Mozaik Peradaban Islam

Perjalanan Rosie Gabrielle Memeluk Islam (1): Berjuang dengan Penyakit

in Mualaf

Last updated on June 16th, 2020 02:38 pm

Saya mengalami sembilan operasi besar dari usia 5 hingga 25 tahun. Ginjal kiri saya diangkat. Semua arteri di-bypass. Saya masih mengalami banyak kesulitan dari (penyakit) ini.

Pada Januari 2020 lalu, berbagai media di Indonesia ramai memberitakan tentang masuk Islamnya seorang wanita asal Kanada. Sosoknya menarik perhatian media karena dia merupakan seorang motoris tunggal yang telah mengelana ke berbagai belahan dunia, dan tentu saja yang tidak luput dari perhatian, dia berparas cantik.[1]

Gana Islamika berniat mengangkat sosok ini, tapi dengan pendekatan yang berbeda. Bukan hanya sebatas: bule cantik dari Kanada – gemar motor – berpetualang ke negara-negara Timur Tengah – mualaf – dan selesai ceritanya.

Foto: Rosie Gabrielle Photography
Foto: Rosie Gabrielle/Instagram
Foto: Rosie Gabrielle/Instagram

Wanita ini bernama Rosie Gabrielle, berdasarkan penelusuran penulis ke berbagai akun media sosial miliknya, ternyata kisah hidupnya jauh lebih menarik ketimbang sebatas dia seorang bule cantik motoris yang menjadi mualaf, di balik semua itu dia memiliki kompleksitas kehidupan masa lalu, dan bagaimana akhirnya dia memilih Islam sebagai tempatnya untuk “menyerah”.

Dalam salah satu video yang diunggahnya, Rosie menangis tersedu-sedu dan berkata, “Saya sudah selesai. Saya tidak tahu apa lagi yang saya lakukan. Hampa. Saya tidak tahu bagaimana untuk membuat ini lebih baik. Kepalaku tidak mau berhenti berputar. Saya hanya menginginkan keajaiban. Saya hanya menginginkan keajaiban. Saya tidak tahu bagaimana untuk membuat ini berhenti.”[2]

Jika Anda melihat langsung videonya, mungkin Anda akan berpikir, “Ini perempuan yang depresi.” Dan benar saja, berdasarkan pengakuannya dia berkata, “Bagi mereka yang bertanya-tanya mengapa saya menangis pada awal (video) – (kejadian) itu sebelum saya memulai (aktivitas) media sosial saya.

“Setelah menderita penyakit kronis sepanjang hidup saya (kesakitan 24 [jam]) / 7 [hari]), depresi, dan mangalami kecemasan, saya mencapai titik terendah dan menyerah pada hidup.

“Saat itulah suatu kejadian tertentu telah mengilhami saya untuk mulai bepergian dengan sepeda motor sepenuh waktu, mendokumentasikan pengalaman saya untuk menginspirasi orang lain.”[3]

Dari sejak balita Rosie telah sakit-sakitan dan mengalami berbagai macam operasi besar. “Saya terlahir dengan penyakit pembuluh darah yang tidak terdiagnosis (arteri utama saya mengalami deteritoriasi – saya menderita gagal jantung, gagal ginjal, dan lambung).

“Saya mengalami sembilan operasi besar dari usia 5 hingga 25 tahun. Ginjal kiri saya diangkat. Semua arteri di-bypass. Saya masih mengalami banyak kesulitan dari (penyakit) ini.

“Pada usia 13 saya didiagnosis ‘kondisi nyeri kronis’ yang dikenal sebagai Fibromyalgia. Yang tiga tahun lalu (2017) baru diketahui bahwa sebenarnya itu adalah penyakit Lyme kronis setelah melalui tes ekstensif.

“Ia berasal dari gigitan kutu. Jika tidak diobati, lyme akan menjadi kronis dan Anda akan mengalami rasa sakit dan kelelahan yang ekstrem di seluruh tubuh Anda setiap saat, dan sangat sulit untuk disembuhkan.

“Sekarang saya sudah mengidapnya selama lebih dari 20 tahun, ini sangat sulit. Saya telah mengalami lebih dari 20 tahun rasa sakit yang melemahkan. Orang-orang bertanya kepada saya bagaimana saya begitu kuat? (Karena) saya sudah banyak berurusan (dengan penyakit),” ujar Rosie.[4]

Penyakit Lyme atau Lyme disease adalah penyakit akibat infeksi bakteri yang ditularkan melalui gigitan kutu. Gejala awal yang paling umum dari penyakit Lyme adalah ruam kemerahan di kulit dengan karakteristik yang khas.

