Mozaik Peradaban Islam

Mushab bin Umair (9): Orang yang Ditangisi Rasulullah

in Tokoh

Last updated on December 15th, 2019 02:01 pm

Di Madinah, Rasulullah melihat keadaan Mushab, dan lalu mata Rasulullah penuh dengan air mata, dan dia mulai menangis.

Foto ilustrasi, lukisan karya Horace Verne yang berjudul The Arab Tale Teller (1833).

Setelah peristiwa hijrah besar, umat Islam dan Nabi Muhammad SAW menetap di Yastrib, yang namanya kemudian menjadi Madinah. Dalam berbagai riwayat, banyak dikisahkan tentang kesulitan yang dialami oleh Muslim di sana pada masa-masa awal.

Tidak terkecuali dengan Mushab bin Umair, dia juga mengalami masa-masa sulit setelah masuk Islam dan ikut hijrah ke Madinah. Pada seri ini penulis akan menampilkan hadist-hadist yang terkait dengan Mushab bin Umair setelah peristiwa hijrah.

Beberapa riwayat akan tampak mirip, meskipun terdapat beberapa perbedaan versi kalimat, dengan riwayat yang pernah penulis sampaikan pada artikel seri sebelumnya ketika Mushab masih berada di Makkah. Namun dalam riwayat kali ini, periwayatnya mengatakan bahwa peristiwa-peristiwa di bawah ini terjadi setelah hijrah, bukan di Makkah.

Berikut ini adalah riwayat-riwayatnya:

Ali bin Abi Thalib berkata, “Suatu pagi di musim dingin aku meninggalkan rumah (dengan keadaan) sangat lapar disertai hawa dingin yang hampir membunuhku. Ada selembar kulit yang belum diolah di rumah yang masih berbau. Aku memotongnya untuk dikenakan ke kepalaku dan mengikatnya ke dadaku untuk menahan dingin.

“Demi Allah, tidak ada apa pun di rumah yang bisa kumakan dan seandainya ada makanan di rumah Rasulullah, beberapa di antaranya itu pasti akan sampai kepadaku. Ketika aku sedang berjalan di salah satu pinggiran Madinah, aku menengok melalui sebuah lubang di dinding kebun di mana aku melihat seorang Yahudi berdiri di kebunnya.

Dia berkata, ‘Ada masalah apa, wahai Badui? Apakah engkau mau untuk mendapatkan sebuah kurma untuk setiap ember air yang engkau ambil dari sumur?’

‘Tentu saja,’ jawabku, ‘bukalah gerbangnya.’

“Aku memasuki kebun setelah dia membuka gerbang dan mulai menimba air. Dia memberiku sebuah kurma untuk setiap ember (air) yang aku timba sampai tanganku penuh dengan kurma.

“Aku kemudian berkata, ‘Itu sudah cukup untuk saat ini.’ Aku memakan kurma dan kemudian meletakkan mulutku ke aliran air untuk minum.

“Setelah itu, aku tiba di hadapan Rasulullah yang sedang duduk di Masjid dengan sekelompok sahabat. Saat itulah Mushab bin Umair muncul mengenakan selendang yang bertambal. Rasulullah menceritakan kemewahan yang biasa dinikmati Mushab (sebelum menjadi seorang Muslim) dan melihat kondisinya (pada saat itu), mata Rasulullah penuh dengan air mata dan dia mulai menangis.

“Rasulullah lalu berkata, ‘Bagaimana keadaan kalian ketika tiba saatnya salah satu dari kalian mengenakan pakaian (yang pantas) di pagi hari dan kemudian di malam hari, dan rumah kalian akan dihiasi seperti penutup Kabah?’

“Kami menjawab, ‘Pada saat itu, kami akan berada dalam kedudukan yang lebih baik karena kami akan memiliki orang lain yang bekerja keras untuk kami, sementara kami memiliki kebebasan untuk beribadah.

