Mozaik Peradaban Islam

Tokoh

Negus (3): Raja yang Melindungi Kaum Muslimin

Pilihan hijrah kaum Muslimin awal ini bukan disebabkan karena tempat, tapi lebih karena penduduk yang menghuni tempat tersebut. Di Makkah, mereka mendapat tekanan dan penganiayaan dari penduduknya. Sedang di Habasyah, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Saw, adalah negeri yang benar, sebab “rajanya tidak mengizinkan seorang pun didzalimi di dalamnya. Tentang kaum Muslimin yang berhijrah ke Habasyah… Teruskan Membaca

Tokoh

Ibnu Jubair (5): Para Perampok Hijaz

Sejak jauh hari sebelum kelahiran Islam, jalan-jalan kuno ini telah dipenuhi oleh suku-suku lokal yang beringas, yang hanya memiliki harta benda dari hasil penjarahan para pelancong yang melintas. Segala sesuatunya bertambah buruk ketika Ibnu Jubair tiba di Arabia. Memang, bagian paling berisiko dari perjalanan Ibnu Jubair berada di Hijaz, yakni di sepanjang rute yang menghubungkan… Teruskan Membaca

Tokoh

Negus (2): Raja yang Melindungi Kaum Muslimin

Kaum Muslimin berangkat ke Habasyah secara bergelombang. Gelombang pertama yang pergi waktu itu sekitar 10 laki-laki dan 4 perempuan. Dalam rombongan ini terdapat tokoh-tokoh seperti Utsman bin Affan beserta istrinya Ruqayah binti Rasulullah Saw, dan Abu Salamah beserta Istrinya. Adapun Jakfar bin Abi Thalib yang kelak menjadi juru bicara kaum Muslimin di hadapan Negus, baru… Teruskan Membaca

Tokoh

Ibnu Jubair (4): Menuju Mesir

Turun di Aleksandria, Ibnu Jubair bertemu dengan kereta unta tentara Kristen yang dibawa ke penjara. Mereka bukan sembarang tentara, ini adalah pasukan Reynald de Chatillon, seorang tokoh legendaris dalam catatan sejarah Tentara Salib yang melakukan praktik khusus untuk menyerang para kafilah haji. Mari kita lanjutkan pemaparan dari Michael Wolfe tentang perjalanan Ibnu Jubair: Pilihan-pilihan berikut… Teruskan Membaca

Tokoh

Negus (1): Raja yang Melindungi Kaum Muslimin

“Rasulullah Saw bersabda: ‘Bagaimana kalau kalian berangkat ke negeri Habasyah, karena rajanya tidak mengizinkan seorang pun didzalimi di dalamnya, dan negeri tersebut adalah negeri yang benar, hingga Allah memberi jalan keluar bagi penderitaan yang kalian alami?’” Pengantar Dalam satu riwayat Ibnu Ishaq berkata bahwa Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam berkata bahwa Ziyad bin Abdullah… Teruskan Membaca

Tokoh

Ibnu Jubair (3): La Convivencia, Persatuan Yahudi, Kristen, dan Islam

Adalah suatu keanehan ketika suatu peradaban dapat hidup berdampingan dengan peradaban lainnya dan saling melengkapi. Namun Muslim Spanyol adalah contoh yang nyata. Di sana Yudaisme, Kristen, dan Islam hidup harmonis dalam waktu yang sangat lama. Mari kita lanjutkan kembali pemaparan dari Michael Wolfe tentang peradaban Muslim Spanyol: Selama tiga abad berikutnya (setelah kematian Abdurrahman I),… Teruskan Membaca

Tokoh

Ibnu Jubair (2): Asal-Usul Muslim Spanyol

Hanya dengan berlayar sehari dari pantai utara berbatu Maroko, di lembah Mediterania yang subur di Andalusia, para Muslim mendirikan perpaduan peradaban yang kelak akan menerangi Eropa selama delapan abad kemudian. Asal-usul kedatangan Muslim Spanyol dapat dilacak pada tahun-tahun terakhir abad ke-7 di sebuah wilayah Laut Mediterania Barat di mana daratan Eropa dan Afrika hampir bertemu.[1]… Teruskan Membaca

