Mozaik Peradaban Islam

Kisah Tentang Adam (14): Qabil dan Habil (4)

in Studi Islam

Last updated on August 16th, 2018 01:23 pm

“Adam: ‘Tanah dan orang-orang di atasnya telah berubah. Wajah bumi sekarang jelek dan berdebu. Semua yang lezat dan berwarna telah berubah. Keceriaan dari wajah tampan telah menjadi langka.’ Iblis menjawab: ‘Ayah Habil! Keduanya telah terbunuh. Yang hidup telah menjadi seperti yang dibantai dan mati. Dia membawa kejahatan yang dia takutkan. Dia membawa tangisannya.’”

–O–

Di luar narasi umum kisah tentang Qabil dan Habil, masih ada riwayat-riwayat lain dengan berbagai varian kisah dan runutan peristiwanya, misalnya saja ada riwayat yang mengatakan bahwa yang meminta mereka mengajukan korban adalah Allah SWT sendiri, bukan Adam dan bukan karena persoalan ingin menikahi saudara perempuan Qabil. Dari situ, peristiwa selanjutnya, yakni hanya korban dari Habil yang diterima, dan berujung dengan pembunuhan Habil oleh Qabil (diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr).

Dalam riwayat lainnya dikatakan bahwa anak-anak Adam terbiasa menyelenggarakan ritual korban untuk menyenangkan Allah SWT. Di antara mereka adalah suatu hal yang biasa ketika korban mereka tidak diterima. Suatu waktu, Qabil dan Habil menyelenggarakan korban dalam waktu yang bersamaan, namun hanya korban dari Habil yang diterima. Hal ini membuat Qabil malu, sehingga akhirnya dia membunuh Habil (diriwayatkan oleh Ibnu Abbas).

Sementara itu, ada riwayat lainnya yang menceritakan kisah Qabil dan Habil dalam rentang waktu yang sudah jauh berlalu dari masa Adam. Riwayat itu mengatakan bahwa Qabil dan Habil adalah anak-anak Israel, dan manusia yang pertama mati adalah Adam, tidak ada manusia lain yang mati terlebih dahulu sebelum Adam (diriwayatkan oleh Sahl bin Yusuf).

Dalam riwayat lain yang oleh al-Tabari tidak disebutkan siapa periwayatnya, dikatakan bahwa saudara perempuan Qabil bernama Qalima atau Iqlima. Setelah Qabil membunuh Habil, dia dan Qalima melarikan diri ke Aden di Yaman. Kota Aden di sini mengacu kepada “Eden” yang berada dalam Taurat.

Al-Tabari menyimpulkan, bahwa informasi yang mengatakan bahwa kisah Qabil dan Habil yang terjadi di masa Israel adalah tidak benar, karena hampir semua riwayat secara umum mengatakan bahwa mereka adalah putra Adam langsung. Selain itu al-Tabari berlandaskan kepada hadist Nabi di bawah ini.

Diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud dari Nabi Muhammad SAW:

“Putra pertama Adam ikut bertanggung jawab untuk setiap jiwa yang dibunuh secara tidak benar. Itu karena dia adalah orang pertama yang melakukan pembunuhan.”[1]

Photo ilustrasi: Patung karya Alexandr Milov dari Ukraina yang berjudul “Love”.

Selain itu, al-Tabari juga mengacu kepada riwayat yang mengatakan bahwa Adam sangat bersedih ketika Habil mati. Diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah[2]:

Ketika putra Adam membunuh saudaranya, Adam menangisi yang kedua, mengatakan:

‘Tanah dan orang-orang di atasnya telah berubah.

Wajah bumi sekarang jelek dan berdebu.

Semua yang lezat dan berwarna telah berubah.

Keceriaan dari wajah tampan telah menjadi langka.’

Adam menerima balasan ini (dari Iblis):

‘Ayah Habil! Keduanya telah terbunuh.

Yang hidup telah menjadi seperti yang dibantai dan mati.

Dia membawa kejahatan yang dia takutkan.

Dia membawa tangisannya.’

 

Anak-anak Adam

Telah disebutkan bahwa Hawa melahirkan anak-anak Adam dalam seratus dua puluh kehamilan. Anak pertama adalah Qabil dan saudara kembarnya, Qalima, dan yang terakhir adalah ‘Abd al-Mughith dan saudara kembarnya, Amat al-Mughith.

Namun, sejauh yang diperhatikan oleh Ibnu Ishaq, sebagaimana pernah disinggung dalam artikel sebelumnya, bahwa jumlah anak-anak yang dilahirkan oleh Hawa adalah empat puluh; yaitu, anak laki-laki dan perempuan yang lahir dalam dua puluh kehamilan. Dia menambahkan: “Kami memiliki nama beberapa dari mereka, tetapi tidak yang lainnya.”

Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq:

“Kami memiliki nama lima belas laki-laki dan empat perempuan, di antaranya Qabil dan saudara kembarnya, Habil, Labudha (saudara kembar Habil), putri Adam Ashuth dan saudara kembarnya, Syits (atau disebut Set) dan saudara kembarnya,[3] Hazurah dan saudara kembarnya, (mereka lahir) ketika (Adam) berusia seratus tiga puluh tahun, putra Adam Ayad dan saudara kembarnya, putra Adam Balagh dan saudara kembarnya, putra Adam Athati dan saudara kembarnya, putra Adam Tawbah dan saudara kembarnya, putra Adam Banan dan saudara kembarnya, putra Adam Shabubah dan saudara kembarnya, putra Adam Hayan dan saudara kembarnya, putra Adam Darabis dan saudara kembarnya, putra Adam Hadaz dan saudara kembarnya, putra Adam Yahud dan saudara kembarnya, putra Adam Sandal dan saudara kembarnya, dan putra Adam Baraq dan saudara kembarnya — setiap laki-laki dari mereka lahir bersama dengan seorang perempuan sebagai saudara kembar.” (PH)

Bersambung ke:

Kisah Tentang Adam (15): Hubungan Iblis dengan Anak-anak Adam

Sebelumnya:

Kisah Tentang Adam (13): Qabil dan Habil (3)

Catatan:

Seluruh artikel ini merupakan penceritaan ulang dari buku Al-Ṭabari, Taʾrīkh al-Rusūl wa al-Mulūk: Volume 1, diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Franz Rosenthal (State University of New York Press: New York, 1989), hlm 312-317. Adapun informasi lainnya dicantumkan dalam catatan kaki.

Catatan Kaki:

[1] Ibnu Hajar, Fath, XV, 209.

[2] Beberapa kalangan tidak sepakat atas gelar khusus Karramallahu Wajhah (semoga Allah memuliakan wajahnya) yang ditujukan hanya untuk Ali bin Abi Thalib, namun al-Tabari sendirilah di dalam bukunya yang menyematkannya kepada Ali.

[3] Sumber lain mengatakan bahwa Syits lahir seorang diri tanpa saudara kembar. Sementara sumber yang mendukung Syits memiliki saudara kembar mengatakan bahwa saudara kembar Syits bernama Azura/Hazura.

1 Comment

  1. Oia maaf nanya, saat iblis menggoda Qabil untuk melakukan dosa, apa kah saat itu Qabil dan iblis saling berhadapan atau bertemu?

Leave a Reply to Yongki Supianto Cancel reply

Your email address will not be published.

*