Mozaik Peradaban Islam

Category archive

Tokoh - page 24

Tokoh

Naser-e Khosraw (7): Di Istana Kekhalifahan Fatimiyah (1)

Dilihat dari luar kota, istana Sultan terlihat seperti gunung karena semua bangunan bentuknya berbeda dan dengan ketinggian yang luar biasa. Namun, dari dalam kota, orang tidak dapat melihat apa-apa karena temboknya sangat tinggi. Provinsi Sungai Nil Kota Kairo terletak di antara Sungai Nil dan laut, Sungai Nil mengalir dari selatan ke utara menuju laut. Dari… Teruskan Membaca

Tokoh

Naser-e Khosraw (6): Tennis, Kota Tekstil Abad Pertengahan

Di kota Tennis mereka menenun buqalamun, yang tidak ditemukan di tempat lain mana pun di dunia. Ini adalah kain berwarna-warni yang muncul dengan warna berbeda pada waktu yang berbeda dalam sehari. Setelah dari Yerusalem aku memutuskan untuk berlayar ke Mesir melalui jalur laut dan dari sana kembali ke Makkah…. Tak lama, aku tiba di sebuah… Teruskan Membaca

Tokoh

Naser-e Khosraw (5): Al-Ma’arri, Sang Filsuf Bermata Buta

Meskipun kaya raya, Al-Ma’arri yang buta hanya makan sekerat roti sepanjang hari. Hartanya selalu dia berikan untuk orang-orang. Dia pernah berkata, “Aku tidak memiliki apa pun selain yang aku makan.” Di Suriah Pada tanggal sebelas Rajab (11 Januari) kami meninggalkan kota Aleppo. Setelah tiga parasang[1] (sekitar 17 km-pen) terdapat sebuah desa yang bernama Jond Qennasrin.… Teruskan Membaca

Tokoh

Naser-e Khosraw (4): Melintasi Persia

Dalam mimpinya Khosraw bertemu seseorang, berkata, “Berapa lama engkau akan terus minum anggur ini, yang menghancurkan akal seseorang? Jika engkau tetap sadar, akan lebih baik bagimu.” Mimpi ini menjadi titik balik dalam hidupnya. Pada seri kali ini dan selanjutnya, penulis akan menyajikan kutipan catatan perjalanan yang ditulis oleh Naser-e Khosraw sendiri, yang mana sudah diterjemahkan… Teruskan Membaca

Tokoh

Naser-e Khosraw (3): Perampokkan

Khosraw memberikan pandangan suram pertama kepada kita tentang kehidupan di padang pasir Arab yang tanpa ampun, dan bagaimana suku Arab Badui menjadi predator, yang memegang kendali atas jalan-jalan yang melintasi tanah mereka. Sekarang mari kita lanjutkan kembali pemaparan Michael Wolfe tentang perjalanan Naser-e Khosraw dalam bukunya yang berjudul One Thousand Roads to Mecca: Penggambaran Khosraw… Teruskan Membaca

Tokoh

Naser-e Khosraw (2): Meninggalkan Jabatan

Sebagai pejabat di lingkungan istana Seljuk yang Suni, Khosraw yang merupakan pengikut Fatimiyah merasa tersiksa. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan segalanya dan pergi mengembara. Michael Wolfe dalam bukunya, One Thousand Roads to Mecca, menarasikan ringkasan perjalanan Naser-e Khosraw. Berikut ini adalah penuturannya: Buku perjalanan Naser-e Khosraw adalah teks klasik yang selama ribuan tahun telah… Teruskan Membaca

Tokoh

Naser-e Khosraw (1): Catatan Perjalanan Haji Tertua

Naser-e Khosraw adalah orang Persia pertama yang membuat catatan tertulis perjalanan haji pada tahun 1050. Naik haji pada masa itu bukanlah sesuatu yang mudah, perjalanan darat sepanjang ribuan km harus ditempuh, dia harus menghadapi tantangan alam dan juga bandit-bandit. Tradisi dan ritual pelaksanaan ibadah haji sudah dilakukan dari sejak masa Nabi Muhammad SAW masih hidup,… Teruskan Membaca

Tokoh

Imam Abu Hanifah (7): Tewas di Tangan Khalifah

Al-Mansur menawari Abu Hanifah jabatan sebagai kepala pengadilan negara, namun dia menolaknya. Ketika ditanya alasannya, dia berkata, “Jika aku mengatakan yang sebenarnya, itu baik untuk jabatan tersebut, dan jika aku berbohong, aku tidak cocok untuk jabatan tersebut, karena aku seorang pembohong.” Pemberontakkan atas nama Alawi yang dilakukan oleh Muhammad al-Nafs al-Zakiya dan adiknya, Ibrahim, hampir-hampir… Teruskan Membaca

Tokoh

Imam Abu Hanifah (6): Pemberontakkan Melawan al-Mansur, Khalifah Abbasiyah

Abu Hanifah dilaporkan telah menyumbangkan sebanyak 4.000 keping emas untuk mendukung pemberontakan melawan al-Mansur. Murid-murid Abu Hanifah bahkan mulai ketakutan dibunuh oleh orang-orang Dinasti Abbasiyah karena sikap guru mereka. Dalam carut marut situasi politik di akhir periode kekuasaan Bani Umayyah, banyak pihak yang menggalang dukungan rakyat untuk melakukan pemberontakan. Mereka memiliki berbagai macam motif dan… Teruskan Membaca

Tokoh

Imam Abu Hanifah (5): Pemberontakkan Zaid bin Ali

Pada tahun 120 H, Zaid bin Ali, cucu dari Imam Husein, mengangkat senjata melawan Dinasti Umayyah. Abu Hanifah mendukung di belakangnya dengan dana dan mengeluarkan fatwa. Zaid kalah telak, kepalanya dipenggal dan dipajang di gerbang kota Damaskus. Bagaimana dengan nasib Abu Hanifah? Pada tahun 120 H / 738 M Hisyam bin Abdul-Malik, khalifah Dinasti Umayyah… Teruskan Membaca