Mozaik Peradaban Islam

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (61): Jalal ad-Din Mingburnu, Sultan Terakhir Khwarizmia (1)

Di Bamiyan, Mutugen, cucu kesayangan Genghis Khan tewas terkena panah. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Genghis Khan menangis ketakutan, marah, dan juga mengalami kesedihan yang tidak tertahankan. Pada artikel sebelumnya kita telah menjelaskan, bahwa setelah tewasnya Sultan Muhammad II, takhta Kesultanan Khwarizmia diserahkan kepada putranya yang bernama Jalal ad-Din Mingburnu. Kali ini kita akan melanjutkan… Teruskan Membaca

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (40): Harun Al-Rasyid (11)

Masih di tahun 187 H, Harun Al-Rasyid mendapat surat dari Kaisar Bizantium yang baru bernama Nicephorus I. Surat itu berisi pembatalan sepihak kesepakatan antara Dinasti Abbasiyah dengan penguasa Bizantium sebelumnya, Ratu Augusta (Barat: Irine). Begitu selesai membaca surat ini, tubuh Harun Al-Rasyid bergetar karena marah. Setelah seluruh keluarga Barmaki dilenyapkan, Harun Al-Rasyid sekarang benar-benar “seorang… Teruskan Membaca

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (39): Harun Al-Rasyid (10)

Tahun 187 H, terjadi peristiwa politik paling dramatis dalam istana Harun Al Rasyid. Keluarga Barmaki yang sudah setia mengabdi selama bertahun-tahun pada Dinasti Abbasiyah di tenggelamkan oleh Harun Al-Rasyid hanya dalam satu malam. Tahun 187 H bisa dikatakan sebagai tahun paling penting dalam drama kekuasaan dan politik pemerintahan Harun Al-Rasyid. Pada tahun ini secara sistematis… Teruskan Membaca

Tasawuf

Diskursus Sufi (15): Takwa (5)

Menurut Sayidina Ali,”…orang-orang yang bertakwa ialah manusia-manusia yang bijak bestari. Kebenaran menjadi inti ucapan mereka, kesederhanaan adalah pakaian mereka dan kerendahan hati mengiringi gerak-gerik mereka…, Sekiranya bukan karena kepastian ajal yang telah ditetapkan Allah, niscaya roh mereka takkan tinggal diam dalam jasad-jasad mereka walau hanya sekejap, baik disebabkan oleh kerinduannya kepada pahala Allah ataupun ketakutannya… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (60): Ketika Pena Lebih Tajam daripada Pedang

Sejarawan Ibnu al-Athir menulis, “Bencana terbesar dan malapetaka paling mengerikan… yang menimpa semua orang, dan kaum Muslimin khususnya… semenjak Allah Yang Mahakuasa menciptakan Adam sampai sekarang.” Ketika orang-orang Mongol menyerbu sebuah kota, mereka akan meninggalkan sedikit sekali apapun itu yang berharga, mereka akan menguras habis semuanya. Yaqut al-Hamawi, seorang penulis biografi dan ilmu geografi asal… Teruskan Membaca

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (38): Harun Al-Rasyid (9)

Pada musim haji tahun 186 H, Harun Al-Rasyid untuk kesekian kalinya mengangkat putranya menjadi putra mahkota. Setelah sebelumnya Al-Amin, lalu Al-Ma’mun, sekarang dia mengangkat Al-Mu’tamin sebagai penerus Al-Ma’mun. Melihat Harun Al-Rasyid membagi-bagikan dunia di antara ketiga anaknya, orang-orang bijak kala itu berkomentar, “Dia telah menciptakan derita di antara mereka sendiri dan menimbulkan bencana teramat besar… Teruskan Membaca

Pustaka

Kitab Al-Luma’ fi At-Tashawwuf Karya Abu Nasr as-Sarraj (9): Bab 9, Pentingnya Kepakaran Cabang Ilmu

