Mozaik Peradaban Islam

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (19): Barzanji dan Ilmu Kekebalan Tubuh (2)

Dalam perspektif tasawuf, ilmu kekebalan tubuh adalah pembuktian atas tingkat ketawakalan seseorang terhadap Allah dan wali-Nya, yaitu Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dan Ahmad Rifai. Martin Van Bruinessen menyebutkan, bahwa pada masa kini terdapat nilai-nilai degradasi dalam Debus. Menurutnya, debus sekarang sudah menjadi hiburan rakyat yang biasa saja, ia hanya menjadi tontonan pada acara-acara tertentu seperti… Teruskan Membaca

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (18): Barzanji dan Ilmu Kekebalan Tubuh (1)

Pada saat pertunjukkan Debus, ditemukan aktivitas barzanjian, wiridan, atau manaqiban. Ini merupakan indikasi bahwa Debus memiliki ikatan dengan tarekat-tarekat tertentu. Sebenarnya masih banyak lagi tradisi-tradisi kebudayaan di Indonesia yang mengikutsertakan pembacaan Kitab Barzanji di dalamnya, misalnya Hadrah, Midodareni, Rebo Wekasan, Ulih-ulihan, dan lain-lain, namun kita cukupkan sampai sekian. Sekarang mari kita lanjutkan ke tema lainnya… Teruskan Membaca

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (17): Barzanji dalam Ragam Tradisi di Indonesia (3)

Ketika mahallul qiyam (yaitu berdiri ketika kalimat asyarakal badru….) masyarakat meyakini bahwa Nabi Muhammad saw turut hadir di dalam acara tersebut. Berdirinya para peserta undangan ini adalah sebagai bentuk penghormatan terhadap Nabi. Walimatussafar Walimatussafar adalah perjamuan makan yang disediakan oleh pihak tuan rumah kepada para tamu dalam rangka tasyakuran acara pemberangkatan haji. Tujuan diadakannya walimatussafar… Teruskan Membaca

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (16): Barzanji dalam Ragam Tradisi di Indonesia (2)

Pada umumnya kegiatan walimah di Indonesia ada empat jenis, yaitu Walimatul Urs, Walimatul Khitan, Walimatussafar, dan Walimah Wakirah. Dan di seluruh kegiatan ini, biasanya selalu ada upacara Barzanji. Kata walimah adalah kata serapan dari Bahasa Arab yang makna asalnya adalah jamuan makan yang disediakan untuk para tamu sebagai bentuk rasa syukur.[1] Sementara itu Kamus Besar… Teruskan Membaca

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (15): Barzanji dalam Ragam Tradisi di Indonesia (1)

Pada saat mahallul qiyam (berdiri), sang ayah akan membawa si bayi ke tengah-tengah peserta dengan diikuti seorang lain yang membantu membawakan baki berisi bunga, wewangian, dan gunting. Tidak salah kiranya jika Martin Van Bruinessen dalam bukunya yang berjudul Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat: Tradisi-tradisi Islam di Indonesia mengatakan bahwa KitabBarzanji adalah teks keagamaan yang paling… Teruskan Membaca

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (14): Sayyid Jafar Barzanji (9): Tasawuf sebagai Titik Temu (5)

Jika hendak ditarik kesimpulan apakah Sayyid Jafar Barzanji itu Sunni atau Syiah? Maka berdasarkan teks sejarah dia adalah seorang Sunni, namun dengan pemikiran yang sangat akrab dengan pemahaman Syiah. Sanai dan Rumi (2) Pada artikel kali ini kita masih dalam pokok pembahasan titik temu antara Sunni dan Syiah yang berada dalam Tasawuf. Kita lanjutkan kembali… Teruskan Membaca

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (13): Sayyid Jafar Barzanji (8): Tasawuf sebagai Titik Temu (4)

Sanai menulis, “Agama adalah Husainmu, sedang syahwat dan harapan adalah babi-babi dan anjing-anjingmu. Bagaimana kau bisa terus mencerca Yazid dan Syimir? (Padahal) kau adalah adalah Yazid dan Syimir untuk Huseinmu?” Sanai dan Rumi (1) Sekarang kita akan kembali kepada pemikiran Sayyid Wahid Akhtar di awal-awal mengenai pembahasan titik temu antara Sunni dan Syiah berada di… Teruskan Membaca

