Mozaik Peradaban Islam

Kisah Tentang Adam (18): Akhir Hayat

in Studi Islam

“Sebelum air bah tiba, Nuh mengeluarkan jasad Adam dan Hawa dan membawa mereka menuju bahtera. Setelah air surut, Nuh memakamkan kembali mereka di tempat semula.”

–O–

Photo Ilustrasi: Lukisan karya Steven Higgins

Telah disebutkan bahwa Adam sakit selama sebelas hari sebelum kematiannya. Dia menjadikan putranya Syits sebagai pewaris dan menulis surat wasiat terakhir. Kemudian dia menyerahkan dokumen yang berisi surat wasiat terakhirnya kepada Syits dan memerintahkannya untuk merahasiakannya dari Qabil dan anak-anaknya, yang sebelumnya karena iri hati, telah membunuh Habil. Hal itu terjadi ketika Adam telah memilih Habil untuk mendapatkan pengetahuan (dari Allah SWT). Syits dan anak-anaknya terus menyembunyikan pengetahuan yang mereka miliki, dan Qabil dan anak-anaknya tidak memiliki pengetahuan yang dapat mereka gunakan.

Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq:

“Setelah menulis surat wasiatnya yang terakhir, Adam meninggal. Para malaikat berkumpul di (tempat) dia, karena dia adalah teman pilihan (safi) dari Yang Maha Penyayang, dan menguburkannya. Syits dan saudara-saudaranya berada di daerah timur surga di sebuah desa yang merupakan desa pertama di dunia. Matahari dan bulan mengalami gerhana selama tujuh hari tujuh malam. Ketika para malaikat berkumpul untuk (penguburan Adam), dan Syits mengumpulkan wasiat terakhir, dia menempatkannya di atas tangga (seperti yang digunakan untuk naik dan turunnya malaikat dan juga jiwa) pada masa ayah kita Adam diturunkan dari Surga, sehingga tidak akan ada pengabaian terhadap penghormatan untuk menyebut nama Allah SWT.”

Diriwayatkan oleh Yahya bin Abbad:

“Aku mendengar bahwa ketika Adam meninggal, Allah SWT mengirim kepadanya kain kafan dan bahan pembalseman dari Surga. Para malaikat kemudian mengurus pemakaman dan penguburannya dan menyembunyikannya (dari penglihatan).”

Diriwayatkan oleh Al-Hasan al-Basri dari Nabi Muhammad SAW:

“Ketika Adam meninggal, para malaikat memandikan dia secara terpisah (beberapa kali) dengan air dan menyiapkan tempat pemakaman baginya. Mereka berkata: ‘Ini (akan menjadi) kebiasaan Adam di antara anak-anaknya.’”[1]

Diriwayatkan oleh Ubay bin Ka’ab dari Nabi Muhammad SAW:

“Ayahmu Adam setinggi pohon kurma yang sangat tinggi, yaitu enam puluh hasta (30 meter).[2] Dia memiliki rambut lebat, dan bagian auratnya tersembunyi. Ketika dia melakukan dosa (makan dari pohon terlarang), bagian auratnya menjadi jelas baginya. Dia melarikan diri ke dalam (bagian lain) Surga, tetapi satu pohon bertemu dengannya dan menangkapnya dengan jambulnya.Tuhannya memanggilnya: ‘(Apakah engkau) melarikan diri dari-Ku, Adam?’ Adam menjawab: ‘Tidak, demi Allah, wahai Tuhanku, tetapi aku merasa malu di hadapan-Mu karena kejahatan yang telah aku lakukan.’ Allah SWT menurunkannya ke bumi.