Ali bin Abi Thalib berkata, “Rasulullah mengajariku 70 bab ilmu yang tidak pernah beliau ajarkan kepada siapapun selain aku.” Bab 9: Ihwal Perlunya Kualifikasi Unik dalam Pembelajaran Agama dan Adanya Keunikan tiap Disiplin bagi Praktisinya, serta Bantahan atas Mereka yang Mengingkari Cabang Ilmu Tertentu dan Menolak untuk Merujuk Pada Pakar yang Seharusnya Syaikh Abu Nashr… Teruskan Membaca

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (37): Harun Al-Rasyid (8)

Tahun 183 H bisa dikatakan sebagai tahun kesedihan bagi kaum Muslimin. Selain karena di tahun ada lebih dari 100.000 kaum muslimin Armenia tewas oleh serangan Bangsa Khazar. Pada tahun ini juga seorang tokoh terkemuka Bani Hasyim bernama Musa bin Ja’far Al-Shadiq meninggal di dalam penjara bawah tanah Harun Al Rasyid. Tahun 183 H bisa dikatakan… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (59): Khan Versus Sultan (10)

Pesan Genghis Khan terhadap penduduk Nishapur, “Ketahuilah, Tuhan memberiku kekaisaran bumi, dari timur hingga ke barat. Siapa yang tunduk akan selamat, bagi yang melawan, akan dihancurkan bersama istri, anak-anak, dan keluarga mereka.” Demikianlah, penaklukkan kota-kota di Kesultanan Khwarizmia terus dilanjutkan. Bangsa Mongol menjanjikan keadilan bagi mereka yang menyerah, namun dia bersumpah akan menghancurkan siapapun yang… Teruskan Membaca

Arsitektur

Masjid Uqba bin Nafi: Monumen Peradaban Islam di Afrika Utara (2)

Masjid Uqba bin Nafi dinyatakan oleh Unesco sebagai warisan budaya dunia yang harus dilindungi. Salah satu alasannya, karena masjid ini memiliki otentisitas karya dari abad 9 M yang nyaris tidak mengalami perubahan signifikan. Adapun menara masjid ini dinilai sebagai menara tertua yang masih berdiri di dunia. Masjid Uqba bin Nafi berdiri di atas areal seluas… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (58): Khan Versus Sultan (9)

Di bawah kejaran pasukan Mongol yang tidak mengenal lelah, Sultan Muhammad II akhirnya sendirian terbaring, terlantar, dan meninggal di sebuah pulau kecil di Laut Kaspia, tempat dia mencari perlindungan. Meski para sejarawan bersilang pendapat mengenai bukti-bukti keterlibatan Khalifah Abbasiyah al-Nasir dalam serangan Kekaisaran Mongol terhadap Kesultanan Khwarizmia, namun fakta-fakta sejarah lainnya ternyata dapat memperkuat hipothesis… Teruskan Membaca

Arsitektur

Masjid Uqba bin Nafi: Monumen Kejayaan Islam di Afrika Utara (1)

Kawasan Afrika Utara adalah salah satu wilayah yang paling awal menerima pengaruh agama Islam. Wilayah ini pertama kali ditaklukkan oleh Amr bin Ash pada tahun 639 M. Setelah itu, ekspedisi militer kaum Muslim dilanjutkan oleh Uqba bin Nafi. Pada tahun 50 H/ 670 M, Uqba berhasil menguasai Tunisia. Dia kemudian memilih Kairouan sebagai pusat pemerintahannya… Teruskan Membaca

Tasawuf

Diskursus Sufi (14): Takwa (4)

Jiwa ibarat mata manusia dalam melihat realitas, dan takwa adalah selaput yang menjaganya dari segala debu dan polusi. Tanpa selaput itu, kotoran dan debu akan mengenai mata dan mata akan menampilkan gambar-gambar yang buram dan kabur. Dari gambar-gambar itu kemudian kita melihat dunia yang, tak pelak lagi, penuh dengan kekacauan dan kesulitan. Pengaruh takwa yang… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (57): Khan Versus Sultan (8)