Tokoh

Ibnu Jubair (1): Rihlah Muslim Spanyol

Ibnu Jubair dilahirkan di Granada, Spanyol, pada 1145. Pada 1183 dia melakukan perjalanan ke Makkah. Buku perjalanannya kemudian menjadi model bagi perkembangan sastra populer Arab pada Abad Pertengahan. Sebelum masuk ke kisah Ibnu Jubair, penulis akan menjelaskan terlebih dahulu tentang sumber referensi utama yang digunakan dalam seri artikel kali ini. Referensi utama seri artikel ini… Teruskan Membaca

Sejarah

Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW (2): Kabilah Jurhum dan Asal-Usul Bangsa Arab

Setelah Hajar dan Ismail bertemu Jurhum di Makkah, leluhur bangsa Arab, Ismail tumbuh dewasa dan berbicara dengan Bahasa Arab, bahasa yang berbeda dengan bahasa bapaknya. Air zamzam terus memancar dari kaki Ismail. Burung-burung mencium aroma air dan berterbangan mengitari lembah sumber air baru itu.[1] Hal ini mengundang perhatian Kabilah Jurhum dari Bani Qahthan,[2] yang tinggal… Teruskan Membaca

Tokoh

Mushab bin Umair (14): Kesaksian Rasulullah

Rasulullah bersabda, “Ketika di Makkah dulu, tak seorangpun aku lihat yang lebih halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya daripada engkau. Tetapi sekarang ini, dengan rambutmu yang kusut masai, hanya ditutupi sehelai burdah.” Setelah perang berakhir, Rasulullah bersama para sahabat datang meninjau medan pertempuran untuk menyampaikan perpisahan kepada para syuhada. Di hadapan para syuhada yang terbunuh,… Teruskan Membaca

Pustaka

Kitab al-Aghani Karya Abul Faraj al-Asfahani (3): Pujian atas Hayat dan Karya

Aku belum pernah menyaksikan seseorang yang mampu menghafal syair-syair, berbagai informasi, ilmu sanad dan silsilah seperti Abul Faraj. Dia sangat menguasai bahasa, tata bahasa, metode, serta hikayat peperangan bangsa Arab. Oleh Khoirul Imam[1] Sebagai pembaca awam, penulis merasa tertarik lebih dalam untuk mengkaji kitab ini. Selain mengundang ketidaksetujuan sejumlah pemikir dan ulama, karya ini tak… Teruskan Membaca

Tokoh

Mushab bin Umair (13): Syahidnya al-Khair (2)

Setiap kali tangan Mushab putus, dia berkata, “Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, yang sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul.” Beberapa sejarawan sepakat bahwa kalimat ini kelak diabadikan di dalam Alquran. Sekarang mari kita simak penuturan dari saksi mata yang menyaksikan saat-saat terakhir Mushab bin Umair pada Perang Uhud. Ibnu Saad meriwayatkan: Dikisahkan kepada… Teruskan Membaca

Arsitektur

Zaha Hadid: Muslimah yang Menjadi Salah Satu Arsitek Terbesar di Era Kontemporer (5)

Zaha Hadid wafat mendadak oleh serangan jantung pada tahun 2016. Sebagai arsitek, dia dikenal sebagai sosok yang berhasil membawa imajinasi desain dunia ke arah baru yang lebih progresif, dan menjadi pioneer yang berkontribusi dalam membentuk kembali lanskap arsitektur dunia. Setelah berhasil naik ke papan atas arsitek dunia, sejumlah pesanan pun berdatangan ke kantor Zaha Hadid.… Teruskan Membaca

Sejarah

Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW (1): Kisah Perjuangan Hajar dan Ismail

