Mozaik Peradaban Islam

Category archive

Tokoh - page 29

Tokoh

Ibnu Haitham: Bapak Optik Modern (3)

Al-Hakim dijuluki masyarakat barat dengan sebutan “Mad Caliph”. Karena dia dikenal intoleran, dan tidak menerima alasan kegagalan. Ibnu Haitham mengetahui karakter khalifah ini. Maka ketika dia merasa tidak sanggup untuk menjawab tantangan dari khalifah, dia berpura-pura hilang ingatan. Sejak memasuki era pemerintahan Al Hakim, Kairo kehilangan jati dirinya sebagai kota yang ramah dan toleran. Bukan… Teruskan Membaca

Tokoh

Ibnu Haitham: Bapak Optik Modern (2)

Menurut Fazlur Rahman, tradisi keilmuan kaum Fatimiyah di Mesir berbeda dengan tradisi keilmuwan pada masa keemasan Abbasiyah.  Akademisi resmi negara di era Abbasiyah lebih fokus pada penerjemahan karya-karya sains dan filsafat Yunani. Sedang di Fatimiyah, mereka melakukan pendalaman dan pengkajian intensif (riset) terhadap ilmu pengetahuan. Inilah yang menjadikan Mesir memiliki daya tarik yang luar biasa… Teruskan Membaca

Tokoh

Ibnu Haitham: Bapak Optik Modern (1)

Optik, adalah cabang ilmu fisika yang meneliti sifat dan perilaku cahaya serta hubungannya dengan materi. Dari ilmu inilah lahir kamera, yang kemudian menjadi salah satu instrumen penting dalam sistem kehidupan modern yang kita nikmati sekarang. Pernahkah kita membayangkan bila peradaban manusia tidak pernah mengenal poto, video dan citra satelit? Mungkin kita tidak akan mengenal peta… Teruskan Membaca

Tokoh

Pengilmuan Islam dan Integrasi Ilmu dengan Etika: Gagasan Kuntowijoyo (4)

Salah satu kisah favorit Kuntowijoyo adalah mengenai penolakan Nabi Muhammad untuk tetap tinggal di langit dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Oleh Zainal Abidin Bagir[1] Islamisasi Ilmu versus Pengilmuan Islam (2) Dari pemaparan sejauh ini, perlu diperhatikan bahwa meski Kuntowijoyo menyebut pengilmuan Islam sebagai alternatif islamisasi ilmu, gagasan ini tak bisa semata-mata ditempatkan dalam rubrik “ilmu dan… Teruskan Membaca

Tokoh

Pengilmuan Islam dan Integrasi Ilmu dengan Etika: Gagasan Kuntowijoyo (3)

Pengilmuan Islam bertujuan untuk mengkontekskan teks-teks agama; dengan kata lain, menghubungkan agama dengan kenyataan. Oleh Zainal Abidin Bagir[1] Islamisasi Ilmu versus Pengilmuan Islam (1) Di atas “pengilmuan Islam” dicoba dipahami dengan membandingkannya dengan Islam sebagai mitos dan ideologi. Untuk lebih jauh memahami ini dalam konteks yang lebih luas, kita bisa melihat alternatif lain bagi gerakan… Teruskan Membaca

Tokoh

Pengilmuan Islam dan Integrasi Ilmu dengan Etika: Gagasan Kuntowijoyo (2)

Bagi kaum rasionalis kebenaran-kebenaran dapat dicapai tanpa melalui medium kenabian/kitab suci. Oleh Zainal Abidin Bagir[1] Dua pra-Anggapan Filosofis: Rasionalisme dan Pluralisme Beberapa paragraf terakhir dalam artikel sebelumnya menyiratkan beberapa pra-anggapan filosofis Kuntowijoyo. Setidaknya ada dua hal yang bisa dicatat di sini: (1) Dalam polarisasi mazhab rasionalis dan tekstualis, posisi Kuntowijoyo ada dalam “kubu” pemikiran Islam… Teruskan Membaca

Tokoh

Pengilmuan Islam dan Integrasi Ilmu dengan Etika: Gagasan Kuntowijoyo (1)

Awalnya Islam dianggap sebagai mitos, lalu sebagai ideologi, dan terakhir sebagai ilmu. Oleh Zainal Abidin Bagir[1] Secara garis besar, ada dua gagasan utama Kunto yang dibahas di sini: pengilmuan Islam dan integrasi ilmu dengan etika. Meskipun di tulisan-tulisan awalnya (80-an dan awal 90-an) dia tampak bersimpati pada gerakan islamisasi ilmu, belakangan ia membedakan gagasannya tentang… Teruskan Membaca

Tokoh

Allamah Thabathabai: Filosof dan Mufasir Muslim Kontemporer (12): Dialog dengan Henry Corbin (2)

Bagi Thabathabai, sejarah pemikiran  Islam terlalu didominasi oleh dimensi personal dalam rangka memuja prestasi kemajuan kelompok maupun tokoh tertentu, tetapi pada saat yang sama seperti tak memperhatikan dimensi sosialnya yang sering justru lebih penting dan mendalam.  Pertemuan kedua antara Profesor Henry Corbin dengan Allamah Thabathabai berlangsung tahun 1961 di desa dekat Damavand, tempat Thabathabai… Teruskan Membaca

Tokoh

Allamah Thabathabai: Filosof dan Mufasir Muslim Kontemporer (11): Dialog dengan Henry Corbin (1)

Lahir di Paris, Profesor Henry Corbin tumbuh dalam tradisi pendidikan Katholik. Minatnya pada filsafat dan agama membawanya berkelana ke berbagai negeri. Saat di Iran dia ingin bertemu dengan Thabathabai yang dia anggap sebagai penerus tradisi filsafat Islam Persia. Dialog dan Korespondensi dengan Profesor Henry Corbin Sebagaimana sudah dijelaskan pada edisi-edisi sebelumnya, Thabathabai bukan sosok intelektual… Teruskan Membaca

Tokoh

Allamah Thabathabai: Filosof dan Mufasir Muslim Kontemporer (10): Bidayah dan Nihayah (2)

Filsafat adalah suatu pandangan dunia, maka sudah seharusnya seluruh bahasannya disusun dan diurut seperti tatanan alam yang matematis dan geometris. Mendahulukan suatu bahasan yang belum saatnya dibahas akan merusak dan memutus alur pemahaman ibarat memetik buah yang belum matang. Beberapa keistimewaan Haydari menyebutkan paling tidak ada lima keistimewaan Bidayah dan Nihayah yang sulit dicari tandingannya… Teruskan Membaca