Mozaik Peradaban Islam

Studi Islam

Megatruh: Sebuah Syarah Kesejarahan (1)

“Ya. Inilah judul pidato kebudayaan saya malam ini, Megatruh (Megat-ruh). Megat artinya memutus. Jadi, megatruh adalah memutus ruh. Suasana dukacita yang mendalam. Bukan suasana perasaan semata, tetapi suasana roh yang putus dan berada dalam alam lain.” Siapa yang tidak kenal dengan Alm. Willibrordus Surendra, atau lebih populer dikenal dengan nama WS Rendra. Pria yang juga… Teruskan Membaca

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (54): Abdullah Al-Makmun (3)

Sekitar 3 tahun pertama pemerintahan Al-Makmun, dunia Islam mengalami kekacauan politik yang memprihatinkan. Ironisnya, Al-Makmun tidak tau menau mengenai masalah ini. Dia asyik dengan hobinya membedah filsafat dan ilmu pengetahuan, dan menyerahkan sepenuhnya urusan pemerintahan kepada wazirnya, Fadl bin Sahal. Tak satupun informasi tentang perkembangan politik di wilayah kekuasaannya yang sampai ke telinga Al-Makmun selain… Teruskan Membaca

Lifestyle

Islam di Kuba (4): Kehadiran Islam sebelum Christopher Columbus (1492)

Bahwasanya Columbus ditetapkan sebagai penemu Amerika syarat dengan muatan politis, karena pada waktu itu Spanyol sedang mendominasi dunia. Marta Linares Gonzalez, usianya 60 tahun, adalah salah seorang mualaf Kuba, dia mengatakan, “Islam adalah bagian penting dalam budaya Kuba dari sejak kedatangan Christopher Columbus ke pulau itu.” Wanita yang telah mengganti namanya menjadi Fatima itu menambahkan,… Teruskan Membaca

Studi Islam

Islam dan Kewarganegaraan Sesudah Pemilu 2019 (2)

Titik tolak gagasan kewargaan bukanlah hak, tapi pengakuan. Dua atau tiga dekade silam, Indonesia mempunyai figur intelektual seperti Cak Nur, Gus Dur, dan Ahmad Syafi’i Ma’arif. Amien Rais juga ketika itu dipandang sebagai figur intelektual. Tapi mengapa figur-figur yang muncul sekarang banyak yang terlalu politis? Fenomena ini terjadi di banyak negara, termasuk Amerika Serikat. Bandingkan… Teruskan Membaca

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (53): Abdullah Al-Makmun (2)

Di tahun pertama pemerintahannya, Al-Makmun dihadapkan pada sejumlah upaya rekonsiliasi yang pelik. Salah satu yang menyebabkannya adalah kecenderungan Al-Makmun pada kelompok non-Arab (Persia). Dia memberi posisi penting pada anak-anak Sahal yang merupakan orang Persia, yaitu Fadl bin Sahal sebagai wazirnya, dan menjadikan Hasan bin Sahal sebagai penguasa di Al-Iraq. Hal ini menyebabkan terjadinya kecemburuan di… Teruskan Membaca

Pustaka

Kitab Al-Luma’ fi At-Tashawwuf Karya Abu Nasr as-Sarraj (11): Bab 16, Hakikat Spiritual Makrifat (1)

Ahmad bin Atha berkata, tak ada jalan untuk menuju makrifat Hakikat karena tidak mungkin untuk menembus keabadian Ilahi. Bab 16: Penjelasan atas Apa yang Kaum Sufi Katakan tentang Hakikat Spiritual Makrifat dan Sifat-Sifat Orang Arif Seseorang bertanya pada Abu Said al-Kharraz,[1] semoga Allah merahmatinya, tentang makrifat. Dia menjawab, “Makrifat itu datang lewat dua sisi: pertama,… Teruskan Membaca

Lifestyle

Islam di Kuba (3): Penyebaran Islam di Kuba

“Orang-orang berbicara buruk tentang Muslim, menyebut mereka teroris, hal semacam itu,” ujar Froilan Reyes yang kini telah mengganti namanya menjadi Hassan. Jika kedatangan Paus John Paul II ke Kuba pada tahun 1998 dianggap sebagai kebangkitan agama-agama, khususnya Katolik Roma, lalu sejak kapan Islam juga dapat tumbuh di sana? Haji Isa, begitu biasanya dia disapa, dia… Teruskan Membaca

