Mozaik Peradaban Islam

Category archive

Tokoh - page 46

Mualaf

Mengenal Abdul Karim Oey (3): Perjuangan Kemerdekaan

“Pasca agresi militer Belanda ke-2,  Oey menjadi buronan tentara Belanda. Mengetahui hal ini, dia melarikan diri ke pedalaman Bengkulu.” –O– Tiga bulan setelah proklamasi, tepatnya pada tanggal 7 November 1945 berdiri sebuah Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) di Yogyakarta. Pada tahun 1946, Masyumi didirikan juga di Bengkulu, di sana Abdul Karim Oey Tjeng Hien… Teruskan Membaca

Tokoh

Kisah Abu Dzar al-Ghifari (5): Situasi Politik Pada Saat Itu (2)

“Ustman bin Affan berkata kepada Ali bin Abu Thalib, ‘tidakkah engkau ketahui bahwa Umar mengangkat Muawiyah menjadi gubernur selama masa pemerintahannya, maka patutkah aku disalahkan jika aku mengangkatnya juga?’ Ali menjawab, ‘Tetapi tahukah engkau? Bahwa takutnya Muawiyah kepada Umar lebih besar daripada takutnya budak Umar.’” –O– Dalam kitabnya Ibnu Katsir menceritakan dialog yang terjadi di… Teruskan Membaca

Tokoh

Kisah Abu Dzar al-Ghifari (4): Situasi Politik Pada Saat Itu (1)

“Untuk dapat memahami tindak perilaku Abu Dzar al-Ghifari, latar belakang situasi politik dan kultural di masa itu perlu digambarkan. Artikel ini dibuat dalam rangka memberikan penggambaran latar belakang yang terjadi di masa ketika Abu Dzar berkeliling ke penjuru negeri untuk melaksanakan syi’arnya” –O– Sepeninggal Nabi Muhammad SAW, Islam telah menyebar luas dan berkembang pesat. Islam… Teruskan Membaca

Mualaf

Mengenal Abdul Karim Oey (2): Masuk Islam

“Oey Tiang Seng: ‘Ananda adalah orang yang mampu, orang keturunan baik-baik mengapa mau masuk suku Melayu, pakaian jorok dan serba buruk itu.'” –O– Di Bintuhan usaha Oey Tjeng Hien berkembang pesat. Dia telah menjadi pengusaha yang sukses dan kaya raya,  tapi hatinya terasa kosong dan hampa. Pegangan batin yang dia bawa dari Padang adalah kepercayaannya… Teruskan Membaca

Mualaf

Mengenal Abdul Karim Oey (1): Tionghoa Pembela Rakyat Kecil

“Van den Berg berkata, ‘orang-orang Tionghoa biasanya pedagang. Tetapi tuan menjadi orang politik. Sekarang sudah masuk penjara. Apa keuntungannya? Kalau tuan mau bekerjasama dengan Belanda, bisa saya usulkan tuan menjadi agen perusahaan-perusahaan Belanda seperti Borsumij, Internatio, Tels, atau agen Geo Wehry. Itukan suatu keuntungan besar?’ Abdul Karim Oey menjawab, ‘Saya banyak mengucap terima kasih atas… Teruskan Membaca

Tokoh

Kisah Abu Dzar al-Ghifari (3): Ketika Lisan lebih Tajam daripada Pedang

“Setelah Sang Nabi wafat, ia menyaksikan para sahabat berpaling. Mereka menyimpan gundukan upeti dan harta rampasan perang di bawah telapak kaki mereka. Dan Hasil kekayaan bumi yang semestinya dipergunakan untuk kepentingan orang banyak, sekarang telah dipergunakan secara istimewa untuk kalangan tertentu saja.” —Ο—   Pada masa kekhalifahan Ustman bin Affan, ajaran Islam menyebar begitu luas ke berbagai… Teruskan Membaca

Tokoh

Kiai Abbas Abdul Jamil, Panglima Hizbullah Era Kemerdekaan

Di balik peristiwa dahsyat 10 November 1945 yang kemudian dikenal sebagai Hari Pahlawan, sejarah mencatat nama seorang ulama dari kota Cirebon yang saat itu kedatangannya ke kota Surabaya amat dinantikan. Bahkan, saat Bung Tomo berkonsultasi kepada K.H. Hasyim Asyari guna meminta restu dimulainya perlawanan terhadap tentara sekutu, Kiai Hasyim menyarankan agar perlawanan baru dimulai saat… Teruskan Membaca

Tokoh

Kisah Abu Dzar al-Ghifari (2): Gerombolan Perampok itu Telah Menjadi Pembela Kebajikan

Abu Dzar meneriakkan kalimat syahadat dengan keras di Masjidil Haram di hadapan kaum Quraisy, atas tindakannya tersebut dia dipukuli. Berita mengenai peristiwa pemukulan terhadap Abu Dzar oleh kaum Quraisy segera sampai kepada paman Rasulullah, Abbas. Ia segera mendatangi tempat terjadinya peristiwa tersebut. Dia sadar, satu-satunya cara untuk menyelamatkan Abu Dzar hanya dapat dengan cara diplomasi… Teruskan Membaca

Tokoh

Kisah Abu Dzar al-Ghifari (1): Perantau itu bernama Jundub bin Janadah

Dia datang ke Mekah dari suatu tempat yang jauh. Letih, sakit, dan lelah karena telah melewati padang pasir dengan sinar matahari yang menyengat dan udara yang panas. Namun matanya memancarkan sorot yang bahagia karena dia akan menemui seseorang yang dicarinya. Dia datang ke Mekah dengan menyamar, seolah-olah dia adalah salah seorang peziarah yang hendak menyembah… Teruskan Membaca

Tokoh

Mansa Musa (3): Hilangnya “Emas” dari Mali

Di tanah Arab, fenomena Mansa Musa menggugat superioritas bangsa Arab diantara bangsa-bangsa Muslim lain di dunia. Bangsa Arab, bagaimana pun memiliki perasaan sebagai bangsa unggulan, terlebih Rasulullah SAW sendiri merupakan keturunan Arab. Meski Islam datang untuk membongkar pemahaman sempit ini, namun penyakit ini tetap tumbuh, terlebih bila berhadapan dengan bangsa Afrika yang berkulit hitam, yang… Teruskan Membaca