Al-Nasir, Khalifah Abbasiyah ke-34, mengirim pesan rahasia melalui tato di kepala utusannya kepada Genghis Khan agar tidak terdeteksi oleh Sultan Muhammad II. Dia meminta Mongol untuk membumihanguskan Khwarizmia. Peran Khalifah Abbasiyah di Balik Serangan Mongol Semenjak abad ke-11, suku-suku Nomaden Turki seperti Seljuk dan Turkoman telah menaklukkan berbagai kerajaan di Timur Tengah yang sebagian besar… Teruskan Membaca

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (36): Harun Al-Rasyid (7)

Pada tahun 183 H, terjadi agresi Bangsa Khazar ke wilayah Armenia yang merupakan wilayah teritori Abbasiyah. Akibat agresi ini, sekitar 100.000 kaum Muslim tewas. Imam As-Suyuthi mengatakan, peristiwa ini telah menorehkan luka sejarah yang dalam, karena peristiwa semacam ini belum pernah terjadi sebelumnya. Setelah melalui serangkaian pemberontakan dan kerusuhan dalam 10 tahun pemerintahannya, pada tahun… Teruskan Membaca

Tasawuf

Diskursus Sufi (13): Takwa (3)

Selama ada takwa, ketenangan dan keheningan dalam jiwa dapat terpelihara. Dan dalam suasana yang hening itulah seruan akal bisa bergema dengan jelas. Sebaliknya, jiwa yang gaduh oleh bentakan hawa nafsu yang telah terjerat rayuan setan tidak akan bisa mendengarkan ajakan akal ke jalan yang benar. Setelah secukupnya kita membahas makna takwa, kaitannya dengan kehendak dan… Teruskan Membaca

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (35): Harun Al-Rasyid (6)

Sepuluh tahun pertama pemerintahan Harun Al-Rasyid, pemberontakan dan kerusuhan terjadi di banyak wilayah, khususnya di wilayah perbatasan seperti Mesir, Suriah, dan Khurasan. Meski begitu, satu persatu permasalah tersebut bisa diatasi dengan baik oleh Harun Al-Rasyid. Setelah periode ini, Dinasti Abbasiyah mulai mencapai titik keseimbangan (Equilibrium). Fadl bin Yahya bin Khalid berangkat ke Dailam bersama armada… Teruskan Membaca

Tasawuf

Diskursus Sufi (12): Takwa (2)

Di kalangan sufi, ada setidaknya dua jenis takwa. Pertama, “takwa negatif” yang bersumber pada upaya menjauhkan diri dari noda-noda maksiat. Persis seperti upaya seseorang memelihara kesehatan fisiknya dengan menjauh dari lingkungan yang diduga terserang penyakit atau wabah tertentu. Kedua, “takwa positif” yang bersumber pada kekuatan dalam jiwa. Layaknya orang yang telah menjalani vaksinasi, takwa jenis… Teruskan Membaca

Pustaka

Kitab Al-Luma’ fi At-Tashawwuf Karya Abu Nasr as-Sarraj (8): Bab 8, Ilmu Kaum Sufi Lebih Unggul Dibanding Ahli Fiqih

Umur manusia tidaklah mungkin dihabiskan sekadar untuk memiliki pengetahuan spesifik mengenai hukum-hukum yang terbatas. Sementara ilmu sufistik seperti isyarat, manifestasi, gerak-gerik ruh, pemberian, dan karunia dari samudera kedermawanan Ilahi tidaklah berhingga. Bab 8: Tentang Argumen Balasan Kaum Sufi terhadap Mereka yang Memprofesikan Kepakaran Hukum, dan Penjelasan yang Berdasarkan Dalil tentang Pemahaman Agama yang Mendalam Syaikh… Teruskan Membaca