Mozaik Peradaban Islam

Category archive

Budaya Islam - page 9

Monumental

Islam dan Perang Dunia I (1): The Sick Man Of Europe

“Ada dua aspek utama penyebab dari melemahnya Ustmaniyah: peningkatan populasi yang sangat besar, dan penolakan terhadap modernisasi.” –O– Pada awal Perang Dunia I, sebagian besar wilayah di Timur Tengah secara politik didominasi oleh Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman). Dengan penguasaan wilayah yang sangat besar, Ottoman kemudian memutuskan untuk ikut terlibat dalam Perang Dunia I, namun apa alasan… Teruskan Membaca

Monumental

Kesultanan Ustmaniyah Menaklukan Konstantinopel (5): Istanbul dan Perubahan Gelombang Sejarah

“Konstantinopel berganti nama menjadi Istanbul dan dijadikan ibu kota. Mengetahui Ustmaniyah berjaya, kekuatan-kekuatan Eropa mengubah rute perdagangannya ke Atlantik. Sebuah babak baru kolonialisme Eropa dimulai.” –O– Sultan Mehmed II mengubah nama Konstantinopel menjadi Istanbul, dan untuk pembangunannya kembali setelah penaklukan, Mehmed memandang bahwa jejak-jejak masa lalu kota ini tidak perlu dihancurkan. Sebaliknya, dia berusaha menjadikan… Teruskan Membaca

Monumental

Kesultanan Ustmaniyah Menaklukan Konstantinopel (4): Jatuhnya Konstantinopel

“Shalat Jumat pertama setelah penaklukan dilakukan di Katedral Hagia Sophia. Untuk mengubahnya menjadi masjid, Ustmaniyah hanya perlu menyingkirkan lonceng dan salib. Namanya pun tidak diubah, hanya penyebutannya saja menjadi ‘Ayasofya,’ supaya terdengar lebih Turki.” –O– Di tengah jalannya pertempuran antara Kesultanan Ustmaniyah (Ottoman) dan Kekaisaran Bizantium, terdapat satu sosok di balik layar yang juga memainkan… Teruskan Membaca

Monumental

Kesultanan Ustmaniyah Menaklukan Konstantinopel (3): Bantuan dari Eropa

“Konstantinus XI meminta bantuan terhadap Gereja Roma. Paus Nicholas V berjanji akan memberikan bantuan dengan syarat Konstantinopel nantinya harus berada di bawah otoritasnya. Namun ketika perang pecah, bantuan tidak kunjung tiba.” –O– Di balik benteng pertahanan Konstantinopel yang kokoh, Kaisar Bizantium Konstantinus XI memiliki firasat bahwa pertempuran kali ini akan berbeda —Konstantinopel sedang berada dalam… Teruskan Membaca

Monumental

Kesultanan Ustmaniyah Menaklukan Konstantinopel (2): Meriam Raksasa

“Ustmaniyah membuat sebuah meriam raksasa seberat 16 ton, teknologi tercanggih pada masanya. Daya tembaknya melampaui 1,5 km. Inilah faktor kunci kemenangan mereka.” –O– Pada tahun 1453, walaupun masih menyandang nama besar Kekaisaran Romawi, namun pada dasarnya wilayah mereka yang sesungguhnya telah berkurang jauh dan tersisa hanya beberapa km persegi saja di Konstantinopel dan di Semenanjung… Teruskan Membaca

Monumental

Kesultanan Ustmaniyah Menaklukan Konstantinopel (1): Alasan Strategis

“Bukan hanya karena Konstantinopel sangat kaya, tapi orang-orang Ustmaniyah sangat menyukai salah satu versi hadist Nabi yang berbunyi: ‘Suatu hari Konstantinopel pasti akan ditaklukkan. Seorang Amir yang baik dan pasukan yang baik akan mampu mencapai hal ini’.” –O– Dalam sejarah Eropa, Kekaisaran Romawi menikmati posisi paling unggul, kisah-kisahnya menjadi bahan pelajaran paling populer dibandingkan dengan… Teruskan Membaca

Orientalis

Henry Corbin dan Kritik Filsafat Islam Orientalis (2)

“il faut sortir la philosophie islamique du ghetto d’orientalisme! (Kita harus membawa filsafat Islam keluar dari kerangkeng Orientalisme!)” —Ο—   Dalam sejarah intelektual Eropa, posisi filsafat Islam hanya dianggap sebagai perantara masuknya filsafat ke Barat hingga abad ke-13. Setelah periode tersebut, selain fungsi mediasi, nyaris tak ada aspek penting dalam filsafat Islam yang memberi kontribusi bagi… Teruskan Membaca

Orientalis

Henry Corbin dan Kritik Filsafat Islam Orientalis (1)

“Filsafat Islam bagi Corbin mesti dipandang seperti halnya konsep Ekumenisme dalam Islam, yang tak hanya melihat bahasa Arab sebagai bahasa “wahyu” yang universal, melainkan ia mewakili konstruksi budaya pemeluknya, dan karenanya tidak bisa dibatasi oleh sekat-sekat sekuler. Corbin mencatat di antara bias ini ialah distorsi penejemahan dan makna. Misalnya, baginya, padanan kata ‘aql dalam bahasa… Teruskan Membaca

Monumental

Bai’at Aqabah (3)

“Mereka bertanya, “apakah engkau tidak akan meninggalkan kami untuk kembali pada kaum mu jika kemakmuran telah tercapai?” Rasulullah yang mulia tersenyum dan berkata, “Tidak. Tidak akan pernah. Darahmu adalah darahku. Aku milikmu dan engkau milikku. Kini, ulurkan tangan kalian”. —Ο—   Bai’at Aqabah pertama, atau sumpah pemberian dukungan masyarakat Madinah kepada Rasulullah SAW adalah terobosan yang sangat… Teruskan Membaca

Monumental

Bai’at Aqabah (2)

“Bila diperhatikan secara seksama keenam isi perjanjian tersebut, point 1 dan 6 adalah dua kalimah syahadat. Sedang 2-5 adalah amaliah sosial. Bagaimanapun, Nabi saat itu tidak meminta perlindungan kepada mereka seperti yang pernah beliau lakukan kepada suku-suku lainnya di masa lalu. Sebagai negarawan yang pintar, beliau menyadari bahwa sumpah kesetiaan seperti itu akan datang pada… Teruskan Membaca