Mozaik Peradaban Islam

Puncak Adam Sri Lanka (1): Ziarah Empat Agama

in Travel

Last updated on October 1st, 2018 02:15 pm

“Bagi Muslim, Puncak Adam diyakini sebagai tempat di mana Adam pertama kalinya diturunkan ke Bumi. Meskipun demikian, kini Puncak Adam menjadi destinasi ziarah bagi orang Buddha, Hindu, Islam, dan Kristen.”

–O–

Puncak Adam diselimuti kabut dilihat dari atas. Photo: the srilankan dream

Jika Yerusalem dikatakan sebagai tempat ziarah bagi tiga agama Samawi, yakni Yahudi, Kristen, dan Islam,[1] maka lain halnya dengan Puncak Adam (Adam’s Peak). Puncak Adam adalah nama gunung di Sri Lanka yang disakralkan oleh empat agama besar: Buddha, Hindu, Islam, dan Kristen. Para peziarah biasanya mendaki gunung ini pada bulan-bulan sebelum musim hujan, karena di musim hujan pendakian akan sangat sulit dan bahkan tidak memungkinkan karena guyuran hujan lebat yang membuat jalur perjalanan menjadi sangat licin. Selain itu, adanya kabut yang membuat visibilitas sangat terbatas juga menjadi salah satu hal yang menjadi pertimbangan.[2]

Puncak Adam dilihat dari kejauhan. Photo: Astronomyinertia/Wikimedia

Pendakian paling khusyuk diyakini harus dilakukan di malam hari demi menyambut fajar ketika sampai di puncak. Terdapat enam jalur menuju puncak, tetapi bahkan yang paling mudah pun adalah perjalanan yang penuh tantangan karena harus melalui hutan. Gunung ini kaya akan batu permata, yang menurut keyakinan Muslim, adalah air mata Adam dan Hawa yang mengkristal setelah diusir dari Surga.[3]

Para peziarah yang sedang menuju Puncak Adam di musim pendakian. Photo: Travel Voice

Jauh sebelum kedatangan agama-agama dunia, gunung itu disucikan oleh orang-orang Veddic awal yang menyembah Dewa Saman di sana. Seiring waktu, sosok Saman terasimilasikan ke dalam ajaran Buddha, dia dianggap sebagai roh penjaga Sri Lanka dan juga seorang bodhisattva, atau guru spiritual / murid Buddha. Sampai saat ini, di sana masih ada Kuil Saman yang terletak di samping Kuil Tapak Kaki. Legenda setempat mengatakan bahwa Saman meminta Sang Buddha untuk meninggalkan jejaknya di sana.[4]

Tujuan utama bagi para peziarah hari ini adalah kuil yang berada di puncaknya yang memiliki tinggi 2240 MdPL. Di dalam kuilnya, terdapat batu yang memiliki lima lekukan yang diyakini sebagai bekas tapak kaki. Dalam bahasa Singhalese, salah satu suku lokal di Srilanka, gunung tersebut disebut Gunung Sri Prada. Orang Buddha meyakini bahwa tapak kaki itu merupakan tapak kaki Buddha, sementara orang Kristen mengatakan bahwa itu tapak kaki Rasul St. Thomas, murid Yesus dalam Alkitab, dan diyakini sebagai misionaris legendaris pertama yang melakukan perjalanan ke Asia Selatan.[5]

Lekukan di atas batu yang diyakini sebagai bekas tapak kaki Adam. Photo: sripada.org

Orang Hindu meyakini bahwa itu adalah jejak kaki dewa Siwa, sementara Muslim menganggapnya sebagai tanda-tanda peninggalan Adam ketika pertama kalinya dijatuhkan dari Surga. Sebagian orang Kristen juga meyakini bahwa Sri Lanka adalah lokasi Taman Eden yang asli. Umat Buddha juga meyakini bahwa jejak kaki itu merupakan jejak kaki kiri Sang Buddha saat dia berjalan melintasi Asia, sementara itu jejak kaki kanannya berada di Wat Phra Phutthabat di Thailand.[6]

Salah satu persembahan yang paling banyak dipersembahkan oleh peziarah adalah satu carik perak yang mana panjangnya harus setara dengan tinggi badan peziarah yang bersangkutan. Ketika pulang, para peziarah akan membawa botol kecil berisi air yang disediakan di sekitar batu tapak kaki. Kuil itu sekarang dikelola oleh biksu-biksu Buddha yang tinggal di biara di sekitar pegunungan.[7]

