Mozaik Peradaban Islam

Kisah Nabi Nuh (8): Dialog Nabi Isa dengan Putra Nuh

in Studi Islam

Last updated on August 29th, 2019 01:55 pm

Nabi Isa mengambil segenggam tanah di telapak tangannya, lalu berkata, “Ini adalah kuburan putra Nuh, Ham.” Dia memukul bukit itu dengan tongkatnya dan berkata, “Bangkitlah dengan izin Allah!” Dan bangkitlah Ham dengan rambut abu-abu.

Ilustrasi Nabi Isa menghidupkan orang mati. Foto: The Ministry of Jesus

Demikianlah Nabi Nuh membuat bahtera sebagaimana diperintahkan oleh Allah SWT. Setelah bahtera itu selesai dibuat, ada banyak riwayat dengan versinya masing-masing, yang menggambarkan seberapa besar bahtera tersebut. Qatadah bin an-Numan berkata, “Telah disebutkan kepada kami bahwa bahtera itu panjangnya 300 hasta dan lebarnya 50 hasta, dan tingginya di langit adalah 30 hasta. Pintu masuknya ada pada sisi yang lebar.”[1] Jika dikonversi ke dalam satuan meter maka ukurannya menjadi sekitar 137 x 23 x 14 m (p x l x t).

Riwayat lain dikatakan oleh Hasan al-Basri, namun dia tidak mengatakan berapa tingginya. Hasan al-Basri berkata, “Panjang bahtera Nuh adalah 1.200 hasta, dan lebarnya 600 hasta.” Itu artinya sama dengan sekitar 549 x 274 m (p x l).[2]

Sementara itu Ibnu Ishaq, mengutip dari Taurat, mengatakan, “Ahli Kitab Taurat berasumsi bahwa Allah memerintahkan Nuh untuk membangun perahu dari kayu jati. Dia harus membuatnya miring, untuk kemudian dilapisi dengan ter di dalam dan di luar, dan membuatnya dengan panjang 80 hasta dan lebar 50 hasta, dan tingginya di langit 30 hasta.

“(Allah memerintahkannya) untuk membangunnya dengan tiga lantai, bagian bawah, tengah, dan atas, dan untuk membuat jendela padanya. Nuh melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah. Akhirnya, dia menyelesaikannya.”[3] Jika dikonversi ke dalam ukuran meter maka itu menjadi 37 x 23 x 14 m (p x l x t).

Sebagaimana telah disebutkan dalam artikel sebelumnya, baik orang Yahudi dan Nasrani juga meyakini kisah tentang Nabi Nuh. Dalam Alkitab mereka dikatakan, “Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: 300 hasta panjangnya, 50 hasta lebarnya dan 30 hasta tingginya.”[4] Apa yang disebutkan dalam Alkitab, dimensinya sama persis dengan versi Qatadah bin an-Numan sebagaimana telah disebutkan di atas.

Seawise Giant, kapal laut terbesar di era modern yang pernah dibuat. Foto: WT Live

Sebagai pembanding dengan masa kini, dunia mencatat bahwa kapal laut terbesar yang pernah dibuat pada era modern adalah kapal tanki minyak Seawise Giant, atau nama lainnya adalah Knock Nevis. Kapal ini dibuat di Jepang oleh Sumitomo Heavy Industries, Ltd dan pertama kali diluncurkan pada tahun 1981. Kapal ini memiliki panjang 458,45 m dan lebar 68,8 m. Beban terberat yang dapat ditanggungnya adalah  646.642 ton. Sementara itu, kapasitas tanki minyaknya mencapai 4.240.865 barrel.[5]

Perbandingan Seawise Giant (warna merah) dengan gedung-gedung pencakar langit di dunia. Foto: Vessel Tracking

Dialog Nabi Isa dengan Ham

Masih terkait dengan penggambaran bahtera Nuh, Ibnu Abbas menggambarkannya dalam sebuah riwayat yang cukup panjang. Berikut ini adalah riwayatnya:

Para murid berkata kepada Isa bin Maryam, “Apakah engkau mau mempertemukan kami dengan orang yang menyaksikan bahtera (Nuh) dan dapat memberi tahu kami tentang hal itu?”

