Mozaik Peradaban Islam

Category archive

Sejarah - page 20

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (45): Pembebasan Uighur Muslim (1)

Genghis Khan dikenal sebagai penguasa yang toleran terhadap agama. Suatu hari, seorang Uighur Muslim datang jauh dari Kashgar (sekarang Kirgistan), mengadu kepadanya bahwa kaumnya ditindas oleh penguasa Buddha mereka. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Genghis Khan kini memiliki terlalu banyak harta rampasan dan materi untuk dibagikan, dan dia perlu menemukan cara untuk mengelola dan menyimpannya… Teruskan Membaca

Sejarah

Kesultanan Malaka (14): Runtuhnya Kesultanan Malaka

Pada akhir Juli 1511, Pelabuhan Malaka menjadi lautan api. Sultan Mahmud hanya bisa terdiam menyaksikan semua kemasyhuran leluhurnya menjadi sasaran empuk yang tak berdaya. Kapal-kapal armada laut Malaka yang dulu sangat disegani di dunia, satu persatu tenggelam di tepi pantai, tanpa sempat melawan sekalipun. Pada tanggal 25 Juli 1511, suasana di pelabuhan Malaka berlangsung seperti… Teruskan Membaca

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (22): Al-Mahdi (2)

Di era pemerintahan Al-Mahdi, Dinasti Abbasiyah masih berusaha mengukuhkan legitimasinya di tengah-tengah kaum Muslimin. Dia berhasil merangkul sebagian kekuatan oposisi yaitu para pendukung keluarga Ali bin Abi Thalib. Setelah itu, dia mendepak Isa bin Musa dari posisi sebagai putra mahkota dan menggantinya dengan putranya. Secara umum bisa dikatakan, bahwa Al-Mahdi hanya melanjutkan capaian-capaian yang sudah… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (44): Pulang ke Mongolia dan Kaya Raya

Bangsa Mongol membawa begitu banyak harta benda dari China, yang bahkan belum pernah ada padanannya dalam bahasa Mongol. Bukannya puas, hasrat bangsa Mongol justru terus tumbuh untuk mendapatkan lebih banyak lagi. Pada paruh pertama tahun 1215, atau Tahun Babi, pasukan Mongol secara perlahan berangkat dengan membawa karavan orang, hewan, dan barang-barang dari hasil rampasan perang… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (43): Menyerang Jurchen Jin (9)

Ketika Mongol melancarkan serangan terakhirnya ke Zhongdu (Beijing sekarang), sejarawan China mencatat, “Tulang-tulang orang-orang yang dibantai menumpuk setinggi gunung, bumi dipenuhi oleh lemak manusia dan mayat-mayat yang membusuk menimbulkan wabah.” Genghis Khan dan sekutu-sekutunya yang baru bergabung – prajurit dan penduduk Jurchen yang membelot ke Mongol – dengan mudah merebut kota. Namun, kali ini, dia… Teruskan Membaca

Sejarah

Kesultanan Malaka (13): Mahmud Syah dan Era Kolonialisme Bangsa Eropa (5)

Sejak wafatnya Tun Perak, Kesultanan Malaka mengalami kemerosotan yang parah. Konflik internal terjadi dan mis-management pemerintahan berlangsung terus menerus. Dalam kondisi seperti ini, mereka harus menghadapi Portugis yang pada masa itu adalah armada laut terkuat di muka bumi. Pada tahun 1498, Kesultanan Malaka berkabung. Tun Perak, yang selama lebih dari 50 tahun menjabat sebagai Bendahara… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (42): Menyerang Jurchen Jin (8)

Tahun 1214, dinasti raksasa di China menyerah terhadap pasukan Mongol yang mereka anggap rendah dan primitif. Uniknya, Genghis Khan tidak mengambil tahkta di sana, dia lebih memilih pulang ke Mongolia. Akhir dari Perang Pada tahun 1214, Genghis Khan akhirnya berhasil mengepung kota pertahanan terakhir Dinasti Jurchen Jin di Zhongdu (Beijing pada masa kini), di mana… Teruskan Membaca

Sejarah

Kesultanan Malaka (12): Mahmud Syah dan Era Kolonialisme Bangsa Eropa (4)

Selain merupakan simpul terpenting dalam jaringan dagang internasional masa itu, di Malaka juga berdiri komunitas internasional yang dikoordinir langsung oleh Sultan Malaka. Bangsa Portugis segera menyadari, bahwa merebut pelabuhan tersebut adalah lebih mudah daripada membentuk komunitas seperti itu. Afonso de Albuquerque tiba di pantai India sekitar tahun 1510 M. Dan kota penting pertama yang menjadi… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (41): Menyerang Jurchen Jin (7)

Dalam pertempuran sengit, pasukan Mongol melarikan diri dengan terbirit-birit, meninggalkan semua barang-barang. Pasukan musuh segera keluar benteng, kegirangan untuk mengambilnya. Di saat seperti itu pasukan Mongol berbalik menyerang dari semua arah. Setelah semua pengintaian, pengorganisasian, dan propaganda, ketika serangan puncak hendak dilakukan, tentara Mongol berusaha menciptakan sebanyak mungkin kebingungan dan kekacauan bagi musuh. Salah satu… Teruskan Membaca

Sejarah

Kesultanan Malaka (11): Mahmud Syah dan Era Kolonialisme Bangsa Eropa (3)

Bangsa Portugis menyadari, bahwa barang-barang perdagangan yang mereka jual, tidak dapat bersaing di pasar Asia yang canggih dengan hasil-hasil bermutu yang mengalir dari segala penjuru dunia. Untuk bisa eksis, mereka tidak punya pilihan lain, selain merebut jaringan ini dengan paksa. Maka dimulailah era kolonialisme Bangsa Eropa. Aktifitas penjelajahan dunia pun menjadi marak setelah karya Al… Teruskan Membaca