Mozaik Peradaban Islam

Category archive

Sejarah - page 23

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (17): Abdullah Abu Ja’far (Al-Manshur) (2)

Abu Muslim al Khurasani terbunuh pada tahun 137 H/755 M. Dia seorang jenderal yang sangat mumpuni, tapi juga terkenal kejam. Menurut Tabari, tak kurang dari 600.000 jiwa yang sudah dibunuh oleh Abu Muslim selama karir kemiliterannya. Pengaruhnya setara seorang khalifah. Ini sebabnya, kematian Abu Muslim seakan mengafirmasi kedaulatan Bani Abbas di tengah kaum Muslim. Membunuh… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (29): Kekaisaran Mongol (2)

Pada saat Genghis Khan berkuasa, banyak pengikutnya yang telah menganut Buddhisme, Kristen, Manicheanisme, dan Islam. Dia menjamin kebebasan total bagi mereka, dan membebaskan para pemukanya dari segala macam kewajiban membayar pajak. Hewan Ternak dan Perburuan Meski mencuri hewan ternak selalu dianggap salah, tetapi itu sudah menjadi hal yang biasa dalam budaya jarah-menjarah masyarakat padang rumput,… Teruskan Membaca

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (16): Abdullah Abu Ja’far (Al-Manshur) (1)

Al-Manshur dikenal sangat kikir, sampai-sampai digelari “Abu Dawaniq” (Dawaniq adalah jamak dari Daniq, nama mata uang zaman itu), karena kebiasaannya menghitung harta sampai rincian yang terkecil untuk para pegawainya. Tindakan pertamanya adalah membunuh Abu Muslim, sosok yang paling berjasa dalam drama revolusi Abbasiyah. Nama lengkapnya Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas, atau… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (28): Kekaisaran Mongol (1)

Diktum Genghis Khan: “Masalah di dalam tenda harus diselesaikan di dalam tenda, dan masalah padang rumput harus diselesaikan di padang rumput.” Artinya, masalah pribadi diselesaikan sendiri, masalah umum berurusan dengan hukum. Sebagian besar pemimpin atau raja, tumbuh dan berkembang bersama institusi-institusi atau badan-badan yang berada di sekelilingnya, setidaknya itulah istilah yang digunakan dalam konteks negara… Teruskan Membaca

Sejarah

Kesultanan Malaka (6): Puncak Kejayaan (2)

Keberadaan Malaka sebagai bandar pelabuhan internasional demikian fenomenal pada masanya. Terdapat sekurangnya tiga aspek fundamental dalam kehidupan ekonomi, politik dan budaya yang berubah total di puncak kejayaan Kesultanan Malaka. Di antaranya, Malaka berhasil merevisi pola interaksi perdagangan global, dan menjadi pusat pembentukan karakter baru kepulauan Nusantara. Pada tahun 1459 M, Sultan Muzaffar Syah wafat. Dia… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (27): Genghis Khan

Ketimbang mengambil gelar lama Gur Khan, Temujin lebih memilih gelar baru yang belum pernah ada sebelumnya, yaitu Genghis Khan. Artinya adalah kuat, tegas, tidak tergoyahkan, atau tidak kenal takut, atau dalam arti lain, serigala. Dengan telah menaklukkan dan melebur tiga suku terbesar – Tatar, Kereyid, dan Naiman –ke dalam sukunya sendiri, kini Temujin telah menjadi… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (26): Akhir Hidup Jamuka

Temujin berkata, “Marilah kita bersama kembali!” Jamuka menjawab, “Aku bukan sahabat yang baik, bunuhlah aku dengan darah yang tidak tertumpah.” Temujin berkata, “Sesuai permintaanmu.” Setelah mengeksekusi anak buah Jamuka yang mengkhianatinya, dua bersaudara yang telah bertikai selama lebih dari dua puluh tahun ini berbicara dengan cukup panjang dalam sebuah dialog yang paling emosional yang dicatat… Teruskan Membaca

Sejarah

Kesultanan Malaka (5): Puncak Kejayaan (1)

Pada masa pemerintahan Sultan Muzaffar Syah, Kesultanan Malaka mencapai puncak kejayaannya. Pencapaian ini tidak lepas dari peran sosok bernama Tun Perak. Dialah yang meracik fundamen kedaulatan Malaka, sehingga bisa berdiri menjadi kekuatan yang disegani di perairan internasional. Raja Kassim atau Sultan Muzaffar Syah, diangkat sebagai Sultan pada tahun 1446 M. Pada masa pemerintahannya, Kesultanan Malaka… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (25): Penaklukkan Suku Naiman (2)

Temujin menunjukkan kualtas dirinya sebagai seorang jenius perang, dia menciptakan taktik-taktik perang baru. Meski jumlah pasukannya sedikit, taktik yang dia lakukan membuat lawan kebingungan dan kehilangan orientasi.  Pertempuran puncak untuk menguasai seluruh padang rumput Mongolia terjadi pada tahun 1204, atau Tahun Tikus, di sekitar 500 km ke arah barat dari Gunung Burkhan Khaldun. Pada… Teruskan Membaca

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (15): Abdullah Abu al Abbas (As-Saffah) (2)

Menurut Imam al Suyuthi, As-Saffah adalah sosok yang dermawan, meskipun mudah menumpahkan darah. Sayangnya, perilaku ini banyak diikuti oleh pejabat-pejabatnya di Timur maupun Barat. Segera setelah terbunuhnya khalifah terakhir Bani Umayyah (Marwan II), jenderal-jenderal yang dikirim As-Saffah ke sejumlah wilayah, menebar teror ke seluruh dunia Islam. Tak lama setelah pelantikan Abdullah Abu al Abbas (As-Saffah),… Teruskan Membaca