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (52): Abdullah Al-Makmun (1)

Harun Al-Rasyid pernah berkata, “Sungguh ku temukan dalam diri Al-Makmun ambisi Al-Manshur, ibadah Al-Mahdi, dan harga diri Al-Hadi. Andaikata bukan karena Ummu Jakfar (Zubaidah bin Al-Manshur) dan kecenderungan Bani Hasyim, pastilah aku lebih mendahulukan Abdullah (daripada Muhammad Al-Amin).” Setelah era Khulafah Rasyidin – terhitung sejak Khalifah pertama Dinasti Umayyah, Muawiyah bin Abu Sufyan hingga Abdulmajid… Teruskan Membaca

Lifestyle

Islam di Kuba (2): Keberagamaan di Kuba

Setelah revolusi, Fidel Castro menerapkan kebijakan yang sangat keras terhadap agama. Dia menasionalisasi seluruh sekolah parokial dan membuat para pendeta dan biarawati terusir dari negara tersebut. Berdasarkan data dari Encyclopædia Britannica, pada tahun 2005, mayoritas penduduk Kuba, atau hampir 50 persen dari populasinya adalah penganut Katolik Roma, setidaknya dihitung secara nominal yang tercatat, karena pada… Teruskan Membaca

Ramadania

Untuk Apa Kita Mudik?

Cak Nur (Nurcholis Madjid) dalam buku Indonesia Kita, mengartikan mudik sebagai “kembali ke udik.” Udik adalah istilah lain dari kampung. Maka mudik pun kemudian diartikan sebagai hijrahnya seseorang dari satu tempat di rantau, kembali ke tempat asal atau kampung halaman, yang merupakan tanah kelahirannya. Sampai di sini, sebenarnya tak ada yang luar biasa dari peristiwa… Teruskan Membaca

Ramadania

Inilah Lima Tradisi Unik Lebaran Khas Indonesia

Tak ada hal yang paling ditunggu setelah bulan puasa selain lebaran. Inilah momen gempita di mana semua hal-hal baik menjadi satu. Semua orang banyak uang dan kenyang, pernak-pernik bau toko bertaburan di badan, sampai suasana pengen nangis karena maaf dan memaafkan. Tak hanya itu, ada satu lagi yang paling ditunggu ketika lebaran datang. Apalagi kalau… Teruskan Membaca

Ramadania

Puasa Kaum Sufi (11): Al-Hujwiri dan Para Sufi Lainnya (2)

Ibadah ini adalah rahasia yang tidak ada kaitannya dengan ibadah lahiriah. Suatu rahasia yang tak ada yang mengetahuinya selain Allah, dan karena itulah pahalanya tak terkira. Manusia memasuki surga karena rahmat Allah, dan tingkatan mereka bergantung ibadahnya. Sementara menetapnya mereka di dalam surga untuk selamanya dikarenakan pahala puasanya Oleh Khairul Imam (Staf Pengajar di Institut… Teruskan Membaca

Tasawuf

Diskursus Sufi (18): Falsafah Kematian

“…Di tahap akhir, aku akan mati dari (keadaan sebagai) manusia; untuk bisa berubah menjadi salah satu sayap malaikat; Setelah jadi malaikat, aku akan terus mencari ufuk lain; Karena “ Segala sesuatu akan binasa kecuali Wajah-Nya.” (Jalaluddin Rumi) Makna Kematian Kembali ke sisi Allah SWT dan keluar dari kehidupan dunia menuju kehidupan lain digambarkan oleh Allah… Teruskan Membaca

Studi Islam

Islam dan Kewarganegaraan Sesudah Pemilu 2019 (1)