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (12): Sayyid Jafar Barzanji (7): Tasawuf sebagai Titik Temu (3)

Al-Hallaj berkata, “Tiada fata selain Ali, dan tiada pedang selain Dzul-Fiqar.” Ali bin Abi Thalib sebagai Rantai Spiritual Pertama Hal lainnya yang layak untuk menjadi perhatian dari para sufi adalah kecintaan mereka terhadap Ali bin Abi Thalib ketimbang sahabat-sahabat lainnya, terlepas apa pun mazhab fikih mereka. Hal inilah kelak yang membuat mereka, oleh para awam… Teruskan Membaca

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (11): Sayyid Jafar Barzanji (6): Tasawuf sebagai Titik Temu (2)

Nabi bersabda, “Aku selalu berpindah-pindah dari tulang sulbi orang-orang/laki-laki yang suci dan ke dalam rahim-rahim wanita yang suci pula.” Pada artikel kali ini kita masih dalam pembahasan mengenai titik temu Sunni dan Syiah berada pada Tasawuf, sebagaimana yang diungkapkan oleh Wahid Akhtar. Untuk melihat apakah pendapat ini benar atau tidak, kita akan mengambil beberapa contoh… Teruskan Membaca

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (10): Sayyid Jafar Barzanji (5): Tasawuf sebagai Titik Temu (1)

Wahid Akhtar, seorang filsuf asal India, menjelaskan bahwa titik temu antara Syiah dan Sunni berada di Tasawuf. Di awal telah dijelaskan bahwa orang-orang Indonesia yang belajar di tanah Arab seringkali mencari ulama Kurdi sebagai guru-guru mereka. Seolah-olah ada seelenverwanschaft (persaudaraan/kekerabatan jiwa) antara orang Indonesia dan orang Kurdi. Sebagian, hal ini mungkin karena orang Indonesia, paling… Teruskan Membaca

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (9): Sayyid Jafar Barzanji (4): Latar Belakang Mazhab dan Tarekat (2)

Kami mempunyai bapak, makhluk yang terbaik, Sayyidina Ali yang diridhai berkeluarga dengan beliau…. Ahli keluarga Nabi terpilih yang suci dari dosa; Maka ingatlah, mereka pencipta keamanan di muka bumi. Sebagai pembuka dari artikel ini, izinkanlah kami untuk menyampaikan salah satu bab di dalam Kitab Barzanji di bawah ini: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah… Teruskan Membaca

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (8): Sayyid Jafar Barzanji (3): Latar Belakang Mazhab dan Tarekat (1)

Beberapa kalangan menduga bahwa Sayyid Jafar Barzanji bermazhab Syiah. Benarkah demikian? Artikel ini akan mengupasnya. Belakangan, muncul sebuah dugaan bahwa Sayyid Jafar Barzanji bermazhab Syiah. Adalah KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau akrab disapa Gus Baha, seorang ulama kenamaan Nahdlatul Ulama, yang menyebutkan bahwa Jafar Barzanji bermazhab Syiah Zaidiyah. Adapun alasan Gus Baha berpendapat demikian adalah… Teruskan Membaca

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (7): Peristiwa Isra Miraj dalam Kitab Barzanji

Dengan demikian, maka beliau saw dapat memandang-Nya dengan mata kepalanya sendiri apa yang dapat dilihatnya dari sifat Ketuhanan-Nya. Berhubung hari ini merupakan Hari Raya Nasional Isra Miraj di Indonesia (11/3), kita akan menyelingi topik pembahasan yang sedang berjalan dalam seri artikel ini – yaitu biografi Sayyid Jafar Barzanji – dengan penuturan kisah Isra Miraj yang… Teruskan Membaca

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (6): Sayyid Jafar Barzanji (2): Karya-Karya