Dia pergi bersama mereka dan sampai di bukit tanah. Di sana, dia mengambil segenggam tanah di telapak tangannya dan bertanya, “Apakah kalian tahu apa ini?”

Mereka menjawab, “Allah dan Nabi-Nya lebih tahu!”

Isa berkata, “Ini adalah kuburan putra Nuh, Ham.”

Dia memukul bukit itu dengan tongkatnya dan berkata, “Bangkitlah dengan izin Allah!” Dan bangkitlah Ham, dengan rambut abu-abu, menggoncang-goncangkan kotoran (tanah) di kepalanya.

Isa bertanya kepadanya, apakah dia mati dalam keadaan seperti itu (dengan rambut beruban). Ham menjawab, “Tidak, ketika aku mati, aku adalah seorang pemuda, tetapi aku pikir waktunya telah tiba, dan rambutku menjadi abu-abu.”

(Isa) berkata, “Ceritakanlah tentang bahtera Nuh!”

Dia berkata, “Panjangnya 1.200 hasta dan lebarnya 600 hasta. Ada tiga lantai, satu untuk hewan peliharaan dan liar, satu lagi untuk manusia, dan yang ketiga untuk burung. Ketika kotoran hewan menjadi berlebihan, Allah mengilhami Nuh untuk menggelitik ekor gajah. Dia melakukannya, dan seekor babi jantan dan betina keluar dan menyerang (memakan) kotoran itu.

“Ketika tikus itu masuk ke dalam lapisan (dari papan) bahtera dan menggerogotinya, Allah mengilhami Nuh untuk memukul singa di antara kedua matanya, dan seekor kucing jantan dan betina keluar dari hidungnya dan menyerang tikus itu.”

Isa bertanya kepada Ham, “Bagaimana Nuh mengetahui bahwa (semua) tempat-tempat itu tenggelam (dan kemudian tidak lagi)?

Dia menjawab, “Dia mengirim burung gagak untuk memberinya informasi, tetapi ia (gagak) menemukan mayat dan menyambarnya, di mana (Nuh) mengutuk burung gagak yang mana seharusnya membuat (gagak) ketakutan. Oleh karena itu, gagak tidak menyukai rumah-rumah.

“Dia kemudian mengirim merpati. Ia kembali dengan daun zaitun di paruhnya dan tanah liat di kakinya. Karenanya, Nuh tahu bahwa semua tempat telah terendam air (tetapi saat itu sudah surut). Karena itu, kalung burung (corak bulu pada bagian leher) merpati berwarna hijau keabu-abuan di lehernya. Nuh memberkati burung merpati itu agar jinak dan tidak berbahaya. Oleh karena itu, merpati menyukai rumah-rumah.”

Para murid berkata, “Wahai Nabi Allah, mengapa engkau tidak membawanya (Ham) kepada orang-orang kita, sehingga dia dapat duduk dan berbicara dengan kita?

Isa menjawab, “Bagaimana mungkin orang yang sudah tidak memiliki kehidupan mengikuti kalian?”

Kemudian Isa berkata kepada Ham, “Kembalilah dengan izin Allah!” Dan Ham berubah menjadi debu kembali.[6] (PH)

Bersambung ke:

Sebelumnya:

Catatan Kaki:


[1] Al-Tabari, Tarikh al-Rusul wa al-Muluk: Volume 1, diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Franz Rosenthal (State University of New York Press: New York, 1989), hlm 356.

[2] Ibid., hlm 357.

[3] Ibid., hlm 359.

[4] “Kejadian 6: 15”, dari laman http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=kejadian&chapter=6&verse=15, diakses 28 Agustus 2019.

[5] “Seawise Giant – the Biggest Ship ever Built”, dari laman http://www.vesseltracking.net/article/seawise-giant, diakses 28 Agustus 2019.

[6] Al-Tabari, Op.Cit., hlm 357-358.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*