Penyakit Lyme bisa berkembang semakin parah dan menyebabkan komplikasi serius. Oleh sebab itu, pengobatan harus dilakukan sesegera mungkin setelah gejala penyakit Lyme muncul.

Penyakit Lyme disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi atau Borrelia b. Seseorang dapat terserang penyakit Lyme jika digigit oleh kutu jenis Ixodes scapularis dan Ixodes pacificus yang terinfeksi bakteri tersebut.

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terserang penyakit Lyme, yaitu:

  1. Sering beraktifitas di luar ruangan, seperti berkemah, berburu binatang, dan mendaki gunung.
  2. Sering berpakaian terbuka, sehingga mudah dihinggapi kutu penyebab Lyme disease.
  3. Tidak segera menyingkirkan kutu dari kulit atau tidak menyingkirkan kutu dari kulit dengan cara yang benar.[5]
Foto: Rosie Gabrielle/FB Page

Kemudian, seperti yang telah diungkap di atas, permasalahan kesehatan Rosie bukan cuma kesehatan fisik, tetapi juga mental. Rosie menceritakan, “Saya juga menderita depresi berat sejak anak-anak dan kecemasan yang parah.

“Sistem medis tidak membantu saya dengan semua ini – memaksa saya untuk minum obat-obatan yang hanya memperburuknya. Hanya ketika saya memulai usaha spiritual yang mendalam kepada diri sendiri saya dapat mengelolanya dengan lebih baik.

“Obat-obatan itu seperti perban, itu hanya sementara menutupi lukanya. Tidak masalah untuk menggunakannya ketika itu menjadi terlalu berat untuk dihadapi, tetapi seringkali itu malah membuatnya lebih buruk, dengan sepenuhnya membuatmu mati rasa, atau membuatmu tergantung dan kecanduan.

“Lebih baik berusaha dengan seseorang yang benar-benar dapat membantumu mengatasi masalahnya dengan cara yang lembut dan penuh kasih, dan membantumu dengan perlengkapan (yang diperlukan) sehingga Anda dapat menyembuhkan diri sendiri, bukan saja hanya menutupi masalahnya.”[6]

Demikianlah, setelah melalui perenungan spiritual Rosie memilih untuk tidak menyerah dengan penyakitnya, jauh hari sebelum terkenal di media sosial karena perjalannya yang sendirian menggunakan motor ke Timur Tengah, Rosie telah mengembara ke Asia Tenggara (Thailand, Laos, Vietnam, dan Kamboja), Oman, dan Afrika Selatan.[7] Ke depan kita akan mengulas beberapa perjalanan Rosie. (PH)

Bersambung ke:

Catatan Kaki:


[1] Sebagai contohnya berita yang diliput oleh detik.com: “Kisah Rosie Gabrielle, Biker Cantik yang Jadi Mualaf Usai Travelling”, dari laman https://news.detik.com/berita/d-4869541/kisah-rosie-gabrielle-biker-cantik-yang-jadi-mualaf-usai-travelling, diakses 13 Juni 2016.

[2] YouTube Rosie Gabrielle, “PAKISTAN – How it Changed my LIFE : Canadian solo bikers experience”, dari laman https://www.youtube.com/watch?v=Dv75wGwQ2t4, diakses 13 Juni 2020.

[3] Facebook Page Rosie Gabrielle, dari laman https://www.facebook.com/RosieGabrielle/posts/1073574292981262, diakses 13 Juni 2020.

[4] Facebook Page Rosie Gabrielle, dari laman https://www.facebook.com/RosieGabrielle/photos/pcb.1061120254226666/1061116357560389, diakses 13 Juni 2020.

[5] “Penyakit Lyme”, dari laman https://www.alodokter.com/penyakit-lyme, diakses 13 Juni 2020.

[6] Facebook Page Rosie Gabrielle, dari laman https://www.facebook.com/RosieGabrielle/photos/pcb.1061120254226666/1061116387560386, diakses 13 Juni 2020.

[7] Jenny, “Interview: Solo World Rider, Rosie Gabrielle”, dari laman https://webuyanybike.com/blog/interview-solo-world-rider-rosie-gabrielle/, diakses 13 Juni 2020.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*