Kuil Tapak Kaki yang berada di Puncak Adam. Photo: Lucy Grewcock

 

Riwayat-riwayat dalam Islam

Di atas telah dijelaskan, orang Islam meyakini bahwa Adam diturunkan di Puncak Adam (Sri Prada). Keyakinan tersebut bukannya tanpa dasar, sebab di dalam Islam sendiri banyak riwayat yang menyatakan bahwa tempat Adam pertama kalinya ketika diturunkan dari Surga adalah di tanah India. Dalam banyak riwayat, tidak dijelaskan secara pasti di mana letaknya tanah India yang dimaksud. Meskipun hari ini secara administratif Sri Lanka adalah negara yang berbeda dengan India, namun dalam sejarah, selain lokasinya yang berdekatan, Sri Lanka dipengaruhi India dalam berbagai hal seperti agama, seni, arsitektur, sastra, musik, kedokteran, dan astronomi.[8]

Berdasarkan riwayat-riwayat yang dikumpulkan oleh Al-Ṭabari, menurut para ulama pendahulu di masa Nabi, Allah SWT menurunkan Adam di India.[9] Berikut ini adalah beberapa riwayatnya:

Diriwayatkan oleh Qatadah bin an-Nu’man:

“Allah SWT menurunkan Adam ke bumi. Tempat di mana dia dijatuhkan adalah tanah India.”

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas:

“Ketika Allah SWT pertama kali menurunkan Adam, adalah di Dahna (Dahnaj), tanah India.”

Diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib:

“Tanah dengan bau yang paling manis di muka bumi adalah tanah India. Ketika Adam diturunkan ke sana, beberapa aroma surga menempel di pohon-pohon India.”

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas:

“Adam dijatuhkan di India, dan Hawa di Juddah. Dia pergi mencarinya, dan akhirnya mereka bertemu. Hawa menggambar (z-l-f) di dekat dia, maka jadilah (tempat itu) al-Muzdalifah. Mereka menyadari (tanda ‘-r-f) satu sama lain, maka jadilah (tempat itu) Arafat. Dan mereka dipertemukan (j-m-‘) di Jam, maka jadilah (tempat itu) Jam.[10] Adam dijatuhkan di atas gunung di India bernama Nudh.”

Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq:

“Para ahli kitab Taurat pada bagian mereka mengatakan: ‘Adam dijatuhkan di India di atas gunung yang disebut Wasm di sebuah sungai (lembah) yang disebut Buhayl di antara dua tempat di tanah India, al-Dahnaj dan al-Mandal. Hawa dijatuhkan di Juddah di tanah Mekah.’”

Beberapa sumber lainnya mengatakan:

“Adam dijatuhkan di Sarandib (Sri Lanka) di atas sebuah gunung yang disebut Nudh, Hawa di Juddah di tanah Mekah, Iblis di Maysan, dan ular di Isbahan.[11] Juga telah dikatakan bahwa ular itu dijatuhkan di padang pasir (al-Barriyyah), dan Iblis di pantai laut al-Ubullah.” (PH)

Bersambung ke:

Puncak Adam Sri Lanka (2): Ziarah Muslim

Catatan Kaki:

[1] Trias Kuncahyono, Jerusalem: Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir (Penerbit Buku Kompas: Jakarta, 2008), hlm 222.

[2] Norbert C. Brockman, Encyclopedia of Sacred Places: Volume 1 (ABC-CLIO, LLC, 2011), hlm 6.

[3] Ibid.

[4] Ibid., hlm 6-7.

[5] Ibid., hlm 7.

[6] Ibid.

[7] Ibid.

[8] “Sri Lanka”, dari laman https://www.britannica.com/place/Sri-Lanka/History, diakses 30 September 2018.

[9] Al-Ṭabari, Taʾrīkh al-Rusūl wa al-Mulūk: Volume 1, diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Franz Rosenthal (State University of New York Press: New York, 1989), hlm 281-292.

[10] Jam mengacu pada beberapa daerah di dekat Mekah yang terhubung dengan ritual ziarah haji. Kadang-kadang juga dianggap sebagai nama lain untuk al-Muzdalifah.

[11] Mesene, atau Charakene, adalah sebuah provinsi di Babylonia selatan, tempat ini diduga masih Isbahan juga. Dalam kasus Mesene, itu diperkirakan sebagai tempat turunnya Iblis karena iklimnya yang buruk. Sementara itu al-Ubullah adalah kota utama Maysin pada masa kuno.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*