‘Tidak,’ kata Rasulullah, ‘Kalian lebih baik pada hari ini ketimbang kalian pada hari-hari itu.’.”[1]


Umar bin Khattab meriwayatkan, bahwa pada suatu waktu Rasulullah melihat Mushab bin Umair mendekat dengan mengenakan kulit domba. Rasulullah berkomentar, “Lihatlah pria yang hatinya telah disinari Allah.

“Aku menyaksikannya pada saat dia masih dalam pengurusan orang tuanya, mereka akan memberinya makanan dan minuman terbaik. Aku juga menyaksikannya mengenakan pakaian yang dibeli dengan harga 200 dirham. Kemudian cintanya untuk Allah dan Rasul Allah lah yang telah memanggilnya ke dalam keadaan yang engkau lihat sekarang.”[2]


Zubair melaporkan bahwa suatu waktu Rasulullah pernah duduk bersama sekelompok sahabat di Quba, saat itu Mushab bin Umair datang mengenakan selendang yang hampir tidak bisa menutupi tubuhnya. Para sahabat menundukkan kepala mereka dan ketika dia mencapai mereka dan menyapa dengan salam, mereka membalas salamnya.

Rasulullah hanya memiliki kata-kata yang baik untuk menceritakan tentang dia dan memujinya. Setelah itu, Rasulullah berkata, “Aku telah menyaksikan orang ini bersama orang tuanya di Makkah ketika mereka memberikan cinta dan kebaikan mereka untuknya.

“Tidak ada seorangpun dari seluruh pemuda Quraish yang seberuntung dia. Dia kemudian meninggalkan semua itu (kemewahan) untuk mencari ridha Allah dan untuk mendukung agama Allah dan Rasul Allah.

“Perhatikanlah! Dalam waktu dekat, Allah akan memberi kalian kemenangan atas Persia dan Roma. (Kalian kemudian akan memiliki begitu banyak kekayaan) akan ada beberapa di antara kalian yang mengenakan pakaian (yang layak) pada pagi hari dan (pakaian layak) yang lain pada malam hari, dan sepiring makanan akan disajikan untuk kalian pada pagi hari dan lainnya lagi pada malam harinya.”

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullaah! Apakah kami dalam keadaan yang lebih baik pada hari ini atau pada hari-hari itu?”

Rasulullah menjawab, “Kalian tentunya lebih baik pada hari ini ketimbang kalian akan menjadi pada hari-hari itu. Perhatikanlah! Jika kalian tahu tentang dunia ini sebagaimana yang aku tahu, kalian tidak akan pernah merasa nyaman dengannya.”[3]

Bersambung ke:

Sebelumnya:

Catatan Kaki:


[1] Tirmidzi, Abu Yala, dan Ibnu Rahwai seperti dikutip dalam Kanzul Ummal (Vol 3 Pg.321). Haythami (Vol 10, hlm 314) telah mengomentari rantai perawi, dalam Hazrat Maulana Muhammad Yusuf Kandehelvi, The Lives of The Sahabah (Hayatus Sahabah) Vol.2, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Mufti Afzal Hossen Elias (Zamzam Publisher: Karachi, 2004) hlm 312-313.

[2] Tabrani dan Baihaqi, seperti dikutip dalam Targhib wat Tarhib (Vol 3, hlm 395). Hasan bin Sufyan Abu Abdur Rahman Sulami dan Hakim juga telah melaporkan riwayat ini, seperti dikutip dalam Kanzul Ummal (Vol 7, hlm 86), seperti halnya dalam Hilya karya Abu Nuaim (Vol 1, hlm 108), dalam Hazrat Maulana Muhammad Yusuf Kandehelvi, Ibid., hlm 313.

[3] Hakim (Vol 3, hlm 628), dalam dalam Hazrat Maulana Muhammad Yusuf Kandehelvi, Ibid., hlm 313-314.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*