Mozaik Peradaban Islam

Tag archive

wali songo

Kronik Nusantara tentang Kerajaan Islam Pertama di Jawa (2)

in Islam Nusantara

“Dari apa yang diutarakan Agus Sunyoto, agaknya bisa kita asumsikan bahwa benar agama Islam menyebar di Nusantara, khususnya Pulau Jawa secara damai, tanpa pertempuhan darah, apalagi perang. Kerajaan Majapahit yang oleh banyak sejarawan disebut belum beragama Islam sepertinya memiliki iklim demokrasi dan toleransi yang luar biasa luas.” —Ο—   Berangkat dari laporan perjalanan Tome Pires,[1]…

Teruskan Membaca

Syekh Hasanuddin “Quro” Karawang (2)

in Islam Nusantara

“Bila melihat kronologinya, Syekh Hasanuddin Quro bisa dikatakan tidak hanya sebagai peletak dakwah Islam pertama di Karawang dan Jawa Barat, tapi juga turut memberikan konstrubusi yang tidak kecil dalam rangka mengembangkan tradisi Islam damai di tanah Jawa.” —Ο—   Menurut Agus Sunyoto, Syekh Hasanuddin Quro tidak tinggal cukup lama di Malaka. Beliau kemudian kembali lagi…

Teruskan Membaca

Islam di Lombok (4): Strategi Penyebaran Islam (2)

in Islam Nusantara

“Pembinaan Islam yang diutamakan di Lombok adalah kesadaran ketuhanan dan ibadah dengan pendekatan yang bersifat sufistik. Pola sufisme sinkretik dipandang efektif untuk syiar Islam saat itu dan lebih mudah diterima. Sampai dengan penghujung abad ke-17 M, Islam sudah tersebar di seluruh pulau Lombok.” –O– Para penyebar agama Islam di Lombok yang dimulai oleh Sunan Prapen…

Teruskan Membaca

Islam di Lombok (3): Strategi Penyebaran Islam (1)

in Islam Nusantara

“Wayang Lombok menceritakan kisah tentang kepahlawanan dalam Islam seperti Lakon Perang Badar yang terkenal dengan sebutan ‘Awang Media’, Sayyidinâ Alî bin Abî Thâlib yang dilukiskan sebagai ‘Selander Alam Dahur’, dan Abû Lahab (si tukang fitnah) yang dinamai ‘Baktak’.” –O– Menurut babad Lombok, Sunan Giri memerintahkan tiga orang dari muridnya yaitu: Lembu Mangkurat untuk mengislamkan Banjarmasin;…

Teruskan Membaca

Ziarah Makam Wali (6): Sunan Gunung Jati di Cirebon

in Budaya Islam

  Oleh: Khairul Imam Para peziarah makam Sunan Gunung Jati berdiri, lalu duduk bersila di depan gerbang kayu Pintu Pasujudan. Mereka melakukan beragam ritus di depan pintu itu, berharap mampu menyambungkan jiwanya dengan Sang Sunan. Membakar kemenyan dan menebar bunga-bunga. Semerbak harumnya mengharumkan jalan-jalan menuju ke persemayamannya. Mereka tidak berharap banyak dari para wali itu.…

Teruskan Membaca