Mozaik Peradaban Islam

Category archive

Studi Islam - page 11

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (5): Sayyid Jafar Barzanji (1)

Judul asli Kitab Barzanji adalah al-Iqd al-Jawahir, ia digubah oleh Sayyid Jafar Barzanji. Penempatan gelar sayyid di depannya menandakan bahwa dia adalah seorang keturunan Nabi dari jalur Imam Husein, sementara nama Barzanji menandakan bahwa dia orang Kurdi. Demikianlah, kita telah membahas bahwa keluarga Barzanji (atau bisa juga disebut Barzinji) dan ulama-ulama Kurdi pada umumnya telah… Teruskan Membaca

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (4): Keluarga Barzinji, Keturunan Imam Musa al-Kazhim

Keluarga Barzinji adalah keturunan Nabi Muhammad saw dari jalur Imam Musa al-Kazhim. Mereka mengambil nama keluarganya dari Desa Barzinja di Syahrazur, Kurdistan. Posisi geopolitik telah menjadikan orang-orang Kurdi sebagai perantara (mediator) di antara tiga tradisi kebudayaan besar. Kurdistan terletak di antara, namun sebagian terpisah dari, pusat-pusat kebudayaan Persia, Arab, dan Turki Utsmani. Selama berabad-abad, para… Teruskan Membaca

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (3): Berasal dari Bangsa Kurdi? (2)

Orang-orang Indonesia yang belajar di tanah Arab seringkali mencari ulama Kurdi sebagai guru-guru mereka. Seolah-olah ada persaudaraan atau ikatan batin antara orang Indonesia dan orang Kurdi. Segera setelah orang-orang Indonesia masuk Islam, peranan penting dalam proses Islamisasi yang berlangsung terus menerus itu dilakukan oleh orang-orang Indonesia itu sendiri. Mereka mengadakan perjalanan ke Makkah dan kota-kota… Teruskan Membaca

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (2): Berasal dari Bangsa Kurdi? (1)

Di pulau Jawa, nama Kurdi adalah nama yang populer— begitu populernya sehingga sedikit sekali orang luar yang menyadari bahwa nama itu bukanlah nama yang asli Jawa. Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang masuknya Islam ke Nusantara. Namun Martin Van Bruinessen memberikan kritikan terhadap teori-teori tersebut, menurutnya kebanyakan perdebatan tentang asal-usul Islam di Indonesia beranjak dari… Teruskan Membaca

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (1): Tradisi Pembacaan Barzanji, dari Maulid hingga Debus

Barzanji adalah teks keagamaan yang paling populer di seluruh Nusantara, yang mana hanya kalah populer setelah Alquran. “Ketika Allah ta‘ala hendak menjelmakan hakekat Nabi Muhammad saw dan mewujudkan jasmani dan rohaninya dengan bentuk rupanya dan sifatnya di alam dunia, maka Allah memindahkan tempat nur tersebut kepada Aminah yang suci.”[1] Demikianlah sepenggal kutipan dari Kitab Barzanji.… Teruskan Membaca

Studi Islam

Shirathal Mustaqim dalam Pandangan Ibnu Arabi (3): Semua Memiliki Jalan menuju Allah (2)

Ibnu Arabi menjelaskan bahwa meninggalkan istiqamah terkadang juga suatu keharusan dalam istiqamah. Pasalnya, di dalam istiqamah juga ada bengkoknya. Tanpa kemungkinan bengkok sama sekali tidak ada makna istiqamah. Tiada apapun di kosmos ini kecuali beristiqamah, karena Allah yang mewujudkannya berada di Shirathal Mustaqim (jalan yang istiqomah). Allah adalah Rabbnya. Jika sabil-sabil itu saling berhimpitan dan… Teruskan Membaca

Studi Islam

Shirathal Mustaqim dalam Pandangan Ibnu Arabi (2): Semua Memiliki Jalan menuju Allah (1)

Allah menurunkan apa yang sesuai dengan keunikan lokus manifestasi ilahi yang berbeda-beda. Allah berfirman, “Untuk tiap-tiap umat di antara kalian Kami berikan aturan (syariat) dan jalan yang terang (minhaj).” Salah satu metode Ibnu Arabi yang lazim kita saksikan dalam melihat perbedaan pendapat adalah mensitesiskan semuanya. Meski pendekatan ini bisa dikaitkan dengan kaidah umum di kalangan… Teruskan Membaca

Studi Islam

Pengantar Teosofi Islam (19): Cahaya di Atas Cahaya (6): Alur Penciptaan

Manusia, sebagian menyerap kehidupan fisik yang serba-sementara, sebagian lain menembus kehidupan non-fisik yang tak-terbatas, dan sebagian lain melebur dan menyatu dengan Sumber Kehidupan Mutlak. Allah SWT berfirman: Dialah yang menurunkan air dari langit, kemudian lembah-lembah mengalirkannya sesuai dengan kadar masing-masing. Arus air lalu membawa buih yang mengapung. Pada apa (logam) yang mereka leburkan dalam api… Teruskan Membaca

Studi Islam

Pengantar Teosofi Islam (18): Cahaya di Atas Cahaya (5): Prinsip Kadar dan Keadilan Ilahi

Kegelapan sebenarnya adalah keadaan tiada atau kurang cahaya (amr ‘admy), karena cahaya adalah kecemerlangan yang mewujud secara nyata. Jadi, kezaliman identik dengan kekurangan dan ketiadaan. Dalam bahasa Alquran, kekuasaan antara lain diungkapkan dengan kata قدرة (qudrah). Qudrah berakar dari kata yang sama dengan  قدر (qadr) dan berarti kadar atau ukuran. Dengan demikian, ketika Alquran menyebut… Teruskan Membaca

Studi Islam

Pengantar Teosofi Islam (17): Cahaya di Atas Cahaya (4): Cahaya Ilahi (2)

An-Nasafi menulis: “Ayat ‘Dia menciptakan tujuh langit’ (QS 65: 12) tidak membuktikan bahwa tidak ada lagi langit yang lain kecuali yang tujuh itu.” Dalam sebuah hadis, Baginda Nabi bersabda: “Ilmu adalah cahaya yang dipancarkan Allah ke dalam hati seorang hamba yang dikehendaki-Nya.” Ilmu disebut cahaya karena memang ilmu itu bersifat terang dan menerangi pemiliknya. Dengan… Teruskan Membaca