Mozaik Peradaban Islam

Category archive

Islam Nusantara - page 8

Islam Nusantara

Islam di Lombok (5): Dakwah Tuan Guru (1)

“Para pelajar asli Lombok yang naik haji dan menimba ilmu Mekah, sepulangnya dari sana mereka menemukan kejanggalan ajaran Islam di Lombok. Ternyata ajaran agama Islam tidak sepenuhnya dilaksanakan dan masih bercampur baur dengan ajaran animisme dan dinamisme warisan nenek moyang. Mereka bertekad untuk membuat perubahan, mereka adalah yang dikenal dengan sebutan Tuan Guru.” –O– Pada… Teruskan Membaca

Islam Nusantara

Islam di Lombok (4): Strategi Penyebaran Islam (2)

“Pembinaan Islam yang diutamakan di Lombok adalah kesadaran ketuhanan dan ibadah dengan pendekatan yang bersifat sufistik. Pola sufisme sinkretik dipandang efektif untuk syiar Islam saat itu dan lebih mudah diterima. Sampai dengan penghujung abad ke-17 M, Islam sudah tersebar di seluruh pulau Lombok.” –O– Para penyebar agama Islam di Lombok yang dimulai oleh Sunan Prapen… Teruskan Membaca

Islam Nusantara

Islam di Lombok (3): Strategi Penyebaran Islam (1)

“Wayang Lombok menceritakan kisah tentang kepahlawanan dalam Islam seperti Lakon Perang Badar yang terkenal dengan sebutan ‘Awang Media’, Sayyidinâ Alî bin Abî Thâlib yang dilukiskan sebagai ‘Selander Alam Dahur’, dan Abû Lahab (si tukang fitnah) yang dinamai ‘Baktak’.” –O– Menurut babad Lombok, Sunan Giri memerintahkan tiga orang dari muridnya yaitu: Lembu Mangkurat untuk mengislamkan Banjarmasin;… Teruskan Membaca

Islam Nusantara

Islam di Lombok (2): Masuknya Islam

“Agama Islam masuk di pulau Lombok kira-kira abad ke-16 M, diperkenalkan oleh Sunan Prapen (Sayyid Maulana Muhammad Fadlullah), putra Sunan Giri (salah satu Wali Songo). Maka setelah kedatangannya, masyarakat Lombok yang tadinya beragama Hindu-Jawa, beralih ke agama Islam.” –O– Deskripsi tentang sejarah masuknya Islam ke Lombok dapat menjelaskan kenapa Islam di Lombok dapat terbagi menjadi… Teruskan Membaca

Islam Nusantara

Islam di Lombok (1): Pulau Seribu Masjid

“Ada dua jenis praktik agama Islam di Lombok, yaitu Waktu Lima dan Wetu Telu. Islam Waktu Lima mempraktikan rukun Islam, sedangkan Islam Wetu Telu tidak. Islam Wetu Telu masih sangat kuat berpegang teguh pada adat-istiadat nenek moyang, misalnya mereka shalat dzuhur hanya sekali pada hari Jum’at, atau sembahyang pada hari Kamis sore, atau sembahyang subuh… Teruskan Membaca

Islam Nusantara

Syeikh Syamsuddin Wasil (4)

  “Terlepas dari sulitnya merekonstruksi sejarah Syeikh Syamsuddin Wasil dari kajian arkeologis, catatan-catatan historiografi dan cerita tutur masyarakat muslim Jawa meyakini bahwa almarhum yang dikebumikan di kompleks makam Setana Gedong adalah seorang tokoh sufi yang diyakini sebagai guru rohani Sri Mapanji Jayabaya. Lantaran itu, situs makam kuno yang terletak di dekat reruntuhan Candi Kuno di… Teruskan Membaca

Islam Nusantara

Syeikh Syamsuddin Wasil (3): Teka Teki Inskripsi Makam Setana Gedong

“Berdasarkan hasil penelitian Claude Guillot dan Ludvik Kalus, bila kita meyakini bahwa catatan dalam inskripsi Setana Gedong adalah epigraf atau informasi tentang sosok yang bersemayam dibalik tembok tersebut, bisa dipastikan bahwa sosok itu bukanlah Syeikh Syamsuddin Wasil yang hidup sezaman dengan Prabu Jayabaya yang hidup pada abad ke-12.” —Ο—   Di komplek pemakaman Setana Gedong atau… Teruskan Membaca

Islam Nusantara

Syeikh Syamsuddin Wasil (2): Antara Fakta dan Legenda

“Bila merujuk pada naskah-naskha kuno, tentu kita bisa membangun sebuah narasi tentang sosok bernama Syeikh Syamsuddin Wasil. Tapi bagaimanapun, kita membutuhkan sebuah fakta objektif tentang keberadaan beliau. Salah satunya, melalui bukti arkeologi. Tapi persolannya, bukti arkeologis ini belum mencukupi.” —Ο—   Menurut Agus Sunyoto, hubungan guru-murid antara Prabu Jayabaya dengan Syeikh Syamsuddin Wasil juga disinggung… Teruskan Membaca

Islam Nusantara

Syeikh Syamsuddin Wasil (1): Guru Sang Peramal Nusantara

“Kuat dugaan, bahwa Prabu Jayabaya berguru pada seseorang yang memilki kemampuan khusus, sehingga ia bisa membuat Kitab Musyarar yang berisi Ramalan tentang Nusantara, mulai dari zaman Aji Saka hingga munculnya Ratu Adil.”  —Ο—   Mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di Pulau Jawa, mengenal nama Prabu Jayabaya. Ia adalah raja Kadiri yang memerintah… Teruskan Membaca

Islam Nusantara

Syeik Jumadil Kubra: Bapak Para Wali di Nusantara (4)

“Syeik Jumadil Kubra, bukan sekedar identitas satu orang, lebih dari itu beliau adalah identitas satu peradaban. Bukan tidak mungkin, inilah salah satu akar tradisi keilmuan, keagamaan, dan kebudayaan agung nusantara.” —Ο—   Bila kita konstruksi informasi tentang Syeik Jumadil Kubra, baik dari versi Habaib maupun dari versi babad lokal, setidaknya kita bisa menyimpulkan bahwa usia… Teruskan Membaca