Ibrahim dan keturunannya dijanjikan oleh Tuhan untuk menjadi nabi dan pemimpin bagi semua bangsa di dunia, melalui kedua puteranya, Ishak dan Ismail. Makkah telah berkembang pada abad-abad sebelum Islam menjadi salah satu kota metropolitan paling masyhur di dunia. Kota ini maju setidaknya karena dua alasan: sebagai rute karavan perdagangan dari Samudra Hindia hingga ke Mediterania… Teruskan Membaca

Tokoh

Mushab bin Umair (12): Syahidnya al-Khair (1)

Demi melindungi Rasulullah, Mushab al-Khair membentenginya dari serangan musuh. Tangan kanannya yang memegang bendera pasukan Muslim ditebas hingga putus. Bendera dia pindahkan ke tangan kiri, ditebasnya juga tangan itu. Hingga bendera itu ditelungkupkan di dada dan lehernya. Pada saat Perang Uhud berlangsung, pasukan Muslim yang jumlahnya lebih sedikit meraih keunggulan, mereka dapat mendesak pasukan Quraish… Teruskan Membaca

Tokoh

Mushab bin Umair (11): Pemanah pada Perang Uhud

Rasulullah berkata kepada pasukan pemanah, “Lindungilah punggung kami. Jika kalian melihat kami telah mengumpulkan harta rampasan perang, maka janganlah kalian turut bergabung bersama kami.” Setelah Perang Badar, pada tahun berikutnya (625 M/3 H) umat Islam terlibat perang untuk yang kedua kalinya dengan kaum Quraish Makkah. Perang ini disebut dengan Perang Uhud. Perang ini merupakan kelanjutan… Teruskan Membaca

Tokoh

Mushab bin Umair (10): Perang Badar

Umat Islam meraih kemenangan besar dalam perang ini. Salah satu tawanan perang dari pihak Quraish adalah saudara kandung Mushab bin Umair. Bagaimana reaksi Mushab melihat saudaranya sendiri? Dua tahun setelah peristiwa hijrah besar, umat Islam terlibat peperangan dengan kaum Quraish Makkah yang sebelumnya telah menindas Muslim. Ada banyak penafsiran terkait apa yang melatarbelakangi terjadinya perang… Teruskan Membaca

Tokoh

Mushab bin Umair (9): Orang yang Ditangisi Rasulullah

Di Madinah, Rasulullah melihat keadaan Mushab, dan lalu mata Rasulullah penuh dengan air mata, dan dia mulai menangis. Setelah peristiwa hijrah besar, umat Islam dan Nabi Muhammad SAW menetap di Yastrib, yang namanya kemudian menjadi Madinah. Dalam berbagai riwayat, banyak dikisahkan tentang kesulitan yang dialami oleh Muslim di sana pada masa-masa awal. Tidak terkecuali dengan… Teruskan Membaca

Tokoh

Mushab bin Umair (8): Al-Muqri

“Marilah kita pergi kepada Mushab dan beriman bersamanya! Kata orang-orang, kebenaran itu terpancar dari celah-celah giginya,” penduduk Yastrib berbondong-bondong masuk Islam sehingga hampir tidak ada rumah orang Anshar yang tidak memiliki Muslim di dalamnya. Dalam riwayat versi lainnya, sebagaimana disampaikan oleh Tabrani dan Abu Nuaim dalam Dala’ilun Nubuwwah, ketika Mushab bin Umair berbicara kepada orang-orang… Teruskan Membaca

Tokoh

Mushab bin Umair (7): Saad bin Muadz dan Bani Abdil Ashhal

Pemimpin Anshar berkata, “Demi Allah! Jika bukan karena hubungan antara kau dan aku, engkau tidak akan pernah berpikiran untuk melakukan hal ini. Engkau berani memperkenalkan ke daerah kami sesuatu yang kami benci!” Usaid kemudian mengambil tombaknya dan pergi ke tempat di mana Saad bin Muadz dan orang-orangnya duduk dalam sebuah pertemuan. Ketika Saad bin Muadz… Teruskan Membaca