Mozaik Peradaban Islam

Perjalanan Rosie Gabrielle Memeluk Islam (16): Pakistan (7): Tarekat Suhrawardiyyah di Multan

in Mualaf

Last updated on July 21st, 2020 01:02 pm

Rosie berkata, “Orang-orang yang mempraktikkan sufisme adalah…. yang memiliki hubungan langsung dan mendalam dengan Tuhan.”

Rosie di halaman kompleks pemakaman Shah Rukn-E-Alam. Foto: Rosie Gabrielle/Instagram
Foto: Rosie Gabrielle/Instagram

Bahauddin Zakariya Multani, yang mempunyai nama lengkap Abu Muhammad Bahauddin Zakariya, atau sering dipanggil dengan sebutan Baha-ul-Haq adalah seorang sufi dari Tarekat Suhrawardiyyah. Dia dilahirkan di Karor Lal Esan, Punjab, Pakistan pada 4 Juni 1171, dan wafat di Multan, Pakistan, pada tahun 1267.[1]

Kakek dari pihak ayahnya, yang berasal dari suku Quraisy di Makkah, bermigrasi dari Khwarazim ke Multan. Sementara itu, kakek dari pihak ibunya mengungsi ke Multan pada saat terjadi invasi Mongol.

Saat dia berumur dua belas tahun ayahnya meninggal. Dia kemudian pergi ke Khurasan di mana dia tinggal selama lima tahun dan menyelesaikan pendidikan spiritual dan temporalnya. Kemudian dia pindah lagi ke Bukhara dan kemudian ke Hijaz.

Di Hijaz, dia mengabdi di Masjid Nabawi, Madinah, selama lima tahun dan memperoleh pendidikan hadis dari Kamaluddin Yamini.

Kemudian dia pergi ke Baghdad dan menjadi murid dari Shahab ad-Din Yahya bin Habash bin Amirak as-Suhrawardi, atau lebih terkenal dengan sebutan Suhrawardi saja, seorang filsuf besar Muslim pada masanya.

Di bawah bimbingan Suhrawardi, Bahauddin Zakariya menyelesaikan pelatihan spiritualnya dan menjadi khalifahnya (murid utama). Bahauddin kemudian ditugaskan oleh Surawardi untuk berdakwah di Multan, Pakistan.

Bahauddin Zakariya kemudian wafat di Multan dan dikuburkan di sana. Makamnya dibangun dengan gaya arsitektur yang unik dan kini menjadi salah satu daya tarik utama di kota Multan. Nama Bahauddin Zakariya bahkan diabadikan menjadi nama universitas di Multan.[2]

Setelah wafatnya Bahauddin Zakariya, kepemimpinan Tarekat Suhrawardiyyah di Multan kemudian diserahkan kepada Rukn-ud-Din Abul Fateh, atau yang lebih terkenal dengan gelar Shah Rukn-E-Alam (pilar dunia), yang mana merupakan cucu Bahauddin Zakariya sendiri.

Tidak banyak sumber literatur yang menceritakan tentang kisah hidup Shah Rukn-E-Alam, kecuali dia dilaporkan wafat pada Januari 1335. Dia dimakamkan di dekat kuburan kakeknya, sesuai keinginannya sendiri.

Namun, setelah beberapa saat, peti matinya dipindahkan ke tanah yang tidak jauh dari sana, masih dalam satu kompleks pemakaman yang ada pada saat ini. Keduanya memiliki bangunan masing-masing.[3]

Di Makam Shah Rukn-E-Alam

Rosie hanya sempat memasuki makam Shah Rukn-E-Alam. Dia mengetahui bahwa sosok yang diziarahinya adalah seorang sufi.

Dalam pemahamannya tentang sufi, Rosie berkata, “Sufisme adalah cabang dalam Islam, dan dapat didefinisikan dengan lebih baik sebagai ‘mistisisme Islam’ yang lebih berfokus pada pengalaman batin dan sisi yang lebih spiritual. Berusaha untuk menemukan kebenaran cinta dan pengetahuan ilahi melalui pengalaman langsung dengan Tuhan.”

