Mozaik Peradaban Islam

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (22): Al-Mahdi (1)

Bila Al-Manshur berhasil mengukuhkan legitimasi kekuasaan Bani Abbas, maka Al-Mahdi berhasil menegakkan marwah kekhalifahannya sedemikian rupa. Sedemikian sehingga titel khalifah bergeser, dari semula sebagai khalifah penerus Rasul, kini menjadi Khalifatullah fil Ardh. Khalifah Allah di muka bumi, seolah menjadi bayang-bayang kekuasaan Allah di bumi. Namanya adalah Muhammad bin Abdullah (Al-Manshur) bin Muhammad bin Ali bin… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (38): Menyerang Jurchen Jin (4)

Pasukan Mongol menciptakan kerusuhan di pedesaan-pedesaan yang berada di sekeliling kota dan dengan cepat menghilang. Mereka baru muncul kembali hanya ketika kota tersebut telah merasa aman. Genghis Khan hendak menciptakan teror. Terlepas dari segala kekurangan pasukan Mongol – bertempur di tanah asing dan prajurit mereka kalah jumlah dibanding musuh, Genghis Khan memiliki kelebihan yang tidak… Teruskan Membaca

Sejarah

Kesultanan Malaka (9): Mahmud Syah dan Era Kolonialisme Bangsa Eropa (1)

Di era pemerintahan Sultan Mahmud Syah, Malaka layaknya jantung kehidupan ekonomi, sosial dan politik di kepulauan Nusantara. Ia memompa peredaran ilmu, agama, budaya, hingga komoditi. Sehingga gugusan pulau-pulau di nusantara ini hidup layaknya satu tubuh. Pada tahun 1488 M, Sultan Alauddin Riayat Syah wafat. Ketika itu usianya masih 30 tahun. Dia digantikan oleh putranya yang… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (37): Menyerang Jurchen Jin (3)

Pasukan Mongol tidak berbaris rapi sebagaimana militer-militer lainnya. Mereka bergerak dengan menyebar. Persoalannya, dengan bentuk seperti ini dan seluruhnya buta huruf, bahkan perwiranya, bagaimana mereka berkomunikasi? Namun mereka memiliki cara yang jitu. Tentara tradisional lain biasanya bergerak bersama dalam barisan panjang yang besar dan rapi. Sementara itu, persediaan makanan mereka yang besar mengikuti di belakang… Teruskan Membaca

Tokoh

Pengilmuan Islam dan Integrasi Ilmu dengan Etika: Gagasan Kuntowijoyo (1)

Awalnya Islam dianggap sebagai mitos, lalu sebagai ideologi, dan terakhir sebagai ilmu. Oleh Zainal Abidin Bagir[1] Secara garis besar, ada dua gagasan utama Kunto yang dibahas di sini: pengilmuan Islam dan integrasi ilmu dengan etika. Meskipun di tulisan-tulisan awalnya (80-an dan awal 90-an) dia tampak bersimpati pada gerakan islamisasi ilmu, belakangan ia membedakan gagasannya tentang… Teruskan Membaca

Sejarah

Kesultanan Malaka (8): Kontroversi Sosok Hang Tuah

Menurut hasil analisis DNA, Hang Tuah, bukan berdarah Melayu, melainkan China. Lagi pula kata “Hang”, yang mengawali nama Hang Tuah dan teman-temannya, bukan nama khas masyarakat Melayu. Tapi lebih terdengar seperti nama marga di China. Dugaan sementara, seperti Cheng Ho, dia dan teman-temannya adalah prajurit Muslim yang dikirim untuk membantu mengamankan Malaka Dalam sejarah Kesultanan… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (36): Menyerang Jurchen Jin (2)

Marco Polo memberi kesaksian, ketika prajurit Mongol sudah tidak punya makanan, “Mereka menyayat pembuluh darah kuda, meminum sedikit darahnya dan menutupnya kembali.” Pada awal abad ketiga belas, China terbelah dalam beberapa kekaisaran (Jurchen Jin di utara dan Song di selatan) dan melemah. Ia diumpakan, “Seperti seorang wanita tua, tenggelam dalam lamunan, mengenakan pakaian yang terlalu… Teruskan Membaca