Demokrasi di berbagai belahan bumi menghadapi ancaman baru: populisme yang ditunggangi elit politik. Di Indonesia, umat Islam dapat menghadapinya lebih dewasa walau tantangan aktual lainnya muncul: gerakan transnasional. Tahun 1978.  Pemuda 26 tahun asal Amerika Serikat, Robert William Hefner, menginjakkan kakinya di pegunungan Tengger, Jawa Timur. Di sana,  ia mengamati dan mendalami praktik kebudayaan, pasang… Teruskan Membaca

Ramadania

Ketika Hasan dan Husain tak Punya Baju Lebaran

Cucu Rasulullah Saw, Hasan dan Husein, tidak memiliki pakaian baru untuk lebaran, sedangkan hari raya sebentar lagi datang. Riwayat yang memilukan ini dinarasikan oleh Ibnu Syahr Asyub dari Al-Ridha dan dinukil oleh Hakim al-Naisaburi dalam kitabnya al-Amali. Mereka bertanya kepada ibunya, “Wahai Ibu, anak-anak di Madinah telah dihiasi dengan pakaian lebaran kecuali kami. Mengapa Ibu tidak menghiasi kami?”… Teruskan Membaca

Ramadania

Rintihan Perpisahan Ramadan Ibnu Rajab Al-Hanbali

Hati orang-orang yang benar diselimuti kerinduan dan ratapan akibat derita kepergian (Ramadan). Bagaimana mungkin seorang beriman tidak meneteskan air mata atas kepergiannya? Ibnu Rajab Al-Hanbali adalah ulama kelahiran Baghdad pada abad ke-14. Dia adalah murid dari ulama besar Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah. Ibnu Rajab belajar kepada Ibnu Qayyim sampai dengan kematiannya. Sepanjang hidupnya Ibnu Rajab kemudian… Teruskan Membaca

Studi Islam

Kaum Quraisy (21): Ilmu Kuno Bangsa Arab

Berbagai ilmu kuno bangsa Arab Jahiliah itu ada dan termuat dalam bahasa mereka. Sejak Islam datang, sebagian ilmu itu tidak lagi digunakan, karena Islam mengajarkan sesuatu yang lebih rasional dan metodis. Dari beberapa contoh yang dipaparkan sebelumnya, kita bisa menilai betapa tingginya bahasa dan dengan demikian kemajuan budaya yang dicapai oleh Kaum Quraisy masa itu.… Teruskan Membaca

Tasawuf

Asfala Safilin sebagai Pangkalan Terbang Manusia Mendaki Menuju Ruh Ketuhanan dalam Diri: Perspektif Ibnu Arabi

Dengan diturunkannya manusia ke tempat rendah itu (Asfala Safilin), manusia menjadi memiliki kesempurnaan forma. Oleh Haidar Bagir Sambil membaca tafsir Ibnu Arabi tentang laylatul qadar beberapa waktu lalu, saya menyempatkan diri memahami ulang tafsir Sang Syaikh soal ayat: “(Sungguh kami ciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk) lalu kami tolak mereka ke tempat yang paling rendah (Kecuali… Teruskan Membaca

Studi Islam

Kaum Quraisy (20): Tingkat Kebudayaan

Yuval Noah Harari, dalam buku fenomenalnya yang berjudul “Sapiens”, mengatakan bahwa bahasa atau kemampuan linguistik adalah parameter paling otentik untuk menunjukkan capaian kognitif dan tingkat kemajuan peradaban Homo Sapiens. Melalui bahasa, manusia bisa bekerja sama, membangun sistem, dan merajut konstelasi realitas yang kompleks, sehingga terbentuk sebuah kebudayaan. Pada 17 Ramadan 13 tahun sebelum Hijrah, di… Teruskan Membaca

Ramadania

Kenapa Gampang Ngantuk Saat Puasa? Ini Penjelasannya

Rasa kantuk merupakan salah satu godaan utama saat menjalankan puasa Ramadan. Sejak sahur hingga berbuka, selalu ada alasan untuk merasa lemas dan tidak bertenaga. Bangun lebih pagi dari biasanya untuk menyiapkan makan sahur, adalah alasan pertama yang muncul dalam siklus ngantuk. Di hari-hari pertama puasa, tubuh masih beradaptasi untuk menyesuaikan ritmenya karena biasanya masih terlelap… Teruskan Membaca