Mozaik Peradaban Islam

Kisah Tentang Adam (2): Asal-Usul Nama Adam

in Studi Islam

Last updated on August 1st, 2018 09:37 am

“Adam diciptakan dari kulit (adim) bumi, mengandung sesuatu yang thayyib, dan sesuatu yang baik dan sesuatu yang buruk. Semua ini dapat dilihat pada anak-anak Adam, (ada yang) baik dan buruk.” ~Ali bin Abi Thalib

–O–

Berbeda dengan riwayat sebelumnya yang mengatakan bahwa yang mengambil tanah dari muka bumi itu malaikat maut, dalam riwayat ini, justru dikatakan bahwa Iblis lah yang turun ke bumi untuk mengambil tanah, diriwayatkan oleh Ibnu Abbas:

“Tuhan Yang Maha Kuasa mengutus Iblis untuk mengambil beberapa kulit (adim) dari bumi, baik manis dan asin, dan Allah SWT menciptakan Adam dari sana. Untuk alasan inilah dia disebut Adam – yaitu, karena dia diciptakan dari kulit (adim) bumi. Untuk alasan yang sama, Iblis bertanya: ‘Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?[1] – yaitu, tanah liat itu yang dibawa oleh aku sendiri.’”

Diriwayatkan oleh Sa’id bin Jubair:

“Dia bernama Adam hanya karena dia diciptakan dari kulit (adim) bumi.”

“Adam diciptakan dari kulit (adim) bumi dan oleh karena itu disebut Adam.”

Diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib:

“Adam diciptakan dari kulit (adim) bumi, mengandung sesuatu yang thayyib, dan sesuatu yang baik dan sesuatu yang buruk. Semua ini dapat dilihat pada anak-anak Adam, (ada yang) baik dan buruk.”

Nabi Muhammad SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asy’ari, berkata:

“Allah SWT menciptakan Adam dari segenggam tanah yang Dia ambil dari seluruh bumi. Dengan demikian, anak-anak Adam menjadi menyerupai dengan bumi yang berwarna merah, hitam, putih, atau di antaranya, dan menjadi polos atau kasar, tidak menyenangkan atau menyenangkan. Tanah liat dari mana Adam dibuat, dilembabkan sampai menjadi tanah liat lengket, kemudian dibiarkan menjadi lumpur hitam, dan kemudian (menjadi) salsal (‘tanah liat kering’ atau ‘tanah liat tembikar’), seperti yang Allah SWT katakan: ‘Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.’[2]

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas:

“Adam diciptakan dari tiga (jenis tanah liat): tanah liat kering (salsal), lendir (hama’), dan tanah liat lengket (lazib). Tanah liat lengket adalah tanah liat yang baik. Hama’ adalah hami’ah, dan salsal adalah tanah yang ditumbuk halus. Maksud Allah SWT dengan ‘dari salsal’: dari tanah liat kering (salsal) yang seperti salsalah, yaitu, yang terdengar sepertinya.”

 

Masa Penciptaan

Sementara itu, dalam riwayat lainnya telah disebutkan bahwa Allah SWT menyebabkan tanah liat Adam berfermentasi. Dia meninggalkannya tergeletak dalam bentuk tubuh (jasad) selama empat puluh malam, atau, menurut pernyataan lain, empat puluh tahun. Siapa saja yang mengatakan seperti itu adalah:

Pertama, Ibnu Abbas:

“Allah SWT memerintahkan untuk mengangkat tanah dari mana Adam dibuat. Dia menciptakan Adam dari tanah liat yang lengket dari lendir busuk. Ini menjadi lendir busuk hanya setelah tanah (telah dipadatkan). Dia menciptakan Adam dari itu dengan tangan-Nya sendiri. Itu tetap tergeletak dalam bentuk tubuh (jasad) selama empat puluh malam. Iblis biasa datang ke sana dan menendangnya dengan kakinya, dimana itu menimbulkan suara. Ini ( yang dimaksud dengan) firman Allah SWT: ‘dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.’[3] Maksudnya: seperti sesuatu yang terpisah yang tidak padat.

Kemudian (Iblis) masuk ke mulut Adam dan keluar dari duburnya, dan dia masuk ke dubur dan keluar dari mulutnya. Lalu dia berkata: ‘Engkau bukan sesuatu yang bersuara (salsalah). Apa, kemudian, engkau diciptakan untuk apa? Jika aku diberikan kuasa atasmu, aku akan menghancurkanmu, dan jika engkau diberi kuasa atasku, aku tidak akan mematuhimu.’”

Lukisan anatomi tubuh manusia karya pelukis dari abad ke-19, Charles Landseer.

Kedua, Ibnu Mas’ud dan beberapa sahabat Nabi:

“Allah SWT berkata kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.’[4] Allah SWT menciptakannya dengan tangan-Nya sendiri, supaya jangan sampai Iblis menjadi sombong terhadap (Adam), sehingga (Allah SWT) dapat berkata kepada (Iblis): ‘Engkau sombong terhadap sesuatu yang telah Aku buat dengan tangan-Ku sendiri, yang Aku sendiri tidak terlalu angkuh terhadap yang Aku buat?’ Jadi Allah SWT menciptakan Adam sebagai manusia. Dia adalah tubuh tanah liat selama empat puluh tahun sepanjang Jumat.

Ketika para malaikat melewatinya (Adam), mereka ketakutan oleh apa yang mereka lihat. Yang paling ditakuti malaikat adalah (adanya) Iblis. Dia (Iblis) akan melewatinya, menendangnya, dan dengan demikian membuat tubuh itu menghasilkan suara seperti halnya tembikar. Itu lah (yang dimaksud) ketika Allah SWT berkata: ‘dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.’[5] Kemudian dia (Iblis) akan berkata: ‘Untuk apa engkau diciptakan?’ Dia masuk ke mulutnya dan keluar dari duburnya. Kemudian dia berkata kepada para malaikat: ‘Jangan takut akan yang satu itu, karena Tuhanmu kokoh, sedangkan yang ini kosong.[6] Mana kala aku diberi kuasa atas dirinya, aku akan menghancurkannya.’” (PH)

Bersambung ke:

Kisah Tentang Adam (3): Masa Penciptaan

Sebelumnya:

Kisah Tentang Adam (1): Penciptaan Manusia

Catatan:

Seluruh artikel ini merupakan penceritaan ulang dari buku Al-Ṭabari, Taʾrīkh al-Rusūl wa al-Mulūk: Volume 1, diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Franz Rosenthal (State University of New York Press: New York, 1989), hlm 259-262. Adapun informasi tambahan lainnya dicantumkan dalam catatan kaki.

Catatan Kaki:

[1] Lihat Q.S Al-Isra’ Ayat 61: Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu semua kepada Adam”, lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: “Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?”

[2] Lihat Q.S Al-Hijr Ayat 26: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

[3] Lihat Q.S Al-Hijr Ayat 26.

[4] Q.S Sad Ayat 71-72.

[5] Lihat Q.S Al-Hijr Ayat 26.

[6] Tafsir atas al-Samad dalam Q.S Al-Ikhlas Ayat 2: Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*