Tasawuf

Diskursus Sufi (4): Syariat Menurut Para Sufi

Bagi sufi sejati, syariat adalah thariqah yang sesungguhnya. Untuk mencapai haqiqah atau hakikat, unsur keseimbangan antara cinta dan amarah, benci dan sayang, derita dan senang yang terdapat dalam syariat tidak bisa ditinggalkan. Kehadiran Ilahi (Divine Presence) mempunyai dua sisi penampakan atau manifestasi; Jalal (keagungan) dan Jamal (keindahan). Sang Penyiksa, Pemarah, Pemberi ancaman, Pembalas, Penghancur, dan… Teruskan Membaca

Sejarah

Kesultanan Malaka (7): Sultan Alauddin Riayat Syah

Pada masa ini, Kesultanan Malaka masih menikmati masa keemasannya. Selain karena sultannya berwibawa, angkatan laut mereka demikian disegani. Nyaris seperti monopolis, sirkulasi perdagangan komoditi dari pulau Jawa dan pulau-pulau lain di Nusantara seperti tersentralisasi di Malaka. Eksistensi Malaka membuat lumpuh hampir semua pelabuhan di sepanjang pesisir timur pulau Sumatera. Sultan Mansur Syah wafat pada tahun… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (35): Menyerang Jurchen Jin (1)

Untuk pertama kalinya, bangsa Mongol melakukan penyerangan terhadap peradaban besar Tiongkok. Siapapun, termasuk Genghis Khan sendiri, tidak pernah tahu bahwa ini akan menjadi pembuka bagi penaklukan peradaban besar lainnya. Setelah penolakannya untuk menjadi negara bawahan Dinasti Jurchen Jin, atau dengan kata lain, ini adalah deklarasi perang, Genghis Khan kembali ke markasnya di Sungai Kherlen, dan… Teruskan Membaca

Pustaka

Kitab Al-Luma’ fi At-Tashawwuf karya Abu Nasr as-Sarraj (4): Bab 3, Klasifikasi Para Ahli Fiqih

Tingkatan para ahli fiqih sebenarnya mengungguli kelompok ahli hadis. – Syaikh Abu Nashr as-Sarraj BAB 3: Tentang Klasifikasi Para Ahli Fiqih dan Keunikan Metodologinya di antara Berbagai Disiplin Syaikh Abu Nashr as-Sarraj―semoga Allah merahmatinya―berkata: Adapun tingkatan para ahli fiqih sebenarnya mengungguli kelompok ahli hadis. Dua kelompok ini secara umum setara dalam nilai penting disiplin dan… Teruskan Membaca

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (21): Abdullah Abu Ja’far (Al-Manshur) (6)

Jika ada satu hal yang sangat monumental dilakukan oleh Al-Manshur selama masa pemerintahannya, itu adalah Kota Baghdad. Menurut Eammon Gaeron, berdirinya Kota Baghdad menandai salah satu titik balik dalam sejarah peradaban Islam. Setelah berhasil mengukuhkan legitimasinya di tengah kaum Muslimin, kini Al-Manshur mulai bisa bermimpi lebih jauh tentang cara melestarikan eksistensi Dinasti Abbasiyah. Salah satu… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (34): Dinasti Jurchen Jin

Dibanding Dinasti raksasa Jurchen Jin dari China, bangsa Mongol tidak ada apa-apanya. Utusan Jurchen datang menuntut kesetiaan Genghis Khan kepada mereka. Dia kemudian malah meludah dan menghina mereka. Sebuah deklarasi perang. Pada tahun 1210, atau Tahun Kuda, ketika usia Genghis Khan mencapai 48 tahun, dan negara barunya sudah berdiri selama empat tahun, sebuah rombongan delegasi… Teruskan Membaca

