Mozaik Peradaban Islam

Kisah Tentang Adam (11): Qabil dan Habil (1)

in Studi Islam

Last updated on August 12th, 2018 03:06 pm

“Setiap anak laki-laki yang lahir dari Adam (melalui Hawa) dilahirkan bersama dengan seorang anak perempuan (kembar namun berbeda jenis kelamin). Adam biasa menikahkan anak laki-laki dari satu kehamilan dengan anak perempuan (dari kehamilan)  yang lain, dan sebaliknya.”

–O–

Ketika Adam dan Hawa diturunkan ke bumi, Adam diriwayatkan membawa beberapa barang dari surga, di antaranya membawa beberapa daun surga yang ketika tersebar di bumi menjadi wewangian, oleh karena itulah setiap parfum asal mulanya berasal dari India (diriwayatkan oleh Abu al-‘Aliyah dan Ibnu Ishaq). Selain itu dia juga membawa buah-buahan dari surga (diriwayatkan oleh Abu Musa al-Ash’ari). Untuk alat bertahan hidup Adam dibekali anvil, jepitan, martil, dan palu (diriwayatkan oleh Ibnu Abbas).

Dalam riwayat lainnya, Adam diriwayatkan membawa Hajar Aswad (Batu Hitam yang sekarang menjadi bagian dari Ka’bah), dan butiran gandum yang terbuat dari buah khuldi, namun menurut al-Tabari riwayat-riwayat tersebut lemah karena tidak dapat dilacak sanadnya.

Setelah tinggal di bumi, Adam kemudian diajarkan untuk bertahan hidup, diriwayatkan oleh Ibnu Abbas:

“Allah SWT berkata: ‘Dengan kekuasaan-Ku! Aku akan menjatuhkanmu ke bumi, dan hanya dengan bekerja keras engkau dapat bertahan hidup.’ Adam diturunkan dari surga, di mana sebelumnya mereka dapat makan dengan bebas dari (ketersediaan) yang melimpah, ke tempat di mana tidak ada lagi makanan dan minuman yang berlimpah. Dia diajari bagaimana caranya untuk mengolah besi, dan dia diperintahkan untuk membajak. Jadi dia membajak, menabur, dan mengairi, dan ketika (panen) tiba, dia memanen, menggasak, menampi, menggiling, meremas, memanggang roti, dan makan. Adam tidak belajar tentang (semua hal ini) sampai Allah SWT berkehendak menjadikan semuanya siap.”

Hingga tibalah masanya Adam merasa kesepian di bumi, Adam berkata: “Tuhanku! Apakah bumi Engkau ini tidak memiliki siapa pun kecuali aku yang tinggal di sana dan memuji-Mu?” Jawaban atas pertanyaan Adam diriwayatkan oleh Abdul Samad bin Ma’gil dari Wahb:

“Ketika Adam diturunkan ke bumi dan melihat keluasannya tetapi tidak melihat siapa pun kecuali dirinya sendiri, dia berkata: ‘Ya Tuhanku! Apakah bumi-Mu ini tidak memiliki siapapun selain aku untuk tinggal di sana, dan memuji, dan mensucikan Engkau?’ Allah SWT berkata: ‘Aku akan memiliki beberapa anakmu memuji dan mensucikan Aku di atasnya. Aku akan memiliki rumah-rumah yang didirikan untuk menyebut Aku di atasnya, rumah-rumah di mana makhluk-Ku akan memberi pujian dan menyebut nama-Ku. Aku akan memiliki salah satu dari rumah-rumah yang dipilih untuk kemurahan hati-Ku dan membedakannya dari yang lain dengan nama-Ku dan menyebutnya rumah-Ku…..

“‘Engkau akan tinggal di sana Adam, selama engkau hidup. Lalu bangsa-bangsa, generasi-generasi, dan nabi-nabi dari anak-anakmu akan tinggal di sana, satu bangsa setelah yang lain, satu generasi setelah yang lain.’”

 

Qabil dan Habil

Salah satu peristiwa penting yang terjadi di masa Adam masih hidup di bumi adalah pembunuhan Habil oleh kakak laki-lakinya yang bernama Qabil, keduanya merupakan anak laki-laki Adam. Para ulama berbeda pendapat tentang nama Qabil yang benar, beberapa mengatakan namanya Qain, ada juga yang mengatakan Qabin, dan juga Qayin. Namun, demi kemudahan pembaca, dalam artikel ini kita akan menggunakan nama Qabil. Selain itu, mereka juga berbeda pendapat mengenai alasan kenapa Habil dibunuh oleh Qabil.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud dan beberapa sahabat Nabi lainnya:

“Setiap anak laki-laki yang lahir dari Adam (melalui Hawa) dilahirkan bersama dengan seorang anak perempuan (kembar namun berbeda jenis kelamin). Adam biasa menikahkan anak laki-laki dari satu kehamilan dengan anak perempuan (dari kehamilan)  yang lain, dan sebaliknya. Alhasil, dua anak laki-laki, yang dipanggil Qabil dan Habil, dilahirkan darinya. Qabil adalah seorang petani dan Habil adalah seorang gembala. Qabil adalah yang lebih tua dari keduanya.

“Dia (Qabil) memiliki saudara perempuan yang lebih cantik daripada saudara perempuan Habil. Habil berusaha untuk menikahi saudara perempuan Qabil, tetapi Qabil menolak dan berkata: ‘Dia adalah saudara perempuanku yang lahir bersama denganku, dan dia lebih cantik daripada saudara perempuanmu. Aku lebih pantas untuk menikahinya ketimbang dirimu. Ayahnya memerintahkan Qabil untuk menikahkannya dengan Habil. Namun, dia menolak.

Ilustrasi ritual qurban yang dilakukan oeh Qabil dan Habil. Photo: Duncan Walker / Getty Images

“Qabil dan Habil mempersembahkan korban kepada Allah (untuk mencari tahu) siapa yang lebih pantas untuk gadis itu. Pada hari itu, Adam tidak ada, karena dia pergi menuju Mekah. Allah SWT telah berkata kepada Adam: ‘Adam, apakah engkau tahu bahwa Aku memiliki sebuah rumah di bumi?’ Adam menjawab: ‘Sungguh! Aku tidak tahu.’ Allah SWT berkata: ‘Aku memiliki sebuah rumah di Mekah. Jadi, pergilah ke sana!’ Adam berkata kepada Surga: ‘Jagalah kedua anakku agar selamat!’ Tetapi Surga menolak. Dia berbicara kepada Bumi (dengan permintaan yang sama), tetapi Bumi menolak. Dia berbicara kepada Gunung-gunung, dan mereka juga menolak. Dia kemudian berbicara kepada Qabil, yang berkata: ‘Ya! Engkau akan pergi, dan ketika engkau kembali, engkau akan bahagia dengan keadaan di mana engkau akan bertemu keluargamu.’” (PH)

Bersambung ke:

Kisah Tentang Adam (12): Qabil dan Habil (2)

Sebelumnya:

Kisah Tentang Adam (10): Rumah Pertama di Muka Bumi

Catatan:

Seluruh artikel ini merupakan penceritaan ulang dari buku Al-Ṭabari, Taʾrīkh al-Rusūl wa al-Mulūk: Volume 1, diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Franz Rosenthal (State University of New York Press: New York, 1989), hlm 295-308.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*