Mozaik Peradaban Islam

Timur Lang (8): Pertempuran dengan Ustmani (3)

in Tokoh

Last updated on July 13th, 2018 02:11 pm

“Timur mengirim agen rahasia untuk menyusup ke dalam pasukan Ottoman, dan mempengaruhi para prajurit Tatar Ottoman. Hasilnya, ketika perang berlangsung, mereka membelot ke Timur.”

–O–

Sebelum pasukan Timur Lang dan Bayezid I Ottoman terjadi, beberapa sumber sejarah mengatakan bahwa Timur telah mengirimkan agennya terlebih dahulu untuk menyusup ke dalam pasukan Ottoman. Timur mengetahui, bahwa di pihak Bayezid ada orang-orang Tatar juga yang mengabdi kepada Ottoman. Sejarawan Von Hammer mengatakan, “Agen rahasia Timur dikirim ke kamp Ottoman dan mendesak banyak prajurit ras Tartar yang bertugas di sana bahwa mereka seharusnya tidak berperang melawan Timur, yang merupakan pemimpin sejati semua pejuang Tatar….”

Ketika pertempuran antara pasukan Timur Lang dan Bayezid I Ottoman terjadi pada 20 Juli 1402, berbagai sumber referensi mengatakan jumlah pasukan yang terlibat bermacam-macam. Namun menurut Harold Lamb, penulis buku Tamerlane: The Earth Shaker, jumlah yang paling masuk akal, berdasarkan data-data invasi Timur di kota-kota lain sebelum dan sesudahnya, jumlah pasukan Timur di Ankara hanya di antara 80.000 sampai 160.000. Sementara itu di pihak Bayezid ada 120.000 pasukan.

Kesimpulan Lamb lainnya adalah bahwa pasukan Bayezid justru lebih banyak, karena di awal pertempuran, Timur justru mengambil sikap bertahan dan sempat mundur, tidak ada alasan kenapa dia harus bertahan dan mundur dulu selain karena jumlah pasukannya lebih sedikit. Maka, menurut Lamb, jumlah pasukan Timur berada di bawah 120.000 orang, meskipun jumlah pastinya tidak diketahui.[1] Namun seperti telah dibahas pada artikel sebelumnya, dalam perjalanan dari Sivas menuju Ankara, Bayezid sudah kehilangan 5.000 pasukannya.[2]

Ketika akan terjadi pertempuran besar di antara pihak yang bertikai, jangan dikira kekuatan besar lainnya, terutama Eropa, akan berdiam diri. Ternyata mereka juga mengamati secara diam-diam, pihak Eropa sudah memprediksi bahwa Timur akan menang. Meskipun Bayezid adalah seorang figur yang dominan pada saat itu, dan sering disetarakan dengan Napoleon Bonaparte pada masa itu oleh sejarawan, namun jelas bahwa Timur jauh lebih superior. [3]

Dari sudut pandang Timur, pertempuran dengan Ottoman barangkali hanya dianggap pertempuran minor. Karena memang pada faktanya, Timur malah jauh lebih kesulitan untuk mengalahkan Toktamish Khan, khan Mongol dari Gerombolan Biru (Blue Hordes). Toktamish Khan beberapa kali terbukti berhasil jatuh bangun dalam menghadapi Timur, dan dia cukup mengganggu agenda invasi Timur. Dalam salah satu kesempatan, Toktamish Khan bahkan adalah pihak yang pertama kali menyerang.[4]

Timur terbilang cukup mudah mengalahkan Bayezid, ada beberapa poin yang membuat Bayezid kalah telak:

  1. Pasukan Bayezid sudah kelelahan karena dipermainkan Timur dalam taktik lari dan bersembunyi. Terlebih, ketika sampai di Ankara, akses air sudah ditutup oleh Timur.
  2. Timur membawa 30 ekor gajah yang terlatih untuk berperang, yang dia bawa dari India setelah menaklukan Delhi empat tahun sebelumnya.
  3. Berbaliknya keberpihakan prajurit Tatar Ottoman ke Timur.
  4. Bayezid mengabaikan peringatan dari Stephen Lazarovic, komandan pasukan Serbia di pihak Ottoman, yang juga sekaligus adik iparnya, untuk mundur.[5]

