Mozaik Peradaban Islam

Perjalanan Rosie Gabrielle Memeluk Islam (15): Pakistan (6): Multan, Kotanya para Sufi

in Mualaf

Last updated on July 18th, 2020 02:45 pm

Ketika di Multan, Rosie sering ditanya oleh orang-orang, “Apakah kamu Muslim?” Dengan satu tangan di dada, dan tangan satunya lagi menunjuk dengan telunjuk ke arah langit, Rosie menjawab, “Satu Allah.”

Rosie di kota Multan. Foto: Rosie Gabrielle/Instagram

Setelah dari makam Baba Bulleh Shah di Kasur, menggunakan motor Rosie kemudian bertolak ke kota Multan. Kota ini sering disebut sebagai “kotanya para wali”, atau dalam bahasa Arab Mandinatu-Aulya.

Namun secara spesifik, yang dimaksud dengan para wali di sini adalah para sufi besar pada masanya. Di sanalah makam para sufi ternama Pakistan itu berada, mereka di antaranya Bahauddin Zakarya, Shah Rukn-E-Alam, Shah Sabzwari, Shah Yousuf Gardezi, Sultan Ali Akbar, dan Hafiz Muhammad Jamal.[1]

Selain makam, di kota ini juga terdapat masjid-masjid tua dan khanqah (diambil  dari kata khaniqah [خانقاه‎], bahasa Persia, yang artinya adalah tarekat tempat berkumpulnya para sufi) peninggalan para sufi besar tersebut.

Semua monumen ini didekorasi dengan indah dan dihiasi dengan ubin biru dan karya mosaik, dan beberapa dibuat dengan sentuhan kashi (semacam keramik atau terakota yang awalnya berasal dari Persia) dan naqashi (seni ukur Urdu) yang berwarna-warni yang menjadi ciri khas kota Multan.

Suasana kota Multan. Foto: HistoryPak

Dalam beberapa tahun ke belakang, kota ini telah banyak dikembangkan ke arah modernisasi. Sekarang di sana sudah ada komplek perumahan baru, pasar modern, Taman Askari, Hotel Holiday Inn, Kentucky Fried Chicken, dan Pizza Hut Outlet yang menampilkan gaya hidup baru yang diadopsi kota ini, namun, itu semua sama sekali tidak mengurangi kemegahan sejarah kota ini.

Multan kini terbagi dua antara kota tua dan bazaar. Kota tua Multan sebenarnya adalah kota berbenteng yang dibangun di atas tanah kuno yang sangat luas dengan enam gerbangnya yang didirikan di sudut yang berbeda.[2]

Enam gerbang itu adalah Gerbang Lohari, Gerbang Bohar, Gerbang Haram, Gerbang Pak, Gerbang Delhi, dan Gerbang Dolat. Tiga di antaranya (Dolat, Lahori, dan Pak) telah dihancurkan, sementara tiga sisanya masih utuh, karena pernah direstorasi pada zaman penjajahan Inggris. Tiga gerbang ini bentuknya identik satu sama lain.

Kota berbenteng ini penduduknya padat dan jalan-jalannya sempit. Dengan jalanannya yang berliku, rumah-rumah bergaya tua dibangun cukup dekat satu sama lain. Karena Multan pernah menjadi pusat ukiran kayu, beberapa rumah tuanya memiliki spesimen kayu terbaik di bagian jendela dan pintu mereka.[3]

Namun di antara semua itu, yang paling menarik adalah makam bersejarah dari dua tokoh sufi besar, yaitu makam Bahauddin Zakarya dan makam Shah Rukn-E-Alam. Kedua makam itu dikenal sebagai makam terindah di Pakistan.[4] Ke kedua makam inilah Rosie akan berkunjung.

Aik Allah

Ketika di Multan, Rosie sering ditanya oleh orang-orang, “Apakah kamu Muslim?”

