Mozaik Peradaban Islam

Hamzah bin Abdul Muthalib (12): Perang Uhud

in Tokoh

Last updated on December 23rd, 2020 02:44 pm

Hamzah menebas pembawa bendera pasukan Quraisy dengan sekali tebas dari pundak hingga ke pusar. Dia lalu menyeruak masuk ke tengah pasukan Quraisy tanpa kenal takut. Jagoan-jagoan terkuat musuh pun dibuatnya bagai daun kering yang berterbangan.

Foto ilustrasi: Special-Hussein/Deviant Art

Setelah genap satu tahun Perang Badar, dengan niat untuk membalas dendam atas kekalahan mereka, kaum Quraisy Makkah tengah bergerak untuk melancarkan serangan balik ke Madinah. Tidak kurang dari 3.000 prajurit Quraisy bersama sekutu-sekutu mereka dan beberapa kabilah kecil melakukan perjalanan ke arah Madinah.[1]

Panglima pasukan Quraisy, Abu Sufyan bin Harb, membawa serta kaum wanita agar mereka bisa memberi semangat kepada para pasukan karena jika sampai mereka kalah lagi maka kehormatan dan nama baik mereka akan runtuh sudah.[2] Adapun  jumlah wanita yang ikut ini sebanyak 15 orang.[3]

Bukanlah kebiasaan bagi orang Arab untuk membawa wanita ke medan laga, tetapi kali ini mereka pun ikut serta. Menurut rencana, mereka harus berjalan di antara barisan tentara sambil memukul gendang dan membangkitkan semangat kaum pria untuk membalas dendam, dengan membacakan syair-syair dan pidato-pidato.

Mereka sengaja membawa kaum wanita itu untuk menghalangi anggota tentara mereka sendiri melarikan diri dari medan pertempuran, karena melarikan diri berarti membiarkan kaum wanita itu untuk ditawan musuh, dan orang Arab tidak akan menyerah kepada aib semacam itu.[4]

Hewan pengangkut dalam pasukan Quraisy ini adalah 3.000 unta. Penunggang kuda mereka 200 orang, yang disebar di sepanjang jalan yang mereka lalui. Sementara itu yang mengenakan baju besi terdapat 700 orang.

Sementara posisi panglima pasukan secara keseluruhan dipegang oleh Abu Sufyan, komandan pasukan berkudanya adalah Khalid bin al-Walid, yang dibantu oleh Ikrimah bin Abu Jahal. Adapun bendera perang mereka diserahkan kepada Bani Abdid-Dar.[5]

Dalam perang kali ini, para pemuka Quraisy memiliki dua target utama yang mesti dibunuh, yaitu Nabi Muhammad saw dan Hamzah bin Abdul Muthalib.[6] Atau dalam versi lain disebutkan juga Ali bin Abi Thalib, karena meskipun masih muda, namun dia telah membunuh tokoh besar Quraisy pada Perang Badar.[7]

Banyak budak yang bergabung dalam pasukan Quraisy karena janji-janji yang menggiurkan, termasuk Wahsyi bin Harb, budak asal Etiopia milik Jubair bin Mutham yang memiliki kemahiran luar biasa dalam memainkan lembing. Dia telah diberi janji akan memperoleh kemerdekaan apabila berhasil membunuh salah seorang dari tiga tokoh besar Islam (yakni Muhammad, Hamzah, atau Ali).[8]

Keikutsertaan Wahsyi bin Harb akan menjadi faktor kunci bagi kemenangan pasukan Quraisy. Kisahnya akan diceritakan kemudian.

Setelah kedua pasukan bertemu di lembah utara Gunung Uhud, seperti tradisi biasanya, diadakan duel tanding satu lawan satu terlebih dahulu. Dari pihak Quraisy, yang maju adalah Thalhah bin Abu Thalhah al-Abdary, sementara dari Muslim adalah az-Zubair. Az-Zubair dapat membunuh Thalhah dengan cepat dan mudah.

Kemudian meletuslah bara peperangan. Seluruh sudut tempat itu menjadi kancah pertempuran yang hebat. Pertempuran yang paling sengit terjadi di sekitar bendera orang-orang Quraisy. Secara bergantian orang-orang dari Bani Abdid-Dar bertugas membawa bendera perang setelah pemimpin mereka, Thalhah, tewas di tangan az-Zubair.

Bendera itu kini dibawa oleh saudara Thalhah, Abu Syaibah Utsman bin Abu Thalhah. Dia maju untuk bertempur sambil berkata, “Ada kewajiban di tangan pembawa bendera, untuk menjadikan pohon menjulang ke atas ataukah tumbang di atas tanah.”

Seketika Hamzah langsung menyongsongnya di depan, menebasnya dengan sekali tebasan di bagian pundak sampai tangannya terputus. Tidak berhenti sampai di sana, tebasan itu bahkan terus membelah hingga ke pusarnya, sampai-sampai jantung Abu Syaibah Utsman keluar karenanya.

Kemudian bendera mereka terus dibawa bergantian oleh orang-orang Bani Abdid-Dar. Ketika tiba giliran al-Julas bin Thalhah bin Abu Thalhah, Ali membunuhnya. Namun ada juga pendapat yang mengatakan bahwa Hamzah yang membunuhnya.

Demikianlah, bendera pasukan Quraisy terus bergantian dibawa hingga sampai orang yang kesepuluh dari Bani Abdid-Dar terbunuh pula. Sampai pada akhirnya tidak ada lagi yang mau membawa bendera itu.[9]

Pertempuran terus berlanjut, Hamzah bertarung bagaikan singa yang mengamuk. Dia menyeruak masuk ke tengah barisan pasukan Quraisy tanpa mengenal rasa takut, tanpa ada seorang pun yang mampu menandingi kemampuan bertarungnya.

Orang-orang yang dikenal tangguh dan pemberani di pihak musuh pun dibuatnya seperti dedaunan kering yang dihembus angin. Hamzah terus maju ke depan menerjang dan mengejar tokoh-tokoh musuh.[10]

Sementara itu, di balik keramaian seseorang terus mengintai, bersembunyi dalam kesunyian. Orang ini tidak terlibat dalam pertempuran besar, melainkan terus bersembunyi di balik batu atau pohon, memperhatikan Hamzah dari kejauhan. Dia adalah Wahsyi bin Harb.[11] (PH)

Bersambung ke:

Sebelumnya:

Catatan kaki:


[1] Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, terjemahan ke bahasa Indonesia oleh Kathur Suhardi (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), hlm 326.

[2] Al-Ghazali, Fiqhus Siirah (hlm 288), dalam Syaikh Mahmud al-Mishri, Ashabur Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam, diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Tim Editor Pustaka Ibnu Katsir dengan judul Sahabat-Sahabat Rasulullah: Jilid 2 (Pustaka Ibnu Katsir, 2010), hlm 282.

[3] Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury, Loc.Cit.

[4] Ja’far SubhaniAr-Risalah: Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW, (Jakarta: Lentera, 2000), hlm 357.

[5] Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury, Op.Cit., hlm 326-327.

[6] Khalid Muhammad Khalid, Karakteristik Perihidup 60 Sahabat Rasulullah, diterjemahan ke bahasa Indonesia oleh Mahyuddin Syaf, dkk (CV Penerbit Diponegoro: Bandung, 2001), hlm 202.

[7] Ja’far Subhani, Loc.Cit.

[8] Ibid.

[9] Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury, Op.Cit., hlm 337-338.

[10] Ibid., hlm 340.

[11] Khalid Muhammad Khalid, Op.Cit., hlm 204.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*