Mozaik Peradaban Islam

Studi Islam

Memaknai Revolusi Imam Husein (10): Memaknai Asyura

“Terhadap masyarakat yang mencintai Husein namun membiarkannya pergi sendirian, penyair Arab, Farazdaq, mengungkapkan, ‘Hati mereka bersamamu, tetapi pedang mereka terhunus untuk membunuhmu’.” –O– Asyura adalah hari perlawanan suci Sayidina Husein, cucu Nabi Muhammad SAW, terhadap kekuasaan korup yang tumbuh di dalam tubuh umat. Drama sakral itu membawa begitu banyak renungan dan pelajaran. Ribuan buku dan… Teruskan Membaca

Monumental

Islam dan Perang Dunia I (9): Greenmantle, Sang Mahdi Palsu

“Untuk memecah belah Muslim, Inggris menciptakan karakter palsu yang menyerupai Mahdi, Imam akhir zaman.” –O– Perang Dunia I bukan sekedar perang Hard Power semata yang mengandalkan kekuatan militer, namun di baliknya, mereka juga menggunakan Soft Power seperti opini, perang psikologis, dan propaganda.[1] Dalam hal ini, ketika Jerman dan Ustmaniyah (Ottoman) memutuskan untuk beraliansi, dan lalu… Teruskan Membaca

Studi Islam

Memaknai Revolusi Imam Husein (9): Asyura

“Singgasana yang dibangun Umayyah dengan susah payah mulai runtuh dengan perlahan setelah mereka membantai keluarga Rasulullah dalam Asyura. Yang hak dan yang batil menjadi terang benderang. Setelahnya, Umayyah tidak pernah sama lagi. Sampai berakhirnya dinasti ini, pemberontakan tidak pernah kunjung padam.” –O– Asyura Hari itu, tanggal 10 Muharram 61 H, Sayidina Husein keluar dengan mengenakan… Teruskan Membaca

Tokoh

Noor Inayat Khan: Muslimah yang Menjadi Elit Mata-Mata Inggris di Perang Dunia II (1)

“Noor Inayat Khan adalah seorang muslimah keturunan India. Dia merupakan cicit dari Sultan Tipu  penguasa Muslim Mysore India abad ke-18. Ayahnya adalah musisi dan juga pendiri perkumpulan sufi di London. Pengaruh ayahnya sangat besar pada diri Noor Inayat. Sehingga dia memiliki keteguhan yang luar biasa, tapi secara bersamaan berjiwa halus, toleran dan sangat anti pada… Teruskan Membaca

Studi Islam

Memaknai Revolusi Imam Husein (8): Karbala

“Sesungguhnya aku tidak melihat kematian kecuali sebagai kebahagiaan dan kehidupan bersama orang zalim sebagai kenistaan.” ~Husein bin Ali –O– Di Mekkah, Sayidina Husein tak hentinya memperingatkan semua tokoh dan masyarakat Islam waktu itu tentang situasi yang demikian mengancam eksistensi Islam. Dia pun lugas menyatakan takkan pernah mungkin memberikan baiat kepada Yazid, yang diketahui umum sebagai… Teruskan Membaca

Monumental

Islam dan Perang Dunia I (8): Jihad dan Pan-Islamisme

“Sebelum Perang Dunia I pecah, Eropa dibayang-bayangi ketakutan akan Jihad dan Pan-Islamisme. Hingga muncul dua solusi: melawannya atau mengeksploitasinya?” –O– Jika di pihak Inggris terdapat tokoh intelijennya yang melegenda, yang dikenal dengan sebutan Lawrence of Arabia (nama aslinya Thomas Edward Lawrence), yang bahkan kisahnya sampai dibukukan dan difilmkan,[1] maka sedikit yang mengetahui, di pihak Jerman… Teruskan Membaca

Studi Islam

Memaknai Revolusi Imam Husein (7): Undangan dari Kufah

“Yazid tengah dalam upaya untuk memaksa semua pihak oposisi untuk berbaiat kepada dirinya. Sementara itu, Husein, cucu Nabi, justru mendapat ribuan surat undangan dari masyarakat Kufah yang memintanya untuk memimpin mereka. Dengan situasi seperti itu, kira-kira apa yang akan dilakukan Husein dan Yazid?” –O– Sekilas Tentang Peristiwa Asyura Para sejarawan Islam telah bersepakat tentang fakta… Teruskan Membaca