Dengan satu tangan di dada, dan tangan satunya lagi menunjuk dengan telunjuk ke arah langit, Rosie menjawab, “Aik Allah,” yang artinya adalah “Satu Allah”. Mendengar jawaban Rosie, senyuman lebar hadir di wajah mereka.

Tentang kesannya di Multan, Rosie menulis:

Islam adalah tentang perdamaian, cinta, dan kesetaraan. Dan ada pemahaman umum bagi umat Islam bahwa hanya ada satu Tuhan, kita semua (non-Muslim) hanya memilih untuk mengikuti (agama) dengan cara yang berbeda.

Dan itu tidak masalah! Tujuan agama adalah untuk membimbing kita menuju jati diri kita yang tertinggi, memperdalam hubungan kita dengan Tuhan, bumi kita, dan setiap makhluk. Memberi kita tuntunan untuk sampai ke sana dan memenuhi jalan spiritual kita.

Jadi, apa pun yang kamu yakini untuk sampai ke sana, itulah cinta yang indah, itulah jalanmu, itulah perjalananmu. Selama kita semua saling mencintai dan menerima hidup dalam kedamaian dan masyarakat, bagaimana kita sampai di sana tidak relevan. Saya pernah ke semua negara dan melihat semua agama, dan semuanya indah dengan masing-masing caranya.

Bagi saya pribadi, saya memilih untuk tidak memiliki agama sama sekali. Saya hidup untuk mengikuti bagaimana Tuhan ingin saya mengikuti hidup saya. Untuk mencintai, menerima, dan menghormati semua. Saya melihat-Nya dalam segala hal dan semua orang. Bagi saya, tidak ada batasan.

Tuhan, ilahi, adalah esensi dari semua umat manusia. Beberapa orang mungkin berkata, “Tetapi kamu tidak dapat melihat Tuhan, bagaimana kamu dapat percaya pada sesuatu yang tidak ada di sana?”

Jawaban saya, “Tidak ada tempat di mana saya tidak melihat-Nya. Saya melihat Tuhan di lautan, matahari terbenam, hewan, anak-anak, dan para orang tua.”

Saya bahkan melihat Dia dalam diri orang yang menyakitiku. Saya percaya untuk berjalan di jalan ini sepenuh hati dan sepenuh cinta yang saya bisa, karena itu adalah penghukuman dan pemisahan diri sendiri dari diriku dengan Tuhan, jika saya memang demikian.

Saya berada di jalur yang berkelanjutan untuk memperdalam hubungan saya dengan koneksi ilahi dan melepaskan ego dan semua yang menghalangi saya untuk menjadi jati diri saya yang terbaik.

Jadi, apa pun yang kamu yakini, jika itu membawamu lebih dekat pada ketunggalan, cinta, dan kesetaraan, itu adalah cinta yang indah yang kita semua miliki di planet ini, dan lakukanlah perjalanan bersama.

Kita semua menderita, mencinta, dan butuh sesuatu untuk diyakini. Jadi mari kita semua saling membangun, mendukung satu sama lain dalam petualangan luar biasa yang kita sebut dengan kehidupan ini, dan saling menyemangati satu sama lain. Bersatulah dalam keseluruhan dan biarkan cinta menaklukkan kita semua.[5] (PH)

Bersambung ke:

Sebelumnya:

Catatan kaki:


[1] Ikhlaq Ahmed Qadri, “History of Multan”, dari laman http://www.heritage.gov.pk/html_Pages/historic_multan.htm, diakses 17 Juli 2020.

[2] Muhammad Dawood, “Multan – City of the Saints”, dari laman http://www.chowrangi.pk/multan-city-of-the-saints.html, diakses 17 Juli 2020.

[3] Ikhlaq Ahmed Qadri, Loc.Cit.

[4] Muhammad Dawood, Loc.Cit.

[5] Instagram Rosie Gabrielle, “Aik Allah”, dari laman https://www.instagram.com/p/BujMAlzFp_5/, diakses 17 Juli 2020.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*