Tasawuf

Diskursus Sufi (3): Tasawuf sebagai Penghayatan atas Kehambaan

Puncak tasawuf sebenarnya adalah realisasi (tahaqquq) dan penghayatan terhadap kehambaan kepada Allah. Dalam mencapai kehambaan itu, sebagian sufi (seperti Al-Ghazali) menekankan ketakutan, sementara sebagian lain (seperti Jalaluddin Rumi) menekankan kecintaan. Salah satu persoalan yang senantiasa menghantui pikiran dan perasaan manusia adalah tujuan penciptaan alam semesta, terutama tujuan penciptaan manusia. Persoalan inilah yang melahirkan filsafat dan… Teruskan Membaca

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (20): Abdullah Abu Ja’far (Al-Manshur) (5)

Setelah menyingkirkan semua pesaingnya, Al-Manshur mulai fokus menundukan wilayah-wilayah di sekitarnya, serta menyatukan kembali dunia Islam ke dalam satu sistem kepemimpinan. Dan untuk melestarikan kekuasaannya, dia mencopot Isa bin Musa dari posisi sebagai putra mahkota, serta menggantinya dengan putranya yang bernama Al-Mahdi. Setelah berhasil membunuh Abu Muslim, dan menghabisi keturunan Ali bin Abi Thalib, Al-Manshur… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (33): Bergabungnya Suku Uighur

Uighur Khan menyatakan kesetiaannya kepada Genghis Khan. Sebagai imbalan, dia diberi putri Genghis Khan untuk dinikahi. Inilah untuk pertama kalinya suku-bangsa non-nomaden bergabung dengan Kekaisaran Mongol. Dalam usaha untuk menyambung tali kekerabatan dengan suku Siberia dan Uighur, Genghis Khan tidak hanya melakukannya antara keluarganya dengan keluarga penguasa saja – dengan menikahkan anggota keluarganya. Dia menerima… Teruskan Membaca

Sejarah

Dinasti Abbasiyah (19): Abdullah Abu Ja’far (Al-Manshur) (4)

Imam As-Suyuthi menyatakan, “Al-Manshur adalah orang pertama yang memicu fitnah antara golongan Abbasiyah dan Alawiyah, padahal sebelumnya mereka hidup dengan rukun. Al-Manshur telah menyiksa sejumlah besar ulama yang menyertai Muhammad dan Ibrahim dalam pemberontakannya. Sebagian di antara mereka ada yang dibunuh dan ada yang di siksa, di antaranya Abu Hanifah (pendiri Mahzab Hanafi), Abdul Hamid… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (32): Shaman Terkuat

Bangsa Mongol melihat shaman dalam posisi yang sangat tinggi, mereka adalah orang-orang yang mewakili suara ilahi. Sampai saat ini Genghis Khan masih dianggap shaman terkuat karena pada masanya dia membunuh shaman terkuat dengan mematahkan tulang belakangnya. Shaman Terkuat Setelah Temujin diangkat menjadi Genghis Khan, padang rumput Mongolia selama enam tahun berikutnya mengalami periode yang damai.… Teruskan Membaca

Tasawuf

Diskursus Sufi (2): Pengantar (2)

Dalam literatur sufi, Tuhan adalah puncak kesempurnaan. Semua yang sempurna dalam maknanya yang paling mutlak dan tak terbatas adalah esensi Tuhan. Manusia, di sisi lain, adalah replika Tuhan. Raison d’atre penciptaannya tak lain ialah menjadi manusia paripurna (insan kamil). “Quantum Being” Pada paruh kedua abad 20, sejumlah pemikir Barat seperti Max Planck, Paul Dirac, Louis… Teruskan Membaca

Sejarah

Bangsa Mongol dan Dunia Islam (31): Kekaisaran Mongol (4)

Genghis Khan mengembangkan metode komunikasi yang rumit menggunakan sinyal-sinyal. Kelak, ini akan menjadi kunci bagi ekspansi Mongol lainnya, sebab musuh tidak dapat memahami pergerakan pasukan Mongol. Hierarki Militer Seluruh anggota Tumen (divisi yang memiliki anggota 10.000 prajurit)  milik Genghis Khan berperan seperti seorang kakak laki-laki tertua dalam sebuah keluarga. Oleh karena itu, posisi mereka lebih… Teruskan Membaca