Monumental

Islam dan Perang Dunia I (7): Max von Oppenheim, Pencetus Jihad dari Jerman

“Terpengaruh Oppenheim, Wilhelm II, Kaisar Jerman, pada 1898 berkunjung ke Timur Tengah. Di depan makam Sultan Saladin dia berpidato dan menyatakan dirinya sebagai teman abadi bagi 300 juta Muslim di dunia.” –O– Jihad dalam Islam, baik itu berdasarkan al-Quran maupun Hadist, sebenarnya memiliki makna yang luas, namun dalam konteks Perang Dunia I, oleh orang-orang Eropa,… Teruskan Membaca

Studi Islam

Memaknai Revolusi Imam Husein (6): Wafatnya Hasan bin Ali

“Muawiyah berkata, ‘Ibnu Abbas, tahukah engkau Hasan sudah meninggal?’ Ibnu Abbas balik bertanya, ‘Untuk itu engkau bertakbir?’ Muawiyah menjawab dengan girang ‘Iya!’.” –O– Menurut catatan sejarah, orang pertama yang mengusulkan untuk mengangkat Yazid menjadi khalifah setelah Muawiyah adalah al-Mughira bin Syu’bah – sosok yang patut dicurigai sebagai dalang skenario pembunuhan Khalifah kedua. Hal ini terjadi… Teruskan Membaca

Sejarah

Pemberontakan Zanj (12): Anarki di Samara Berlanjut

“Ketika Zanj berhasil meraih kemenangan demi kemenangan, situasi anarki terus berlanjut di Samarra. Setelah sebelumnya al-Mu’tazz tewas secara tragis ditangan para budaknya, kali ini hal yang sama menimpa penerusnya yang bernama al-Muhtadi.” —Ο— Sebelum lebih jauh membahas mengenai pemberontakan Zanj, terlebih dahulu kita tinjau situasi yang juga berlangsung di Samarra selama masa pemberontakan tersebut. Mengingat… Teruskan Membaca

Studi Islam

Memaknai Revolusi Imam Husein (5): Dinasti Pertama Islam

“Setelah berdamai dengan Hasan, Muawiyah mendaulat dirinya sebagai Khalifah. Muawiyah kemudian menunjuk Yazid, putranya, sebagai penggantinya. Cetak biru sistem politik Islam kembali menjadi sistem ashobiyah, pertalian darah, dan kesukuan. Dinasti pertama dalam Islam telah berdiri.” –O– Tak kurang seperti ayahnya, Hasan bin Ali bin Abi Thalib memiliki kecermatan yang tinggi dalam membaca situasi dan corak… Teruskan Membaca

Monumental

Islam dan Perang Dunia I (6): Penindasan Bangsa Arab

“Cemal Pasha, salah satu Jenderal Ustmaniyah, menggantung tokoh-tokoh Arab yang dia curigai sebagai pengkhianat di depan keramaian. Momentum ini dianggap sebagai cikal bakal bangkitnya sentimen Arabisme di Timur Tengah.” –O– Perang menjadi ujian bagi hubungan Kesultanan Ustmaniyah (Ottoman) dengan rakyatnya yang bersuku bangsa Arab. Meskipun pada awalnya orang-orang Arab Ottoman sebagian besar mempertahankan kesetiaan tradisional… Teruskan Membaca

Studi Islam

Memaknai Revolusi Imam Husein (4): Puncak Perlawanan Kaum Oligarki Lama

“Jika di masa kekhalifahan sebelumnya isu gesekan antar kelas menguat, maka tidak pada masa Ali bin Abi Thalib, dia memulihkan kesetaraan, mengurangi ketegangan Arab dan non-Arab, serta menahan gerak laju oligarki Jahiliyah yang mencoba bercokol kembali.” –O– Setelah terbunuhnya Khalifah kedua di tangan non-Arab, maka jalan partai orde lama itu untuk mengukuhkan diri dalam struktur… Teruskan Membaca

