Mozaik Peradaban Islam

Category archive

Tokoh - page 47

Tokoh

Fatimah al-Fihri: Wanita Muslim Pendiri Universitas Pertama di Dunia

Pernahkah kita bertanya-tanya, utamanya bagi yang sudah pernah atau sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah Unviersitas, dari mana asal-usulnya sebuah Universitas? Barangkali yang terlintas dalam pikiran adalah kedigdayaan Eropa yang hari ini begitu pesat kemajuannya dalam ilmu pengetahuan. Tapi kenyataannya begitu berbeda, ternyata bukan Eropa. Terlebih, penggagas Universitas pertama di dunia ternyata seorang perempuan Muslim.… Teruskan Membaca

Tokoh

Mansa Musa (2): Perjalanan Haji

Tidak ada data yang cukup valid untuk menjelaskan kapan tepatnya Mansa Musa dan pengikutnya mula-mula memeluk Islam. Tapi beberapa asumsi menyatakan masyarakat Mali atau Timbuktu memeluk Islam sekitar 100 tahun sebelum Mansa Musa berkuasa. Namun Mansa Musa mulai menarik perhatian dunia pada saat ia memutuskan untuk melakukan perjalanan haji bersama pengikutnya. Sejarah mencatat, inilah perjalanan… Teruskan Membaca

Tokoh

Mansa Musa (1): Orang Terkaya Sepanjang Masa

Ketika kita memikirkan orang terkaya sepanjang masa di dunia, nama seperti Bill Gates, Warren Buffet dan John D Rockefeller mungkin segera muncul dalam pikiran. Atau bila kita menjelajah lebih jauh lagi ke masa lalu, nama-nama seperti Fir’aun dan Qarun mungkin yang akan muncul, meski sulit dipahami bagaimana mengukur kekayaan Qarun yang Al-Quran pun menceritakannya. Dalam… Teruskan Membaca

Tokoh

HOS. Tjokroaminoto (2)

Kongres SDI di Surabaya pada tahun 1912 adalah merupakan salah satu keputusan yang sangat bersejarah, karena dalam kongres itu nama Sarekat Dagang Islam (SDI) berubah menjadi Sarekat Islam (SI). Dan mengubah konsep pergerakan di bidang ekonomi menjadi organisasi pergerakan yang beroritentasi pada sosial-politik.  Lewat kongres itu pula H. Samanhudi menyerahkan kursi kepemimpinan SI kepada Tjokroaminoto.… Teruskan Membaca

Tokoh

HOS. Tjokroaminoto (1)

Seorang pemimpin nasionalis berkebangsaan Belanda, P.F. Dahler, menyebut Tjokroaminoto sebagai seorang “harimau mimbar”, yang pidato-pidatonya dapat memukau pendengarnya sampai berjam-jam. Dengan postur tubuh yang tegap, penampilan yang berwibawa, dilengkapi dengan suara yang berat dan bahasa yang teratur membuat beribu-ribu hadirin harus terpaku mendengarnya kendati panas terik membakar mereka. Salah seorang yang mengikuti jejaknya adalah muridnya… Teruskan Membaca

Mualaf

WS Rendra (5): Akhir Hayat

“Saya menangis untuk masalah-masalah lain. Dulu saya pernah diminta membaca sebuah sajak. Lalu ada rekan mahasiswa yang menangis, terharu. Saya pun ikut menangis. Saya juga gampang menangis kalau membaca riwayat Nabi Muhammad. Indah sekali. Membayangkan pengorbanan Nabi yang tidak mementingkan diri sendiri. Tidak ada agama Islam, kalau tidak ada Nabi. Saya juga menangis kalau mengenangkan… Teruskan Membaca

Mualaf

WS Rendra (4): Penghayatan terhadap Islam

Derajat keislaman seseorang ketika sudah memeluk agama Islam tidak serta merta langsung menuju tingkatan yang kaffah. Begitu pula dengan Rendra, dia melewati fase-fase tertentu dalam perjalanan keislamannya. Untuk fase awal, sewaktu beliau belum masuk ke Islam, dengan latar belakangnya sebagai penyair, pemain teater, seniman, dan juga budayawan, beliau sudah memiliki wawasan yang luas, filosofi kehidupan… Teruskan Membaca

Mualaf

WS Rendra (3): Mengucap Syahadat

Ada beberapa versi mengenai kapan persisnya WS Rendra memeluk agama Islam. Pertama, yaitu mengucapkan syahadat ketika hari perkawinannya dengan Sitoresmi, 12 Agustus 1970.[1] Kedua, surat kabar Angkatan Baru (24 November 1968) telah memberitakan bahwa “WS Rendra dan istri keluar dari agama Katolik.”[2] Ketiga, sebagaimana diungkapkan oleh Rendra sendiri dalam sebuah wawancara, bahwa beliau mengucap syahadat… Teruskan Membaca

Mualaf

WS Rendra (2): Mengenal Islam

Banyak kalangan menilai bahwa masuknya WS Rendra dari Katolik ke Islam adalah karena persoalan poligami. Pada usia 24 tahun, ia menemukan cinta pertamanya pada diri Sunarti Suwandi. Dia kemudian menikahinya pada 31 Maret 1959 itu, dari pernikahan tersebut Rendra mendapat lima anak: Teddy Satya Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana, Daniel Seta, Samuel Musa, dan Klara Sinta.[1]… Teruskan Membaca

Mualaf

WS Rendra (1): Sang Penyair

“Kesadaran Adalah Matahari Kesabaran adalah Bumi Keberanian menjadi Cakrawala dan Perjuangan adalah Pelaksanaan Kata-Kata” (WS Rendra. Depok, 22 April 1984) Itulah kutipan dari puisi WS Rendra yang begitu melegenda. Puisi tersebut begitu melekat bagi para aktivis pergerakan di zaman orde baru berkuasa. Seringkali puisi tersebut dikutip dalam mimbar-mimbar orasi pergerakan, atau dalam sebuah tulisan yang… Teruskan Membaca