam, Margono &Kamila ,S.Pd (Penj), Yogyakarta, Navila, 2008, Hal. 54

[4] Menurut O. Hashem, pada malam pengepungan ini, di rumah Nabi SAW ada 2 orang putri Nabi SAW, yaitu Ummu Kulsum dan Fatimah Az Zahra. Mereka kelak ikut dalam rombongan terakhir yang melakukan Hijrah. Rasulullah menunggu Ali bin Abi Thalib dan kedua putrinya di Quba, sebelum nantinya bersama-sama memasuki Madinah. Dalam versi yang agak berbeda, Syed Ameer Ali menyatakan bahwa yang ada di dalam rumah Rasulullah pada malam itu hanya Ali bin Abi Thalib. Tapi agaknya pendapat O. Hashem lebih tepat, mengingat cukup sulit memahami alasan Kafir Quraisy tidak mendobrak rumah Rasulullah bila ternyata di dalamnya hanya ada Nabi SAW, yang merupakan target utama pengepungan ini.

[5] Di gurun tandus seperti Mekkah, sangat sedikit tanaman yang dapat bertahan hidup. Sejarahwan mencatat jenis tumbuhan yang tumbuh di wilayah tersebut tidak lebih dari 30 jenis tanaman. Lihat, O. Hashem, Op Cit, hal. 103

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*