Arsitektur

Muhammad Ridwan Kamil (3): Masjid Jamie Darussalam

  Oleh Mi’raj Dodi Kurniawan[1] “Arsitektur Masjid Jamie Darussalam yang dirancang Muhammad Ridwan Kamil bukan hanya mungil dan indah serta tidak biasa, melainkan juga menjadi oase di tengah kebisingan Ibu Kota. Keindahan arsitektur masjid tanpa kubah dan berbentuk geometri segitiga sama sisi ini menonjol jika dipandangi di malam hari dan menjadi ciri khas masjid tersebut.”… Teruskan Membaca

Monumental

Islam dan Perang Dunia I (5): Kalah

“Kisah ini bukanlah kisah yang menyenangkan dalam sejarah Islam, karena Kekhalifahan Islam – Ustmaniyyah – mengalami kekalahan telak dan menyakitkan. Namun bagaimanapun sejarah ini, kendatipun kelam, adalah sesuatu yang harus dicermati dan dipelajari.” –O– Setelah Kesultanan Ustmaniyah (Ottoman) menerbitkan fatwa “Perang Suci” dalam Perang Dunia I, atau yang mereka sebut dengan cihad-ı ekber (Jihad Besar),[1]… Teruskan Membaca

Studi Islam

Memaknai Revolusi Imam Husein (3): Celah Kebangkitan Oligarki

“Sejak pembunuhan Umar bin Khattab, oligarki Quraisy menemukan skema ideal untuk membangun lebih jauh friksi kelas Arab dan non-Arab (yang lebih dikenal dengan istilah Ajam), kelas majikan dan budak, partai pemerintah dan partai oposisi, dan berbagai dikotomi lainnya.” –O– Berbeda dengan oligarki yang tumbang akibat suatu revolusi, amnesti Nabi terhadap anasir oligarki Mekkah tidak lantas… Teruskan Membaca

Arsitektur

Muhammad Ridwan Kamil (2): Masjid Al-Irsyad Satya

  Oleh Mi’raj Dodi Kurniawan[1] “Masjid Al-Irsyad Satya yang diarsiteki Muhammad Ridwan Kamil bukan hanya menyabet perhargaan bergengsi sebagai satu dari lima besar Building Of The Year 2010 versi National Frame Building Association kategori religious architecture, tetapi juga meraih Green Leadership Award dari BCI Asia. Masjid Al-Irsyad Satya didesain dengan arsitektur futuristik. Bentuk kubus sederhana… Teruskan Membaca

Studi Islam

Memaknai Revolusi Imam Husein (2): Oligarki Jahiliah Vs Egalitarianisme Islam

“Orang perlu terlebih dahulu menilik kondisi-kondisi umum peradaban yang melatarinya. Situasi pada masa Sayidina Husein tidak lain merupakan episode yang berlangsung dalam rangkaian yang panjang. Ia tidak terjadi di ruang hampa sebagai kebetulan, melainkan merupakan bagian dari dinamika dan proses sosial-politik yang berkembang dalam masyarakat Islam sejak masa Rasulullah SAW.” –O– Beberapa Catatan Pendahuluan Sebelum… Teruskan Membaca

Arsitektur

Muhammad Ridwan Kamil (1): Masjid Merapi

  Oleh Mi’raj Dodi Kurniawan[1] “Selain mengarsiteki perumahan dan perkantoran juga kampus, arsitek lulusan ITB ini pun merancang pembangunan sejumlah masjid. Satu di antara sekian masjid yang dirancangnya adalah Masjid Merapi – sebutan populer bagi Masjid Baiturrahman di Dusun Kopeng, Merapi, Sleman, Yogyakarta. Masjid ini indah, kokoh, dan unik. Satu di antara sekian keunikannya adalah… Teruskan Membaca

Studi Islam

Memaknai Revolusi Imam Husein (1): Warisan Agung

“Jika ada sesuatu yang berharga dalam sejarah Islam, itu bukanlah perang, atau politik, atau sejumlah ekspansi yang brilian, atau penaklukan yang gemilang, atau bahkan jejeran karya intelektual para pendahulu kita.” –O– Pengantar Kaum Muslimin pada umumnya sudah tentu mengenal nama Husein bin Ali bin Abi Thalib. Cucu Nabi Muhammad Saw dari putri semata wayangnya, Fathimah… Teruskan Membaca