Rosie bersama para peziarah lainnya. Foto: Rosie Gabrielle/Instagram

Lebih jauh Rosie menuturkan, “Orang-orang yang mempraktikkan sufisme adalah pengikut setia para penyair dan orang suci lama ini, bazourgys begitulah mereka disebut, yang memiliki hubungan langsung dan mendalam dengan Tuhan, dan memfokuskan seluruh hidup mereka pada jalan penyatuan ini (wahdatul wujud).”

Tentang keberadaan makam-makam ini, Rosie menjelaskan, “Setelah wafat, makam-makam agung dibuat untuk menghormati mereka, dan orang-orang pergi untuk memberi salam kepada para orang-orang suci ini.

“Banyak orang percaya bahwa orang-orang suci ini akan mendengar rintihan dan doa mereka, dan (doa mereka) akan dipermudah dan terkirim ke surga dengan lebih cepat.

“Setiap orang jelas memiliki keyakinan mereka sendiri dan tidak berlaku untuk semua, tetapi itu adalah gagasan umum. Tapi ada satu hal yang pasti, energi di makam-makam ini begitu kuat!”

Rosie kemudian menceritakan pengalaman spiritualnya di sana, “Di setiap tempat suci yang saya kunjungi di seluruh Pakistan, saya mendapatkan pengalaman pencerahan yang mendalam. Di makam ini secara khusus, saya menjalani dua hari perenungan yang intens.

“Yang pertama ketika saya duduk di bawah pohon di halaman selama lebih dari satu jam, dan yang kedua ketika saya diundang untuk berdoa di bagian kaki makam, yang tampaknya merupakan kesempatan yang sangat langka dan eksklusif.

Foto: Rosie Gabrielle/Instagram
Rosie berdoa di makam. Foto: Rosie Gabrielle/Instagram

“Itu adalah pengalaman saya yang sangat unik dan signifikan selama saya berada di Pakistan, sebagaimana pernah saya ceritakan, perjalanan saya melintasi negeri ini lebih merupakan ziarah jiwa. Momen indah ini adalah katalisator yang sempurna untuk petualangan saya, dan saya sangat berterima kasih atas pengalamannya.”

Suasana di dalam makam. Foto: Rosie Gabrielle/Instagram

Menarik untuk memperhatikan beberapa komentar dari netizen ketika Rosie menceritakan tentang pengalamannya di tempat ini.

Meskipun banyak yang memuji Rosie, tetapi ada juga beberapa yang mengutuknya dengan mengatakan, “Jangan pergi ke majar (atau mazar, bahasa Urdu, artinya adalah makam-red) itu adalah perbuatan syirik…. Itu berarti sebuah kejahatan besar. Bacalah terjemahan Alquran dan hadis dari Nabi kami, Hazrat Muhammad saw.”

Ada juga yang berkata, “Sufisme bukanlah apa yang diajarkan Nabi saw kepada kita.”

“Jangan mempersekutukan seseorang dengan Allah,” dan masih banyak lagi komentar lainnya yang menyudutkannya, padahal waktu itu Rosie sama sekali belum masuk Islam.[4] (PH)

Bersambung ke:

Sebelumnya:

Catatan Kaki:


[1] Khawaja Shammsuddin, Baran-e-Rahmat – The Rain of Mercy Part 2 (Lulu.com; Second Edition edition [October 22, 2017]), hlm 163.

[2] Story Of Pakistan, “Sheikh Baha-ud-din Zakariya Multani”, dari laman http://storyofpakistan.com/sheikh-baha-ud-din-zakariya-multani-1170-1262/, diakses 18 Juli 2020.

[3] Ikhlaq Ahmed Qadri, “History of Multan”, dari laman http://www.heritage.gov.pk/html_Pages/historic_multan.htm, diakses 17 Juli 2020.

[4] Instagram Rosie Gabrielle, “Sufism”, dari laman https://www.instagram.com/p/B0ZPPIVAcwD/, diakses 18 Juli 2020.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*