Mozaik Peradaban Islam

Syair Cinta Rumi untuk Ali bin Abi Thalib (2): Ketika Ali Menjatuhkan Pedangnya

in Tokoh

Last updated on November 14th, 2020 11:37 am

Bagi para pencari engkau adalah abadi, dan, melalui dirimu, setiap sekam dapat mencapai inti, maka bukalah selamanya, pintu belas kasihan menuju Tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia  – janganlah membuat kami menunggu!

Foto: swordbuy.com

Musuh yang telah kalah itu bertanya kepada Ali, “Engkau benar-benar cerdas dan berwawasan, Ali, apa yang engkau pikirkan hingga menghentikan pertarungan?

“Jiwa kami telah terbelah oleh pedangmu yang paling lembut, bumi kami telah dibersihkan oleh pengetahuan yang telah engkau tuangkan. Aku tahu ini adalah rahasia-Nya, tetapi beri tahulah aku! Membunuh tanpa pedang adalah misteri-Nya.”

Sang Pengrajin itu, tanpa alat atau tangan tetap mengetahui cara menciptakan karunia yang Dia berikan: Dia akan membuatmu mencicipi ratusan anggur dan lebih banyak lagi, yang belum pernah diketahui telinga dan mata sebelumnya.

Dia bertanya kembali, “Wahai elang pemburu surga, tolong beritahu aku, melalui Sang Pencipta apa yang baru saja engkau lihat? Matamu telah belajar untuk melihat alam yang tersembunyi, tidak seperti mata orang-orang di sini yang disulam.

“Seseorang melihat bulan di langit sejelas siang hari, yang lainnya akan berkata, ‘Seluruh dunia gelap’; Yang lainnya melihat tiga buah bulan di ruang yang sama, meskipun masing-masing mengamati langit dari tempat yang sama – mata luar mereka tajam, telinga mereka juga, namun mereka malah melarikan diri dariku dan sebagai gantinya berpegangan kepadamu!

“Apakah ini ilusi atau anugerah-Nya yang luar biasa – engkau terlihat seperti serigala, sementara aku memiliki wajah Yusuf?

“Jika ada delapan belas ribu dunia, tidak seorang pun yang akan menemukan di antara mereka yang mengerti – rahasianya, Ali yang agung, maukah engkau ceritakan, engkau yang membawa nasib baik setelah nasib buruk?

“Paling tidak katakan apa yang engkau lihat di dalam pikiranmu dengan terus terang, atau aku akan membocorkan rahasia apa yang telah menetes darimu kepadaku: Itu menyinariku melaluimu, namun masih tetap bersinar.

“Lalu, seperti bulan, engkau menyebarkan cahaya secara diam-diam; Tetapi jika bulan mesti berbicara kepada kita suatu hari, ia akan menuntun manusia lebih cepat dalam perjalanan mereka – Mereka terjaga dari kesalahan orang bodoh yang lalai karena bulan menaklukkan pekikan setan, meskipun diam bulan dapat menjadi cahaya panduan, sementara bulan yang berbicara akan berkali-kali lipat (manfaat panduannya).

“Karena engkau adalah ‘pintunya ilmu menuju di mana pengetahuan Allah berada’[1], secercah cahaya matahari yang terang dari karunia milik-Nya, bukalah pintunya!

“Bagi para pencari engkau adalah abadi, dan, melalui dirimu, setiap sekam dapat mencapai inti, maka bukalah selamanya, pintu belas kasihan menuju Tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia[2] – janganlah membuat kami menunggu!”

Setiap atom adalah tempat di mana Dia akan tampak, tetapi jika ditutup siapa yang akan berkata: “Pintunya ada di sini!” Kecuali sang penjaga mesti mengayunkannya agar terbuka lebar. Keyakinan akan hal ini tidak akan dibangkitkan dari dalam, tetapi ketika ia dibuka, ia dapat menghidupkan kembali burung harapanmu, yang kemudian akan mulai terbang.

Jika harta terpendam ditemukan di dalam reruntuhan oleh seseorang, maka dia akan mencari dari setiap reruntuhan yang dia bisa; Jika dari mutiara darwis engkau gagal menemukannya, mengapa engkau harus mencoba yang lain dari jenisnya?

Pendapat, jika selama bertahun-tahun terus berjalan, ia tidak dapat melewati hidungnya sendiri, di mana ia dilahirkan – jika engkau belum mencium aroma dari yang tak terlihat, dapatkah engkau mengaku yang telah melampaui dicium hidungmu?

Orang Kafir itu Bertanya Kepada Ali, “Setelah Mengalahkan Seseorang Seperti Aku, Mengapa Engkau Menjatuhkan Pedangmu?”

Orang kafir yang ramah itu kemudian bertanya kepada Ali melalui kemabukan dan kenikmatan, dengan pemikiran yang mendalam: “Amirul Mukminin, tolong beri tahu aku, ayolah! Jadikan jiwaku seperti janin yang menundukkan kepalanya!”

Tujuh planet pada gilirannya berperan dalam membesarkan janin, wahai jiwa yang terkasih, tetapi ketika ia membutuhkan roh, maka matahari memberikan bantuan yang diperlukan untuk menyelesaikan hal ini: Janin digerakkan oleh matahari dengan pelan, ketika (digerakkan dengan) cepat ia menyediakan jiwa untuknya; Dari planet ia tidak memperoleh apa-apa selain jejak kecil, tetapi kemudian matahari menyinari dengan kasih yang hangat.

Tapi bagaimana hubungan ini pertama kali dimulai di dalam rahim dengan matahari yang paling indah? Sebuah jalan tersembunyi di luar pandangan manusia yang menyediakan jalan menuju cahaya sempurna, jalan yang di mana semua emas yang tersembunyi dimurnikan dan batu berubah menjadi permata yang ditambang, jalan yang memberi warna merah pada setiap rubi dan mengirimkan percikan ke tempat setiap tapal kuda dibuat, jalan yang mematangkan buah saat berada di pohon, jalan yang memberikan keberanian kepada sang pemalu.

Dia melanjutkan, “Katakanlah seluruhnya, elang agung, dengan sayapmu yang membara, yang telah dilatih di lengan sang raja, hai elang penangkap burung phoenix, tunjukkanlah, engkau yang telah mengalahkan pasukan besar sendirian – engkau sendiri adalah seluruh umatku, semenjak aku ini adalah mangsamu, elang agung, tolong beritahu aku! Belas kasihan di tengah kemurkaan! Aku tidak mengerti mengapa engkau lebih memilih untuk menjabat tangan naga!”[3] (PH)

Bersambung ke:

Sebelumnya:

Catatan kaki:


[1] Kalimat ini diambil dari sebuah hadis yang berbunyi, “Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya, maka barangsiapa yang menginginkan ilmu hendaklah mendatanginya dari arah pintunya.” (HR Ibnu Jarir dalam Tahdzibul Atsar, ath-Thabrani dalam al-Kabir 1/108, al-Hakim 3/126, al-Khathib al-Baghdadi 11/48, dan Ibnu Asakir 2/159.

[2] QS al-Ikhlas (112): 4.

[3] Disadur dari Jalal al-Din Rumi, Masnavi: Vol 1, diterjemahkan oleh Jawid Mojadeddi  (Oxford University Press: New York, 2004), hlm 228-230.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*