Kitab Barzanji dan Lujain al-Dani(manaqib Syaikh Abdul Qadir al-Jailani) adalah dua kitab yang kepopulerannya menembus sampai sudut-sudut yang paling jauh di Nusantara. Sayyid Jafar Barzanji (1690-1764) dilahirkan di Madinah dan menghabiskan seluruh usianya di sana.[1] Dari sejak kecil dia telah menuntut ilmu dengan belajar Alquran kepada Syaikh Ismail al-Yamani, dan belajar tajwid serta memperbaiki bacaan… Teruskan Membaca

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (5): Sayyid Jafar Barzanji (1)

Judul asli Kitab Barzanji adalah al-Iqd al-Jawahir, ia digubah oleh Sayyid Jafar Barzanji. Penempatan gelar sayyid di depannya menandakan bahwa dia adalah seorang keturunan Nabi dari jalur Imam Husein, sementara nama Barzanji menandakan bahwa dia orang Kurdi. Demikianlah, kita telah membahas bahwa keluarga Barzanji (atau bisa juga disebut Barzinji) dan ulama-ulama Kurdi pada umumnya telah… Teruskan Membaca

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (4): Keluarga Barzinji, Keturunan Imam Musa al-Kazhim

Keluarga Barzinji adalah keturunan Nabi Muhammad saw dari jalur Imam Musa al-Kazhim. Mereka mengambil nama keluarganya dari Desa Barzinja di Syahrazur, Kurdistan. Posisi geopolitik telah menjadikan orang-orang Kurdi sebagai perantara (mediator) di antara tiga tradisi kebudayaan besar. Kurdistan terletak di antara, namun sebagian terpisah dari, pusat-pusat kebudayaan Persia, Arab, dan Turki Utsmani. Selama berabad-abad, para… Teruskan Membaca

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (3): Berasal dari Bangsa Kurdi? (2)

Orang-orang Indonesia yang belajar di tanah Arab seringkali mencari ulama Kurdi sebagai guru-guru mereka. Seolah-olah ada persaudaraan atau ikatan batin antara orang Indonesia dan orang Kurdi. Segera setelah orang-orang Indonesia masuk Islam, peranan penting dalam proses Islamisasi yang berlangsung terus menerus itu dilakukan oleh orang-orang Indonesia itu sendiri. Mereka mengadakan perjalanan ke Makkah dan kota-kota… Teruskan Membaca

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (2): Berasal dari Bangsa Kurdi? (1)

Di pulau Jawa, nama Kurdi adalah nama yang populer— begitu populernya sehingga sedikit sekali orang luar yang menyadari bahwa nama itu bukanlah nama yang asli Jawa. Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang masuknya Islam ke Nusantara. Namun Martin Van Bruinessen memberikan kritikan terhadap teori-teori tersebut, menurutnya kebanyakan perdebatan tentang asal-usul Islam di Indonesia beranjak dari… Teruskan Membaca

Studi Islam

Siapa Penggubah Syair Cinta Nabi Barzanji (1): Tradisi Pembacaan Barzanji, dari Maulid hingga Debus

Barzanji adalah teks keagamaan yang paling populer di seluruh Nusantara, yang mana hanya kalah populer setelah Alquran. “Ketika Allah ta‘ala hendak menjelmakan hakekat Nabi Muhammad saw dan mewujudkan jasmani dan rohaninya dengan bentuk rupanya dan sifatnya di alam dunia, maka Allah memindahkan tempat nur tersebut kepada Aminah yang suci.”[1] Demikianlah sepenggal kutipan dari Kitab Barzanji.… Teruskan Membaca

Tasawuf

Ibrahim bin Adham (12): “Abou Ben Adhem”, Ibrahim di Eropa

Leigh Hunt, seorang penyair kenamaan Inggris abad ke-19, menuliskan sebuah puisi yang menjadi populer, bahkan hingga sekarang. Puisi tersebut berjudul “Abou Ben Adhem”, yang diambil dari nama Ibrahim bin Adham. Demikianlah, pada seri sebelumnya kami telah menyampaikan kisah Ibrahim bin Adham dalam versi hikayat Melayu Indonesia. N. Hanif menjelaskan, kisah Ibrahim bukan hanya menyebar sampai… Teruskan Membaca