Mozaik Peradaban Islam

Negus (12): Kaum Muhajirin Kembali dari Habasyah

in Tokoh

Last updated on May 2nd, 2020 02:32 pm

Ketika Jakfar bin Abu Thalib pulang, Rasulullah mencium di antara kedua matanya kemudian merangkulnya. Beliau bersabda, “Aku tidak tahu dengan apakah aku merasa gembira, dengan penaklukan Khaibar atau dengan kedatangan Jakfar.”

Foto ilustrasi: Google/Unknown

Dengan melihat progresifitas yang dicapai oleh kaum Muhajirin dalam menyebarkan ajaran Islam di Habasyah, membuat hijrahnya kaum Muslimin ke Habasyah sebagai satu momen yang penting dalam sejarah Islam.

Sebab Habasyah pada masa itu adalah salah satu check point penting dalam konstalasi peradaban global. Di sinilah arus perdagangan dari utara dan selatan bertemu, demikian juga dengan arus perdagangan dari barat dan timur dipertukarkan.

Memang belum ada satu riset yang memastikan, tapi dengan masuk Islamnya Negus dan sebagian rakyatnya, mungkin saja hal itu ikut mengamplifikasi pesan ajaran agama baru ini ke berbagai pelosok dunia.

Dan setelah tugas kaum Muhajirin dianggap selesai, Rasulullah Saw pun akhirnya memerintahkan mereka kembali ke Madinah untuk memperkuat basis perdaban Islam yang sedang dikembangkan di sana.

Tentang Kaum Muhajirin yang Pulang dari Habasyah

Sebagaimana sudah dikisahkan pada edisi sebelumnya, bahwa rombongan kaum Muslimin yang dulu hijrah ke Habasyah pada tahun 615 M (5 tahun sebelum hijrah ke Madinah), akhirnya secara resmi kembali pada sekitar akhir tahun 7 H, atau tepatnya sesaat setelah perang Khaibar.

Rasulullah Saw mengutus sosok bernama Abdullah bin Umaiyyah Adh-Dhamri untuk menjemput kaum muhajirin di Habasyah. Setelah mendapat perintah dari Rasulullah Saw, maka pulanglah mereka, termasuk pemimpin rombongan kaum Muhajirin, Jakfar bin Abu Thalib. Ketika itu Negus menyewakan dua buah perahu untuk mengangkut mereka ke Madinah.

Diriwayatkan dari Sufyan bin Uyainah dari Al-Ajlah dari Asy-Syabi, Ibnu Hisyam berkata:

Jakfar bin Abu Thalib sampai di kediaman Rasulullah Saw bertepatan dengan hari di mana Khaibar di taklukan. Beliau mencium di antara kedua mata Jakfar bin Abu Thalib kemudian merangkulnya. Beliau bersabda, “Aku tidak tahu dengan apakah aku merasa gembira, dengan penaklukan Khaibar atau dengan kedatangan Jakfar.”[1]

Menurut Ibnu Hisyam, jumlah mereka yang kembali saat itu adalah 16 orang laki-laki, ditambah para istri kaum Muslimin yang meninggal selama ada di Habasyah dan juga anak-anak kaum Muslimin yang lahir selama di Habasyah, di antaranya: Abdullah bin Jakfar bin Abu Thalib dan Said bin Khalid.[2]

Beberapa di antara kaum muslimin yang kembali tersebut, pada masa selanjutnya memiliki peran yang penting dalam sejarah Islam. Jakfar bin Abu Thalib gugur sebagai syahid pada Perang Muktah, salah satu kawasan di Syam (Suriah sekarang), dan ketika itu dia bertindak sebagai panglima perang Rasulullah.

Kemudian Muaqib bin Abu Fathimah. Kelak dia dipercaya sebagai Penjaga Baitul Mal kaum Muslimin saat pemerintahan Umar bin Khaththab; dan Khalid Bin Said dari Bani Abdu Syams bin Abdu Manaf, pada masa selanjutnya gugur sebagai syahid di Marj Ash-Shufur sebuah daerah di Syam, pada masa pemerintahan Abu Bakar.[3]

Selain mereka yang diangkut Negus ke dalam dua perahu, ada juga di antara para sahabat yang hijrah ke Habasyah akan tetapi tidak datang kepada Rasulullah melainkan setelah Perang Badar, dan tidak pula diangkut Negus ke dalam dua perahu, kemudian mereka datang setelah itu, dan ada pula yang meninggal di daerah Habasyah. Total jumlah mereka ada 34 orang. (AL)

Bersambung ke:

Sebelumnya:

Catatan Kaki:


[1] Lihat, Ibn Katsir, Al-Sira Al-Nabawiyya; The Life of The Prophet Muhammad, Vol. III, Translated by Professor Trevor Le Gassick, The Center for Muslim Contribution to Civilization, hal. 245

[2] Lihat, Sirah Nabawiah Ibn Hisyam (jilid 1), Fadhli Bahri, Lc (Penj), Jakarta, Batavia Adv, 2000, hal. 751

[3] Ibid, hal. 747

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*