“Ketika dia hampir meninggal, Allah SWT mengirim dia bahan pembalseman dan kafan dari Surga. Ketika Hawa melihat para malaikat, dia menghampiri Adam untuk mencegah mereka masuk (dunahum). Adam berkata: ‘Tinggalkan aku dan utusan Tuhanku sendiri! Engkaulah yang menyebabkan pengalaman yang aku derita, dan itu terkait denganmu bahwa malapetaka menimpaku.’ Ketika Adam meninggal, para malaikat memandikannya secara terpisah (beberapa kali) dengan sidr dan air, dan membungkusnya dengan lapisan kain kafan yang terpisah. Kemudian mereka menyiapkan makam dan menguburkannya. Mereka kemudian berkata: ‘Ini (akan menjadi) kebiasaan anak-anak Adam setelah dia.’”

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas:

“Ketika Adam meninggal, Syits berkata kepada Jibril: ‘Berdoalah untuk Adam!’ Jibril menjawab: ‘Engkau pergilah dan berdoa untuk ayahmu dan katakan ‘Allahu Akbar’ untuk dia tiga puluh kali, lima sebagai (bagian dari doa yang ditentukan), dan dua puluh lima lainnya sebagai penghormatan khusus bagi Adam!’”

Ada perbedaan pendapat tentang lokasi di mana Adam dimakamkan, misalnya seperti yang Ibnu Ishaq katakan dalam riwayat di atas (di daerah timur surga di sebuah desa yang merupakan desa pertama di dunia). Sementara itu yang lainnya mengatakan bahwa Adam dimakamkan di Mekah di gua Abu Qubays, sebuah gua yang disebut gua harta.[3]

Bukit Abu Qubays di masa lalu, lokasi tidak jauh dari Masjidil Haram. Photo tidak diketahui diambil tanggal berapa. Photo: hajjumrahplanner.com
Puncak Bukit Abu Qubays masa kini, di sana telah dibangun berbagai macam gedung. Photo: islamiclandmarks.com

Sementara itu, Ibnu Abbas menyatakan tempat yang berbeda:

“Ketika Nuh meninggalkan bahtera, ia menguburkan (kembali) Adam di Yerusalem.”

Adam meninggal pada hari Jumat, sebagaimana telah dibahas dalam riwayat-riwayat pada artikel sebelumnya. Masih menurut Ibnu Abbas, Adam dikatakan meninggal di atas Gunung Nudh, menurut al-Tabari pendapat ini muncul karena mengacu kepada riwayat tentang di mana Adam diturunkan pertama kalinya di muka bumi.

(Baca: Kisah Tentang Adam (9): Tempat Dijatuhkannya Adam)

Telah disebutkan bahwa Hawa hidup satu tahun lebih lama setelah kematian Adam. Lalu dia meninggal. Dia dimakamkan bersama dengan pasangannya di gua yang disebutkan. Tempat itu tetap menjadi makam Adam dan Hawa sampai Air Bah yang memenuhi bumi tiba. Sebelumnya Nuh mengeluarkan mereka, menempatkannya di peti, dan membawanya menuju bahtera. Ketika bumi telah menyerap air, dia mengembalikan mereka ke tempat di mana mereka berada sebelum Air Bah tiba. (PH)

Seri Kisah Tentang Adam selesai.

Sebelumnya:

Kisah Tentang Adam (17): Usia Adam

Catatan:

Seluruh artikel ini merupakan penceritaan ulang dari buku Al-Ṭabari, Taʾrīkh al-Rusūl wa al-Mulūk: Volume 1, diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Franz Rosenthal (State University of New York Press: New York, 1989), hlm 331-334. Adapun informasi lainnya dicantumkan dalam catatan kaki.

Catatan Kaki:

[1] Al-Hasan al-Basri tidak mendengar hadist ini langsung dari Rasulullah, namun al-Tabari tidak menyebutkan siapa periwayatnya sebelum sampai kepada Al-Hasan al-Basri.

[2] Secara umum tinggi pohon kurma adalah 23 meter, lihat “Date palm”, dari laman https://www.britannica.com/plant/date-palm, diakses 20 Agustus 2018.

[3] Abu Qubays adalah nama salah satu bukit di Mekah.

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*