Mozaik Peradaban Islam

Category archive

Studi Islam - page 38

Studi Islam

Rasa’il Ikhwanus Shafa (2): Kitab yang Mengajak untuk tidak Memusuhi Apapun

Pada akhir abad kesembilan belas, sarjana baratlah yang pertama-tama mulai menaruh perhatian serius pada Ikhwan al-Safa’ dan Rasa’il mereka. Di antara kontributor yang terkemuka di Barat yang mempelajari Rasa’il adalah sarjana Jerman Fr. Dieterici. Selama sekitar tiga puluh tahun, dia menerbitkan teks dan studi tentang filsafat Islam dengan Ikhwan al-Safa’ sebagai subjek utama perhatiannya. Dan… Teruskan Membaca

Studi Islam

Sumber Emanasi (al-Isyraq) Suhrawardi (3)

Hikmah al-Isyraq, merupakan salah satu buku yang penyusunannya tidak mengikuti kebiasaan pembagian kepada mantik, ilmu pasti, ilmu alam, dan ilmu ketuhanan. Padahal, pembagian ilmu pasti itu terkadang memang dihapuskan, sebagaimana terdapat pada sebagian besar nash-nash filsafat dalam bahasa Arab lainnya, seperti as-Syifa dan al-Najat yang disusun Ibnu Sina, serta tiga karya besar lainnya yang disusun… Teruskan Membaca

Studi Islam

Rasa’il Ikhwanus Shafa (1): Sebuah Adikarya, Kitab Rujukan Paling Misterius

Dalam khasanah pemikiran Islam, banyak sekali karya-karya agung dan berpengaruh yang lahir dari para pemikir-pemikir terkenal. Sebut saja kitab Ihya ‘Ulumuddin karya Al Ghazali, atau Mukadimah karya Ibnu Khaldun. Namun, disebutkan ada satu adikarya pemikir muslim yang sangat berpengaruh, tapi sampai hari ini tidak diketahui secara pasti siapa penulisnya. Karya ini dikenal dengan Rasa’il al-Ikhwan… Teruskan Membaca

Studi Islam

Al-Tahtawi; Islam dan Patriotisme (1)

Kebijaksanaan Raja dikatakan telah cocok, jika putera-puteri tanah air dipersatukan oleh bahasa mereka, oleh kesetiaan mereka kepada seorang raja yang berkuasa secara sah, oleh kepatuhan mereka kepada hukum (Syariat) Tuhan dan oleh kepatuhan mereka kepada kekuasaan politik yang memegang pemerintahan. Ini semua adalah sebagian dari ketentuan-ketentuan Tuhan yang diberikan kepada umat manusia dengan tujuan agar… Teruskan Membaca

Studi Islam

Islam dan Anasir-Anasir Sosialisme (1)

Dalam faham sosialisme ada tiga anasir, yaitu: kemerdekaan (Vrijheid-liberty), persamaan (gelijkheid-equality) dan persaudaraan (broederschap-fraternity). Ketiga anasir ini banyak dimasukkan di dalam aturan Islam dan di dalam persatuan hidup bersama yang telah dijadikan oleh Nabi yang suci, Muhammad Saw.   Kemerdekaan Tiap-tiap orang Islam tidak harus takut kepada siapa atau apa pun juga, melainkan diwajibkan takut… Teruskan Membaca

Studi Islam

Sumber Emanasi (al-Isyraq) Suhrawardi (2)

Di samping sumber-sumber Yunani dan Middeteraniian Sea (lautan Mideteriana), Suhrawardi juga berpaling kepada hikmat (pemikiran) Iran kuno. Ia mencoba membangkitkan keyakinan-keyakinannya secara baru, dan memandang pemikir Iran kuno sebagai pewaris langsung hikmat yang turun sebelum (menimpanya) ‘topan’ terhadap kaum nabi Idris atau, Akhnu’ (inukh dalam bahasa Hebrew), yang pengarang-pengarang Muslim menghitung sebagai ibarat dari Hermes.… Teruskan Membaca

Studi Islam

Sumber Emanasi (al-Isyraq) Suhrawardi (1)

Kaum muslimin berbeda pendapat, baik para sejarawan maupun filsuf, mengenai bentuk ma’rifat yang dinamakan Emanasi, yang diciptakan Suhrawardi, sebagai hasil perpaduan dua cabang ma’rifat. Jurjani dalam bukunya Kitab al-Ta’rifat yang popular, yang banyak menyebutkan tokoh-tokoh emanasi (yang guru besar mereka adalah plato), ketika mneyebutkan Abdurazak Kasyani dalam mengomentari Fushus al-Hikam-nya Ibnu Arabi, adalah sebagai pengikut… Teruskan Membaca

Studi Islam

Mengapa Hukum-Hukum Islam Berbeda?

Prof. Dr. Sobhi Mahmassani dalam kitabnya Falsafatut Tasyri’ fil Islam, mengatakan beberapa sebab timbulnya perbedaan faham dalam menetapkan hukum-hukum Islam furu’ (cabang) sebagai berikut: “kenyataan dalam, bahwa pandangan hidup masyarakat itu berubah-ubah dengan berubah zaman dan tempatnya. Dan oleh karena syariat dan hukum Islam merupakan gambaran daripada masyarakat-masyarakat kaum muslimin, tak dapat tidak ia berbekas… Teruskan Membaca

Studi Islam

Istilah-istilah ‘Irfan (3)

Selanjutnya, dalam wacana ‘Irfan, kerap kita mendengar satu fase atau tahap krusial dan penting dalam memulai sebuah perjalanan ruhani, tahap itu adalah Iradah dan riyadhah. Riyadhah atau olah ruhani; merupakan tahap selanjutnya yang akan ditempuh oleh pelancong ruhani, setelah sebelumnya mampu membangkitkan iradah-nya. Menurut Abd Al Razzaq Kasyani, “Iradah ialah gejolak api cinta yang jatuh… Teruskan Membaca

Studi Islam

Istilah-istilah ‘Irfan (2)

Selanjutnya mahiyah terbagi kepada substansi dan aksiden. Substansi (jawhar) adalah apa saja yang mendasari atau melambari entitas (maujud). Dengan kata lain, “bahan” dasar setiap maujud. Pengertian ini bisa dilawankan dengan aksiden, yang bermakna sifat-sifat subtansi. Sedang aksiden (‘aradh); sifat-sifat substansi. Misalnya substansi setiap benda material adalah material (bahan)-nya. Maka, menempati ruang – yang merupakan sifat… Teruskan Membaca