Mozaik Peradaban Islam

Tag archive

Syair

Omar Khayyam (4): Rubaiyat, Puisi-Puisi Karya Omar Khayyam

in Tokoh

Beberapa (mengharap) untuk Kemuliaan Dunia Ini; dan beberapa Mendesah untuk Surga Sang Nabi, yang akan datang; Ah, ambillah Uang Tunainya, dan bebaskanlah tagihannya, Juga tidak perlu mengindahkan gemuruh Gendang di kejauhan! Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, keterkenalan Omar Khayyam di dunia Barat adalah karena puisi-puisinya – atau puisi yang mengatasnamakan dirinya, sebagaimana akan sedikit diulas di…

Teruskan Membaca

Hamzah bin Abdul Muthalib (19): Syair dari Para Sahabat

in Tokoh

Hassan bin Tsabit menggubah syair untuk Hamzah: “Seorang warga Hasyim mencapai yang cemerlang / Tampil ke medan laga membela kebenaran / Gugur sebagai syahid di medan pertempuran / Di tangan Wahsyi pembunuh bayaran.” Setelah wafatnya Hamzah bin Abdul Muthalib, para sahabat kemudian berlomba-lomba menggubah syair untuk mengenang jasa-jasanya. Berkatalah Hassan bin Tsabit, penyair ternama pada…

Teruskan Membaca

Syair Cinta Rumi untuk Ali bin Abi Thalib (10): Ketika Pedang Belas Kasih Lebih Tajam dari Pedang Besi

in Tokoh

Mengapa Ali menjatuhkan pedang besinya? Karena pedang belas kasihnya telah memilih untuk menebus begitu banyak jiwa dalam tubuh yang terbuat dari tanah liat. Amirul Mukminin Ali berkata kepada musuhnya sendiri, “Ketika engkau meludahi wajahku, jiwa jasmaniahku bangkit dan aku kehilangan kekuatan untuk bertindak dengan tulus, hanya karena Allah – itulah yang telah mencegahku untuk membunuhmu.”…

Teruskan Membaca

Syair Cinta Rumi untuk Ali bin Abi Thalib (9): Makna Fathu Makkah

in Tokoh

Rumi berkata, “Jika engkau berpikir Nabi mengejar kekuasaan, engkau pasti hilang akal, membandingkan beliau dengan keserakahan bodohmu sendiri!” Dalam penjelasan tentang bagaimana upaya Nabi untuk menaklukkan Makkah dan kota-kota lainnya. Hal itu bukanlah karena beliau cinta akan kekuasaan, karena beliau telah bersabda: “Dunia adalah bangkai.”[1] Semua itu melainkan atas perintah Allah semata. Nabi berjuang untuk…

Teruskan Membaca

Syair Cinta Rumi untuk Ali bin Abi Thalib (8): Kebaikan Ali kepada Pembunuhnya

in Tokoh

Ali berkata, “Janganlah bersedih hati! Aku akan menjadi pemberi syafaatmu, aku bukanlah hamba tubuh, aku adalah penguasa ruh: tubuh tidak berharga bagiku.” Kelanjutan kisah tentang Ali dan kemurahan hatinya terhadap pembunuhnya sendiri Renungkanlah tentang Ali dan pembunuhnya yang keji, kebaikan yang dia tunjukkan kepada bawahannya[1]: Dia berkata, “Aku melihat musuhku siang dan malam tapi aku…

Teruskan Membaca

Syair Cinta Rumi untuk Ali bin Abi Thalib (7): Ketika Adam Menjadi Sombong Melihat Nasib Setan yang Dikutuk

in Tokoh

Suatu ketika Adam memandang rendah Setan, menertawakan penderitaannya yang menyedihkan. Adam terkejut terhadap Setan terkutuk yang tersesat dan menunjukkan kesombongan Suatu ketika Adam memandang rendah Setan dengan dipenuhi rasa jijik dan cibiran, ketika dia merasa lebih unggul; Dengan kesadaran, dia pikir dia benar dan menertawakan penderitaan Setan yang menyedihkan. Sifat Tuhan Yang Maha Memiliki menyeru,…

Teruskan Membaca

Syair Cinta Rumi untuk Ali bin Abi Thalib (6): Nubuat Nabi tentang Pembunuhan Ali (2)

in Tokoh

Rumi berkata, “Jika Dia memenggal seseorang, kasih karunia-Nya akan segera membawa seribu kepala menggantikannya.” Mengenai pembunuhan kepada Ali, Rumi berkata: Perang Nabi membawa perdamaian yang diinginkan semua orang, kedamaian kita hari-hari ini berasal dari perang yang beliau lakukan; Padahal beliau membunuh ribuan orang yang menunjukkan permusuhan. Ini dilakukan agar orang-orang bisa mendapatkan keamanan: Tukang kebun…

Teruskan Membaca

Syair Cinta Rumi untuk Ali bin Abi Thalib (5): Nubuat Nabi tentang Pembunuhan Ali (1)

in Tokoh

Ali berkata kepada pembunuhnya, “Tidak ada kebencian dalam jiwaku kepadamu karena ini bukanlah tindakan yang engkau pilih untuk lakukan; Engkau adalah alat Allah yang dengannya Dia akan menulis.” Nabi berkata di telinga pemegang sanggurdi Amirul Mukminin Ali: “Ali akan dibunuh oleh tanganmu, aku bersumpah kepadamu!” Ali berkata kepada pelayan yang akan membunuhnya kelak, “Madu dari…

Teruskan Membaca

Syair Cinta Rumi untuk Ali bin Abi Thalib (4): Jawaban Ali (2)

in Tokoh

Ali berkata, “Aku memberikan hadiah seperti itu kepada mereka yang menyiksaku dan menundukkan kepalaku dalam kerendahan hati, bayangkan apa yang kuberikan kepada orang-orang yang setia.” Kesaksian seorang budak tidak ada artinya menurut hukum yang ditegakkan di pengadilan.[1] Meskipun ribuan budak menjadi saksimu, pengadilan tetap tidak akan memberimu kelonggaran; Para budak nafsu jauh lebih buruk dalam…

Teruskan Membaca

Syair Cinta Rumi untuk Ali bin Abi Thalib (3): Jawaban Ali (1)

in Tokoh

Perbuatanku untuk Allah bukan didasarkan pada pendapat atau aturan belaka, melainkan melalui penglihatan, penalaran, dan perhitungan-Nya. Aku pergi untuk mengikat lengan bajuku ke ujung jubah Allah sebagai gantinya. Amirul Mukminin Menjawab, Menjelaskan Apa Alasan Dia Menjatuhkan Pedangnya dalam Situasi Seperti itu Dia berkata, “Aku menggunakan pedangku sesuai dengan rencana Allah, bukan dengan tubuhku tetapi melalui…

Teruskan Membaca