Namun, lebih dari semua itu, pada intinya Bayezid yang masih berusia 48 tahun kalah berpengalaman dibandingkan Timur yang pada saat itu sudah berusia menjelang 70 tahun. Terkhusus tentang pengkhianatan pasukan Tatar Ottoman yang berpindah keberpihakan ke Timur, Lamb berpendapat lain, dia mengatakan:

“Mengenai pembelotan terhadap Bayezid dari sekutu Tatarnya, tidak ada catatan di sejarah Tatar bahwa Timur tertarik kepada kepala suku yang berkaitan. Ada laporan yang mengatakan bahwa beberapa suku Tatar Hitam (Black Tatars) yang pergi ke Asia Kecil dan terdaftar dalam tentara Turki (Ottoman). Mereka inilah yang mungkin berada di pihak Bayezid dan membelot ke Tatar (Timur) dalam pertempuran. Jumlah mereka kecil, dan Timur tampaknya tidak berkomunikasi dengan mereka sampai setelah perang, yaitu ketika dia memaksa mereka untuk kembali bersamanya ke Samarkand.”[6]

Lukisan Stephen Lazarovic, komandan pasukan Serbia di pihak Ottoman, tidak diketahui siapa pembuatnya.

Sebelum perang berakhir, putra tertua Bayezid, Suleiman, yang memimpin sayap kanan Ottoman, konon karena diserang mendadak oleh Tatar Ottoman yang membelot, dia melarikan diri dari pertempuran bersama pasukannya ke Bursa. Sementara itu Stephen Lazarovic juga lari bersama pasukannya, kembali ke Serbia.

Peta posisi pasukan sebelum pertempuran terjadi. Infografis: Inkscape.

Sementara itu, Bayezid terus terdesak, pasukannya tercerai berai. Dengan sisa pasukan sekitar 300 orang yang melindunginya, dia mencoba lari, namun pasukan Timur dengan mudah dapat menangkapnya bersama dua putra lainnya, Musa dan Mustafa. Bayezid dan keluarganya dengan resmi menjadi tawanan perang. Meskipun perkiraan jumlah korban yang akurat tidak mungkin diperoleh, namun seorang biarawan Dominikan mengklaim bahwa setidaknya 40.000 pasukan Ottoman telah terbunuh.[7]

Visualisasi jalannya pertempuran dapat dilihat dari video di bawah ini (hak cipta: Kings and Generals):

Lukisan karya Stanisław Chlebowski (1835–1884) yang menggambarkan ketika Timur menangkap Bayezid. Sekarang koleksi Lviv National Art Gallery, Ukraina.

Diplomat Spanyol, Ruy González de Clavijo, memberikan laporan singkat tentang kekalahan Ottoman, dia berkata, “Lord Timur telah membuat gerakan ini (taktik lari dan sembunyi) untuk menjeremuskan musuhnya ke dalam kekacauan; dan mereka bertarung dan orang Turki itu dipenjarakan.”[8] (PH)

Bersambung ke:

Timur Lang (9): Pertempuran dengan Ustmani (4)

Sebelumnya:

Timur Lang (7): Pertempuran dengan Ustmani (2)

Catatan Kaki:

[1] Harold Lamb, Tamerlane: The Earth Shaker (Burleigh Press: Great Britain, 1929), hlm 246, 248.

[2] Louis Ciotola, “Clash of the Tyrants”, dari laman http://warfarehistorynetwork.com/daily/military-history/clash-of-the-tyrants/, diakses 10 Juli 2018.

[3] Harold Lamb, Ibid., hlm 249.

[4] Pengantar oleh J. H. Sanders, hlm xvi, dalam Ahmed Ibn Arabshah, Tamerlane or Timur The Great Amir, diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Inggris oleh J. H. Sanders (Luzac & Co: London, 1936), hlm xvi-xvii.

[5] Louis Ciotola, Ibid.

[6] Harold Lamb, Ibid., hlm 248.

[7] Louis Ciotola, Ibid.

[8] Harold Lamb, Ibid., hlm 250.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

*